Eksposisi
Surat Yohanes yang Pertama
oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.
Tentang 1Yoh 2:1-2 William Barclay berkata: “there are hardly any other
two in the New Testament which so succinctly set out the work of Christ” (= hampir tidak ada 2 ayat lain dalam Perjanjian Baru yang
secara begitu ringkas mengemukakan pekerjaan Kristus) - hal 35.
1) Yesus adalah pendamaian untuk dosa kita
(ay 2).
Ay 2:
‘pendamaian’.
NIV: ‘the atoning sacrifice’ (= korban yang menebus).
KJV: ‘the propitiation’ (= penebusan).
RSV/NASB: ‘the expiation’ (= penebusan).
Herschel H. Hobbs: “The word for ‘propitiation’ (HILASMOS) is
found in the New Testament only here and in 1John 4:10; the verb form is used
in Luke 18:13 and Hebrews 2:17. Both the noun and verb forms are used in the
Greek translation of the Old Testament to denote a ‘covering’ and
‘to cover’ respectively” [= Kata untuk ‘propitiation / pendamaian’
(HILASMOS) didapatkan dalam Perjanjian Baru hanya di sini dan dalam 1Yoh 4:10;
bentuk kata kerjanya digunakan dalam Luk 18:13 dan Ibr 2:17. Bentuk kata benda
dan kata kerjanya digunakan dalam terjemahan bahasa Yunani dari Perjanjian Lama
untuk menunjuk pada suatu ‘penutupan’ dan ‘menutupi’] - hal 40-41.
Herschel H. Hobbs: “Rather than to see ‘propitiation’ as an
appeasing of God’s wrath, which is an idea foreign to the New Testament,
we may see it as the grounds upon which a holy, righteous, and loving God may
forgive sin” (= Dari pada melihat
‘pendamaian’ sebagai penenangan / peredaan murka Allah, yang
merupakan suatu gagasan yang asing dalam Perjanjian Baru, kita bisa melihatnya
sebagai dasar di atas mana Allah yang suci, benar, dan kasih, bisa mengampuni
dosa) - hal
41.
Saya tidak mengerti mengapa ia menolak propitiation
sebagai pereda murka Allah, dan menganggapnya sebagai ajaran yang asing dalam
Perjanjian Baru. Bandingkan dengan kata-kata John Murray di
bawah ini.
John Murray: “what does propitiation mean? In the Hebrew of the Old
Testament it is expressed by a word which means to ‘cover.’
... Vengeance is the reaction of the holiness of God to sin, and the
covering is that which provides for the removal of divine displeasure which the
sin evokes. ... Propitiation presupposes the wrath and displeasure of God, and
the purpose of propitiation is the removal of this displeasure” (= apa arti propitiation? Dalam Perjanjian Lama berbahasa
Ibrani itu dinyatakan dengan suatu kata yang berarti ‘menutupi’.
... Pembalasan adalah reaksi dari kesucian Allah terhadap dosa, dan
‘penutupan’ adalah hal yang menyediakan penghapusan ketidaksenangan
ilahi yang ditimbulkan oleh dosa. ... Propitiation
mensyaratkan adanya murka dan ketidaksenangan Allah, dan tujuan dari propitiation adalah penghapusan
ketidaksenangan ini) - hal 30.
John Murray: “Propitiation places in the focus of attention the wrath
of God and the divine provision for the removal of that wrath” (= Propitiation
memusatkan perhatian pada murka Allah dan penyediaan ilahi untuk penghapusan
murka itu) -
hal 33.
Tetapi perlu
diwaspadai untuk tidak beranggapan bahwa propitiation
itu menyebabkan Allah berubah dari murka menjadi kasih. Allah dari dahulu sudah
kasih, kalau tidak Ia tidak akan menyediakan propitiation itu!
John Murray: “It is false to suppose that the doctrine of propitiation
regards propitiation as that which causes or constrains the divine love. ... propitiation is not a turning of the wrath of God into love.
The propitiation of the divine wrath, effected in the expiatory work of Christ,
is the provision of God’s eternal and unchangeable love, so that through
the propitiation of his own wrath that love may realize its purpose in a way
that is consonant with and to the glory of the dictates of his holiness. It one thing to say that the wrathful God is made loving.
That would be entirely false. It is another thing to say the wrathful God is loving. That is profoundly true” (= Adalah salah untuk beranggapan bahwa doktrin propitiation menganggap propitiation sebagai hal yang
menyebabkan atau memaksa / mendesak kasih ilahi. ... Propitiation bukanlah
suatu pembalikan murka Allah menjadi kasih. Propitiation dari murka ilahi, dijalankan dalam pekerjaan penebusan
Kristus, adalah penyediaan dari kasih Allah yang kekal dan tak berubah,
sehingga melalui propitiation dari
murkaNya sendiri sehingga kasih bisa mewujudkan tujuannya dengan cara yang
sesuai dengan dan bagi kemuliaan dari ketentuan kesucianNya. Mengatakan
bahwa Allah yang murka dibuat menjadi kasih adalah salah. Ini berbeda
dengan mengatakan bahwa Allah yang murka itu mengasihi, yang adalah sesuatu
yang benar) -
hal 31.
Kesucian Allah membuatNya
murka terhadap manusia berdosa, dan keadilanNya membuat Ia
harus menghukum manusia yang berdosa itu.
Jangan menganggap aneh bahwa
Allah bisa murka tetapi pada saat yang sama tetap
mengasihi. Ini juga bisa terjadi pada diri saudara, misalnya
pada waktu menghadapi anak saudara yang nakal. Saudara
marah kepada anak itu, tetapi saudara tetap mengasihinya. Lalu mengapa ini tidak bisa terjadi pada diri Allah?
Andaikata Allah itu hanya suci
tetapi tidak kasih, maka Ia akan membuang semua orang
ke dalam neraka. Tidak ada penebusan ataupun pengampunan.
Sebaliknya, andaikata Allah itu hanya kasih tetapi tidak suci, Ia akan mengampuni semua orang berdosa dan memasukkan mereka
begitu saja ke surga, tanpa penebusan. Tetapi karena dalam faktanya Allah itu
suci dan kasih, maka Ia memberikan penebusan, dan
hanya mengampuni berdasarkan penebusan itu. Karena itu hanya
orang yang percaya kepada Yesus saja yang diampuni dan dimasukkan ke surga,
sedangkan lainnya dihukum selama-lamanya dalam neraka.
Charles Haddon Spurgeon: “Our eternal hopes are built on the justice and the faithfulness
of God, which are clear and cloudless as the sapphire. We are not saved by a
compromise, by mercy defeating justice, or law suspending its operations; no,
we defy the eagle’s eye to detect a flaw in the groundwork of our
confidence - our foundation is of sapphire and will endure the fire” (= Harapan kekal kita dibangun pada keadilan dan kesetiaan
Allah, yang bersih dan tak berawan seperti safir / batu nilam. Kita tidak
diselamatkan oleh suatu kompromi, oleh belas kasihan yang mengalahkan keadilan,
atau hukum yang dicabut / disingkirkan pemberlakuannya; tidak, kita menantang /
tahan menghadapi mata rajawali untuk mendeteksi suatu cacat dalam dasar dari
keyakinan kita - fondasi kita adalah dari safir / batu nilam dan akan bertahan
terhadap api)
- ‘Morning and Evening’,
December 15, evening.
Catatan: ini ia
katakan untuk mengomentari Yes 54:11 - ‘dasar-dasarmu
dari batu nilam’.
2) Karena adanya penebusan / pendamaian Yesus Kristus ini maka:
a) Keselamatan itu cuma-cuma.
Ro 3:23-24
- “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia Allah telah dibenarkan dengan
cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.
Apa artinya ‘dengan
cuma-cuma’? Artinya kita mendapatkan keselamatan /
pembenaran itu bukan dengan usaha kita berbuat baik / mentaati Tuhan / membuang
dosa, tetapi hanya dengan iman kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
kita. Ini terlihat dari ayat-ayat di bawah ini.
·
Ro 3:27-28 - “Jika demikian, apa dasarnya
untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan
iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena
ia mela-kukan hukum Taurat”.
·
Gal 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak
seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya
oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.
·
Gal 2:21b - “... sekiranya ada kebenaran
oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
·
Ef 2:8-9 - “Sebab karena kasih karunia
kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Untuk
saudara yang belum percaya kepada Kristus, cepatlah datang dan percaya kepada
Kristus. Untuk saudara yang sudah percaya, jangan takut memberitakan bahwa
keselamatan itu cuma-cuma dan didapatkan hanya dengan iman kepada Yesus.
Calvin: “He then joins together two parts of the gospel, which
unreasonable men separate, and thus lacerate and mutilate. Besides, the
doctrine of grace has always been calumniated by the ungodly. When the
expiation of sins by Christ is set forth, they boastingly say that a license is
given to sin. ... He is not, however, silent as to the gratuitous remission of
sins; for though heaven should fall and all things be confounded, yet this part
of truth ought never to be omitted; but, on the contrary, what Christ is ought
to be preached clearly and distinctly. ... whenever it
happens that men wantonly abuse the mercy of God, there are many snarlish men
who load us with calumny, as though we gave loose reins to vices. We ought
still boldly to go and proclaim the grace of Christ, in which consists the
whole salvation of men. These barkings of the ungodly ought, I repeat it, to be
wholly disregarded; for we see that the apostles were also by these barkings
assailed” (= Ia lalu menggabungkan 2 bagian
dari injil, yang oleh orang-orang yang tidak rasional dipisahkan, dan dengan
demikian mengkoyak dan merusak. Disamping itu, doktrin tentang kasih karunia
selalu difitnah oleh orang-orang jahat. Pada waktu penebusan dosa oleh Kristus
dinyatakan, mereka dengan bangga berkata bahwa diberikan ijin untuk berbuat
dosa. ... Tetapi ia tidak diam berkenaan dengan
pengampunan dosa yang bersifat cuma-cuma; karena sekalipun surga runtuh dan
segala sesuatu menjadi kacau, tetapi bagian injil ini tidak pernah boleh
dihapuskan; tetapi sebaliknya, apa adanya Kristus harus dikhotbahkan dengan
jelas. ... kapanpun terjadi bahwa orang-orang
secara tak beralasan / ceroboh menyalahgunakan belas kasihan Allah, ada banyak
orang yang kacau pikirannya yang membebani kami dengan fitnah, seakan-akan kami
memberi kebebasan untuk berbuat jahat. Kita harus tetap dengan berani pergi dan
memberitakan kasih karunia Kristus, di dalam mana terdapat seluruh keselamatan
manusia. Gonggongan dari orang-orang jahat ini harus, saya ulangi, diabaikan
sepenuhnya; karena kita melihat bahwa rasul-rasul juga diserang oleh
gonggongan-gonggongan ini) - hal 170.
b) Setiap kali kita jatuh ke dalam dosa,
selalu ada pengampunan (ay 1).
1. Kita memang tidak boleh berbuat dosa (ay
1a), dan ketaatan merupakan bukti iman (ay 3-6 bdk. Yak 2:17,26).
Calvin: “But we are not hence to conclude that faith recumbs on
works; for though every one receives a testimony to his faith from his works,
yet it does not follow that it is founded on them, since they are added as an
evidence” (= Tetapi kami tidak menyimpulkan
bahwa iman bersandar pada perbuatan baik; karena sekalipun setiap orang
mendapatkan kesaksian bagi imannya dari perbuatan baiknya, tetapi itu tidak
berarti bahwa iman didirikan di atas perbuatan baik, karena perbuatan baik itu
ditambahkan sebagai bukti) - hal 175.
Illustrasi:
Sakit ® obat ® sembuh ® kerja / olah raga.
Dosa ® iman ® selamat ® berbuat baik / taat.
Beberapa komentar tentang
keharusan taat dalam ay 3-6:
William Barclay: “union with Christ necessarily involves imitation of
Christ” (= kesatuan dengan Kristus harus /
pasti melibatkan peniruan / peneladanan terhadap Kristus) - hal 35.
William Barclay: “The God who revealed himself was a holy God and his
holiness brought the obligation to his worshipper to be holy” (= Allah yang menyatakan diriNya sendiri adalah Allah yang suci
dan kesucianNya membawa kewajiban kepada penyembahNya untuk menjadi suci) - hal 43.
William Barclay kutip C. H.
Dodd: “To know God is to experience
his love in Christ, and to return that love in obedience” (= Mengenal Allah adalah mengalami kasihNya dalam Kristus, dan
membalas kasih itu dengan ketaatan) - hal 43.
William Barclay: “Christianity is the religion which offers the greatest
privilege and brings with it the greatest obligation. Intellectual effort and
emotional experience are not neglected - far from it - but they must combine to
issue in moral action” (= Kekristenan adalah agama yang
menawarkan / memberikan hak terbesar dan membawa dengan itu kewajiban terbesar.
Usaha intelektual dan pengalaman emosional tidak diabaikan - jauh dari itu -
tetapi mereka harus bergabung untuk mengeluarkan tindakan moral) - hal 43.
Tentang ay 5 Calvin berkata:
“If any one objects and says,
that no one has ever been found who loved God thus perfectly; to this I reply,
that it is sufficient, provided every one aspired to this perfection according
to the measure of grace given unto him” (= Jika ada orang yang keberatan dan berkata bahwa tidak pernah
ditemukan adanya orang yang mengasihi Allah dengan begitu sempurna; terhadap
hal ini saya menjawab bahwa adalah cukup asalkan setiap orang menginginkan
kesempurnaan ini sesuai dengan ukuran kasih karunia yang diberikan kepadanya) - hal 176.
2. Tetapi bagaimanapun tidak ada orang bisa
taat secara sempurna (1Yoh 1:8,10). Kita pasti akan jatuh berulangkali ke dalam dosa. Dalam hal ini kita
tinggal minta ampun, dan kita (yang percaya kepada Kristus) pasti diampuni
karena:
·
pekerjaan pendamaian / penebusan Kristus (ay 2).
·
Yesus Kristus adalah ‘pengantara’ kita pada Bapa (ay
1b).
NIV: ‘one who speak to the Father in our defense’ (= seorang
yang berbicara kepada Bapa untuk membela kita).
KJV/RSV/NASB: ‘an advocate’ (= advokat /
pengacara).
*
Kata ‘pengantara’ dalam bahasa Yunani adalah
PARAKLETOS, yang muncul sebanyak 5 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Yoh
14:16,26
Yoh 15:26 Yoh 16:7 dan 1Yoh
2:1. Dalam keempat ayat yang pertama, kata ini digunakan oleh Yesus, sedangkan
dalam ayat yang terakhir kata ini digunakan oleh Yohanes.
*
Herschel H. Hobbs: “Note that Jesus’ use of the word refers to the Holy
Spirit, while John’s use refers to Jesus Christ. The two uses complement
each other.
*
Herschel H. Hobbs: “‘advocate’ carries a legal meaning” (= ‘advokat’ membawa arti hukum) - hal 40.
Jadi, pada waktu kita berbuat
dosa, Ia berfungsi sebagai Pengacara yang membela kita
di hadapan Bapa (bdk. Ro 8:34 Ibr 7:25).
*
Herschel H. Hobbs: “He also does not plead our innocence. Instead, His
redemption work is always before the Father on behalf of all believers in Jesus
Christ as Savior” (= Ia juga
tidak menyatakan ketidakbersalahan kita. Sebaliknya, pekerjaan penebusanNya
selalu ada di depan Bapa demi kepentingan semua orang
percaya dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat) - hal 40.
*
‘seorang pengantara / advokat pada
Bapa’ (ay 1 akhir).
Kata-kata ‘pada
Bapa’ dalam bahasa Yunaninya kembali menggunakan PROS TON PATERA, seperti
dalam 1:2 (diterjemahkan ‘bersama-sama dengan Bapa’), dan
·
keadilan Tuhan (akhir ay 2
bdk. 1Yoh 1:9).
NIV: ‘the Righteous One’ (= Orang benar).
KJV/RSV/NASB: ‘the righteous’ (= Orang
benar).
Charles Haddon Spurgeon: “Memory looks back on past sins with deep sorrow for the
sin, but yet with no dread of any penalty to come; for Christ has paid the debt
of His people to the last jot and tittle, and received the divine receipt; and
unless God can be so unjust as to demand double payment for one debt, no soul
for whom Jesus died as a substitute can ever be cast into hell. It seems to be
one of the very principles of our enlightened nature to believe that God is
just; we feel that it must be so, and this gives us our terror at first; but is
it not marvelous that this very same belief that God is just, becomes
afterwards the pillar of our confidence and peace! If God is just, I, a sinner
alone and without a substitute, must be punished; but Jesus stands in my stead
and is punished for me; and now, if God is just, I, a sinner, standing in
Christ, can never be punished” (= Ingatan melihat ke
belakang kepada dosa-dosa yang lalu dengan kesedihan yang dalam untuk dosa,
tetapi tanpa rasa takut terhadap hukuman yang akan datang; karena Kristus telah
membayar hutang umatNya sampai pada hal yang paling kecil / remeh, dan telah
menerima kwitansi ilahi; dan kecuali Allah itu bisa begitu tidak adil / benar
sehingga menuntut pembayaran dobel untuk satu hutang, tidak ada jiwa, untuk
siapa Yesus mati sebagai pengganti, bisa dicampakkan ke dalam neraka.
Kelihatannya merupakan satu prinsip dari diri kita yang sudah diterangi untuk
percaya bahwa Allah itu adil / benar; kita merasa bahwa haruslah demikian, dan
ini mula-mula memberikan kita rasa takut; tetapi tidakkah merupakan sesuatu
yang mengagumkan bahwa kepercayaan yang sama bahwa Allah itu adil / benar,
setelah itu lalu menjadi pilar / tonggak dari keyakinan dan damai kita! Jika
Allah itu adil / benar, saya, seorang yang berdosa, sendirian dan tanpa seorang
pengganti, harus dihukum; tetapi Yesus telah menggantikan saya dan dihukum
untuk saya; dan sekarang, jika Allah itu adil / benar, saya, seorang yang
berdosa, berdiri dalam Kristus, tidak pernah bisa dihukum) - ‘Morning and Evening’, September 25, morning.
Ay 2: “Dan Ia adalah pendamaian untuk
segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita
saja, tetapi juga untuk dosa seluruh
dunia”.
Ayat ini
menjadi ‘
A) Orang Arminian menafsirkan bahwa:
·
‘kita’ berarti ‘orang
percaya’.
·
‘dunia’ berarti
‘semua orang’.
William Barclay: “As John sees it, this work of Jesus was carried out not
only for us but for the whole world. There is in the New Testament a strong
line of thought in which the universality of the salvation of God is stressed.
God so loved the world that he sent his son (John 3:16). Jesus is confident
that, if he is lifted up, he will draw all men to him (John 12:32). God will
have all men to be saved (1Timothy 2:4). He would be a bold man who would set
limits to the grace and love of God or to the effectiveness of the work and
sacrifice of Jesus Christ” [= Sebagaimana
Yohanes melihatnya, pekerjaan Yesus ini diselesaikan bukan hanya untuk kita
tetapi untuk seluruh dunia. Dalam Perjanjian Baru ada garis
pemikiran yang kuat dalam mana keuniversalan dari keselamatan dari Allah
ditekankan. Allah begitu mengasihi dunia sehingga Ia
mengirimkan AnakNya (Yoh 3:16). Yesus yakin bahwa jika Ia
ditinggikan, Ia akan menarik semua orang kepadaNya (Yoh 12:32). Allah menginginkan supaya semua orang diselamatkan (1Tim 2:4).
Ia adalah seorang yang berani yang memberikan batasan
terhadap kasih karunia dan kasih Allah atau terhadap keefektifan dari pekerjaan
dan pengorbanan Yesus Kristus] - hal 40.
Ini bukan sekedar
Arminianisme, tetapi Universalisme!
B) Tetapi orang Calvinist / Reformed menafsirkan bahwa:
·
‘kita’ berarti ‘orang
percaya tertentu / lokal / Yahudi’.
·
‘dunia’ berarti
‘orang percaya di seluruh dunia / orang pilihan’.
Bdk.
Yoh 11:51-52 - “Hal
itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada
tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk
bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak
Allah yang tercerai-berai”.
Calvin: “Here a question may be raised, how have the sins of the
whole world been expiated? I pass by the dotages of the fanatics, who under
this pretence extend salvation to all the reprobate,
and therefore to Satan himself. Such a monstrous thing deserves no refutation. They who seek to avoid this absurdity, have said that Christ
suffered sufficiently for the whole world, but efficiently only for the elect.
This solution has commonly prevailed in the schools. Though then I allow that
what has been said is true, yet I deny that it is suitable to this passage; for
the design of John was no other than to make this benefit common to the whole
Church. Then under the word ‘all’ or whole, he does not include the
reprobate, but designates those who should believe as well as those who were
then scattered through various parts of the world” (= Di sini bisa ditanyakan, bagaimana dosa dari seluruh dunia
telah ditebus? Saya mengabaikan kebodohan dari orang-orang
fanatik, yang dengan alasan ini meluaskan keselamatan kepada semua orang
reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, dan karena itu kepada Setan
sendiri. Hal yang mengerikan seperti itu tidak layak
mendapatkan bantahan. Mereka yang berusaha untuk menghindari hal yang
menggelikan ini, telah berkata bahwa Kristus menderita secara cukup untuk
seluruh dunia, tetapi secara efisien hanya untuk orang pilihan. Penyelesaian / solusi ini telah berlaku secara umum di
sekolah-sekolah / aliran-aliran. Sekalipun saya mengakui bahwa apa yang telah dikatakan itu adalah benar, tetapi saya
menyangkal bahwa itu cocok untuk text ini; karena tujuan Yohanes tidak lain dari
membuat keuntungan / manfaat ini berlaku untuk seluruh Gereja. Jadi dalam kata
‘semua’ atau ‘seluruh’, ia tidak memasukkan orang-orang
reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, tetapi menunjuk mereka yang
percaya dan mereka yang pada saat itu tersebar di berbagai bagian dunia) - hal 173.
Apa dasarnya untuk mempercayai
pandangan Calvinisme / Reformed dan bukannya pandangan Arminian?
1) Dari 1Yoh 2:2 ini:
a) Surat Yohanes ditujukan kepada Yahudi
Kristen.
Ini terlihat dari:
·
Gal 2:9 - Yohanes adalah rasul untuk orang Yahudi.
·
1Yoh 2:7 - kata-kata ‘perintah lama’ tidak
memungkinkan
Karena itu kata
‘kita’ dalam 1Yoh 2:2 ini jelas menunjuk pada orang kristen tertentu, yaitu orang kristen Yahudi.
b) Tujuan Yohanes dalam bagian ini:
menghibur orang percaya pada saat mereka jatuh ke dalam dosa (1Yoh 2:1).
Jadi adalah aneh kalau ia tahu-tahu mengatakan bahwa Kristus mati untuk menebus
seluruh dunia (termasuk orang non kristen / bukan pilihan). Jauh lebih cocok
kalau ia berkata bahwa Kristus mati untuk semua orang
pilihan / percaya.
c) Sekarang kita membahas kata
‘pendamaian’ dalam 1Yoh 2:2.
NASB/KJV: ‘Propitiation’ (= Penebusan).
NIV: ‘Atoning sacrifice’ (= Korban yang menebus).
RSV: ‘Expiation’ (= Penebusan).
Kata Yunaninya adalah HILASMOS
(1Yoh 2:2 1Yoh
4:10).
HILASKOMAI, yaitu kata
kerjanya muncul dalam Ibr 2:17 dan Luk 18:13.
Akar katanya yaitu HILAO
berarti ‘to appease’ (=
menenangkan / memenuhi tuntutan), ‘to
pacify’ (= menenangkan), ‘to
reconcile / to conciliate’ (= mendamaikan).
Jadi, dalam kata HILASMOS
tercakup:
·
dosa ditebus / ditutup.
·
hukum dipenuhi tuntutannya.
·
orang berdosa diampuni.
·
Allah dipenuhi tuntutanNya, ditenangkan / diredakan murkaNya,
dan diperdamaikan dengan orang berdosa itu.
Kalau ini ditujukan kepada
‘setiap orang di dunia’ maka akan
menimbulkan Universalisme (ajaran yang mengatakan bahwa akhirnya semua orang
akan masuk surga), yang jelas ditolak oleh semua orang kristen yang alkitabiah
dan injili.
2) Dari hal-hal lain / ayat-ayat lain:
a) Ayat-ayat Kitab Suci seperti:
·
Mat 1:21 - untuk umatNya.
·
Mat 20:28 - banyak orang.
·
Yoh 10:11,15 - untuk domba-dombaNya.
Yesus berkata: ‘Aku
memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu’ (Yoh 10:15b). Tetapi
juga berkata kepada orang Farisi: kamu bukanlah dombaKu (Yoh 10:26). Jadi jelas Yesus tidak mati untuk orang Farisi itu.
·
Yoh 15:13 - menyerahkan nyawaNya untuk sahabat-sahabatNya.
·
Yoh 17:9,20 - hanya berdoa untuk
orang yang percaya atau yang akan percaya, yang jelas menunjuk kepada
orang-orang pilihan.
·
Kis 20:28 - untuk gereja.
·
Ro 8:32-35 - untuk orang-orang pilihan.
·
Ef 5:25-27 - untuk gereja.
b) Adanya Predestinasi tidak memungkinkan
Allah melakukan penebusan terhadap semua orang, karena memang bukan kehendak / RencanaNya
untuk menyelamatkan semua orang.
c) Kalau Kristus mati untuk semua orang,
maka hanya ada 2 kemungkinan:
·
Allah gagal mencapai tujuan / RencanaNya, karena dalam faktanya
nanti akan ada banyak orang yang masuk ke neraka.
·
Allah berhasil mencapai tujuanNya, dan ini menghasilkan
Universalisme (ajaran yang mengatakan bahwa akhirnya semua orang akan masuk surga).
Tidak ada orang kristen yang
alkitabiah / injili yang mau menerima yang manapun dari 2
kemungkinan tersebut di atas, karena yang pertama merupakan penghinaan terhadap
Allah seakan-akan Ia tidak mahakuasa, dan yang kedua jelas bertentangan dengan
Kitab Suci!
d) Kalau Kristus mati untuk semua orang,
maka orang yang tak percaya yang akhirnya masuk ke neraka, dosanya dihukum 2 x.
Ini tidak adil!
e) Sebelum Kristus mati menebus dosa, sudah
ada orang yang binasa dalam dosa mereka, dan jelas masuk ke neraka. Jadi jelas
bahwa Kristus tak mati untuk menebus dosa mereka.
Kristus mati
untuk semua orang pilihan. Tetapi di antara orang pilihan itu ada banyak
yang belum percaya. Kita mempunyai kewajiban untuk
memberitakan Injil kepada orang-orang itu, supaya mereka bisa diselamatkan.
Maukah saudara memberitakan Injil?
-AMIN-