Eksposisi
Surat Yohanes yang Pertama
oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.
Ay 1-3: “(1) Saudara-saudaraku yang
kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh
itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang
telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (2) Demikianlah kita mengenal Roh
Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang
sebagai manusia, berasal dari Allah, (3) dan setiap roh, yang tidak
mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh
antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan
sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia”.
1) Arti dari kata ‘Roh’ di sini.
Yang disebut
‘roh’ dalam text ini adalah ‘pengajar Firman Tuhan’. Ini tidak
berarti bahwa kata ‘roh’
(PNEUMA) memang mempunyai arti seperti itu. Kata ‘roh’ tidak berarti ‘pengajar’. Di sini kata ‘roh’
digunakan dalam arti ‘pengajar’
karena semua pengajar mengaku dipimpin oleh Roh Kudus.
Adam Clarke: “the term ‘spirit’
was used to express the man who pretended to be and teach under the
Spirit’s influence” (= istilah ‘roh’ digunakan untuk menyatakan orang
yang menganggap diri sebagai, dan mengajar, di bawah pengaruh Roh).
Jamieson,
Fausset & Brown: “‘Every
spirit’ - i. e., Every teacher claiming inspiration by THE HOLY
SPIRIT” (= ‘Setiap roh’ - yaitu, setiap pengajar
yang mengclaim pengilhaman oleh Roh Kudus).
Editor dari Calvin’s Commentary: “It appears that by
‘spirit’ throughout this passage, we are to understand a teacher
claiming, rightly or falsely, to be influenced by God’s Spirit. Not would
it be improper, but suitable to the context, to consider ‘the spirit of
God’ in this verse as meaning a teacher guided by God” (=
Kelihatannya kata ‘roh’ dalam sepanjang text ini harus dimengerti
sebagai claim dari seorang pengajar, secara benar atau salah, bahwa ia
diilhami oleh Roh Allah. Juga bukannya tidak benar, tetapi cocok dengan
kontext, untuk menganggap ‘Roh Allah’ dalam ayat ini (ay 2)
sebagai seorang pengajar yang dipimpin oleh Allah) - hal 232 (footnote).
Catatan: saya
berpendapat bahwa kata ‘ilham’
di sini tidak digunakan dalam arti tehnis, seperti pada waktu kita berkata
bahwa para penulis Kitab Suci diilhami oleh Roh Kudus. Jadi
di sini artinya hanya bahwa para pengajar itu mengaku dipimpin oleh Roh Kudus,
atau bahwa ajaran mereka berasal dari Roh Kudus.
Ayat lain dimana kata ‘roh’ juga mempunyai arti seperti itu adalah 1Kor 12:10
- “Kepada yang seorang Roh memberikan
kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia
untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia
memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu”.
‘Karunia
untuk membedakan bermacam-macam roh’ ini tidak menunjuk kepada karunia untuk melihat
setan, tetapi kepada karunia untuk membedakan pengajar yang benar dari nabi
palsu.
2) Harus menguji pengajar.
Ay 1a: “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah
percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari
Allah”.
Perintah
menguji seperti ini juga ditekankan oleh Paulus dalam 1Tes 5:21 - “Ujilah segala sesuatu dan
peganglah yang baik”.
Ini jelas
menunjukkan bahwa orang Kristen tidak boleh menerima seadanya ajaran tanpa
melakukan pemeriksaan apakah itu adalah ajaran benar atau sesat. Juga tak boleh menerima
seadanya orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan, tanpa memeriksa apakah ia betul-betul seorang hamba Tuhan atau nabi palsu.
A dan B
berseteru, dan C dan D berusaha melerai / mendamaikan. Pada waktu A ceritakan versinya,
C berkata: ‘Ya
kamu benar’.
Tetapi waktu B ceritakan versinya, yang bertentangan dengan versi A, C juga
berkata: ‘Ya kamu juga benar’. D mendengar semua itu dan berkata: ‘Cerita mereka bertentangan,
jadi tidak mungkin keduanya benar’. C menjawab: ‘Ya kamu juga benar’.
Kalau dalam
hal rohani saudara bersikap seperti C ini, maka saudara tidak mentaati
kata-kata Yohanes di sini, dan saudara pasti mudah disesatkan.
Ay 1a: “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah
percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal
dari Allah”.
Bdk.
Amsal 14:15 - “Orang
yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang
bijak memperhatikan langkahnya”.
John Stott (Tyndale): “There is an urgent need for
discernment among Christians. We are often too gullible, and exhibit a naive
readiness to credit messages and teachings which purport to come from the
spirit-world. There is such a thing, however, as a misguided charity and
tolerance towards false doctrine. Unbelief (‘believe not very
spirit’) can be as much a mark of spiritual maturity as belief. We need
to preserve the biblical balance, avoiding on the one hand the extreme
superstition which believes everything and on the other the extreme suspicion
which believes nothing” [= Di sini ada suatu kebutuhan yang mendesak untuk melakukan
pembedaan di antara orang-orang kristen. Kita sering terlalu
mudah tertipu, dan menunjukkan suatu kesediaan yang naif untuk menghargai
berita-berita dan ajaran-ajaran yang mengaku / mengclaim datang dari
dunia roh. Tetapi ada kasih / kemurahan hati dan
toleransi yang salah-jalan terhadap ajaran yang palsu. Ketidak-percayaan
(‘janganlah percaya akan setiap roh’) bisa merupakan suatu tanda
kematangan rohani, sama seperti kepercayaan. Kita
perlu untuk mempertahankan keseimbangan yang alkitabiah, menghindari di satu
sisi takhyul extrim yang mempercayai segala sesuatu, dan di sisi yang lain
kecurigaan extrim yang tidak mempercayai apapun] - hal 153.
3) Pengujian harus dilakukan dengan Firman Tuhan.
Dalam
melakukan pengujian, kita harus menggunakan Firman Tuhan, bukan pikiran /
logika atau perasaan kita. Memang pikiran harus digunakan, untuk mengerti apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan, dan untuk
membandingkannya dengan ajaran yang kita uji itu. Tetapi
kalau kita semata-mata menggunakan pikiran / logika, itu pasti salah.
Barnes’ Notes: “There were those in the early
Christian church who had the gift of ‘discerning spirits,’ ... but
it is not certain that the apostle refers here to any such supernatural power.
It is more probable, as he addresses this command to Christians in general,
that he refers to the ability of doing this by a comparison of the doctrines
which they professed to hold with what was revealed, and by the fruits of their
doctrines in their lives. ... It may be remarked, that it is just as proper and
as important now to examine the claims of all who profess to be teachers of
religion, as it was then. In a matter so momentous as
religion, and where there is so much at stake, it is important that all
pretensions of this kind should be subjected to a rigid examination. No one
should be received as a religious teacher without the clearest evidence that he
has come in accordance with the will of God, nor unless he inculcates the very
truth which God has revealed” [= Ada orang-orang dalam gereja Kristen mula-mula yang
mempunyai karunia ‘membedakan roh’ ... tetapi tidak pasti apakah
sang rasul menunjuk di sini kepada kuasa supranatural seperti itu. Karena ia
menujukan perintah ini kepada orang-orang kristen secara umum, adalah lebih
mungkin bahwa ia menunjuk kepada kemampuan untuk melakukan hal ini dengan suatu
perbandingan antara ajaran-ajaran yang mereka akui untuk dipercaya, dengan apa
yang dinyatakan (dalam
Firman Tuhan), dan
oleh buah-buah dari ajaran itu dalam kehidupan mereka. ... Bisa dikatakan bahwa
juga merupakan sesuatu yang benar dan penting pada saat ini untuk memeriksa claim
dari semua yang mengaku sebagai pengajar agama, seperti pada saat itu. Dalam
suatu persoalan yang begitu penting seperti agama, dan dimana di sana ada begitu banyak yang dipertaruhkan, adalah penting
bahwa semua claim jenis ini ditundukkan pada suatu pemeriksaan yang
keras / kaku. Tak seorangpun harus diterima sebagai seorang guru agama tanpa
bukti yang paling jelas bahwa ia telah datang sesuai
dengan kehendak Allah, atau kecuali ia mengajarkan kebenaran yang telah Allah
nyatakan].
Herschel H. Hobbs: “We are not to judge of doctrine by miracles, but miracles
by doctrine. A miracle enforcing what contradicts the teaching of Christ and
His apostles is not ‘of God’ and is no authority for
Christians” (= Kita tidak boleh menghakimi /
menilai ajaran dengan menggunakan mujijat, tetapi menghakimi / menilai mujijat
dengan menggunakan ajaran. Suatu mujijat yang melaksanakan apa
yang bertentangan dengan ajaran dari Kristus dan rasul-rasulNya bukan
‘dari Allah’ dan tidak mempunyai otoritas untuk orang-orang
kristen) -
hal 99.
Bdk. Ul 13:1-3 - “(1) Apabila di
tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan
kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang
dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah
lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah
engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu,
mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu”.
Jamieson,
Fausset & Brown: “Even an angel’s
message should be tested by the Word of God; much more men’s teachings,
however holy the teachers seem (Gal. 1:8).” [= Bahkan
berita / pesan dari seorang malaikat harus diuji dengan Firman Allah; apalagi
ajaran manusia, bagaimanapun kudusnya guru-guru itu kelihatannya (Gal 1:8)].
Gal 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu
begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah
memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan
Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang
bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun
kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu
injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah
dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali
lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda
dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah
dia”.
Teladan yang
baik bisa kita dapatkan dari orang-orang Kristen Berea yang bahkan menguji
ajaran Paulus, yang adalah seorang rasul, dengan menggunakan Firman Tuhan.
Kis 17:11 - “Orang-orang Yahudi di
Tetapi
bagaimana dengan orang yang tak mengerti Firman Tuhan? Calvin
mengatakan (hal 230-231) bahwa dari sini kita harus menyimpulkan bahwa setiap
orang percaya pasti diberi Roh kebijaksanaan / pembedaan yang dibutuhkan dalam
hal ini, asal mereka memintanya dari Tuhan. Tetapi Roh hanya akan membimbing mereka yang betul-betul tunduk kepada Firman
Tuhan.
Tetapi ini
tentu tak bisa diartikan bahwa orang Kristen tak perlu belajar Firman Tuhan. Mereka
harus belajar Firman Tuhan supaya bisa menggunakannya untuk mengechek apakah
seorang nabi asli atau palsu.
4) Banyak nabi-nabi palsu / pengajar-pengajar sesat.
a) Kitab Suci memberikan banyak peringatan
tentang nabi-nabi palsu.
·
Mat 7:15-23 - “(15) ‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka
adalah serigala yang buas. (16) Dari buahnyalah kamu akan
mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang
baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan
buah yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah
yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
(19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang
dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah
kamu akan mengenal mereka. (21) Bukan setiap orang
yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di
sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan
berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan
mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?
(23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu
sekalian pembuat kejahatan!’”.
·
Mark 13:22-23 - “(22) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi
palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan
tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan
orang-orang pilihan. (23) Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan
semuanya ini kepada kamu”.
·
Kis 20:28-30 - “(28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah
seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk
menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya
sendiri. (29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan
kawanan itu. (30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang,
yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang
benar dan supaya mengikut mereka”.
·
2Pet 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di
tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru
palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan,
bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan
jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka”.
b) Ay 1b merupakan
alasan mengapa orang Kristen harus menguji ‘roh’ / pengajar.
Ay 1b: “sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah
muncul dan pergi ke seluruh dunia”.
1. Banyak nabi palsu!
2. Mereka ini bukan akan
muncul, tetapi sudah muncul.
3. Mereka pergi keseluruh dunia.
Ini
menunjukkan kerajinan para nabi palsu dalam menyebarkan ajaran sesatnya. Saksi-Saksi
Yehuwa berulangkali membanggakan bahwa mereka sudah tersebar dalam 230 negara
atau lebih.
Tentang
banyaknya pelayanan Charles Taze Russell (pendiri Saksi Yehuwa) dalam sepanjang
hidupnya, seorang penulis internet mengatakan:
“By the time of his death,
Charles Taze Russell had travelled more than a million miles dan preached more
than 30,000 sermons. He had authored works totaling some 50,000 printed pages,
and nearly 20,000,000 copies of his books and booklets had been sold” (= Pada saat kematiannya, Charles
Taze Russell telah menempuh lebih dari satu juta mil dan mengkhotbahkan lebih
dari 30.000 khotbah. Ia telah mengarang sekitar 50.000 halaman cetak, dan
hampir 20 juta buku dan buku tipisnya telah terjual).
Karena itu
kita juga harus giat dan bersemangat dalam memberitakan kebenaran dan melawan
kesesatan.
5) Cara menguji pengajar.
Ay 2-3: “(2) Demikianlah kita
mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang
sebagai manusia, berasal dari Allah, (3) dan setiap roh, yang tidak mengaku
Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia
telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam
dunia”.
a) Ini
adalah cara khusus, untuk menghadapi pengajar sesat
yang khusus.
Di atas telah diberi cara
yang umum, yaitu menggunakan Firman Tuhan, dan membandingkan Firman Tuhan itu
dengan ajaran mereka. Tetapi di sini diberikan cara
yang khusus, karena Yohanes memaksudkannya untuk menghadapi pengajar-pengajar
sesat pada jamannya.
b) Pada saat itu memang ada beberapa ajaran
sesat yang menolak keilahian dan kemanusiaan Yesus, yang berusaha menyesatkan
orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus:
1. Gnosticism.
Gnosticism ini mengajarkan
sebagai berikut: Pada mulanya ada Allah dan matter
(= zat / bahan / materi). Matter ini
sudah ada sejak kekal, dan merupakan bahan mentah dari mana dunia / alam
semesta diciptakan. Matter itu cacat
dan tidak sempurna, sedangkan Allah itu adalah roh yang murni dan sempurna, dan
karena itu Allah tidak bisa menyentuh matter.
Karena itu, maka Allah tidak bisa menciptakan segala sesuatu.
Allah lalu mengeluarkan
serangkaian / serentetan emanations (=
emanasi / sesuatu yang keluar dari suatu sumber). Tiap
emanasi makin jauh dari Allah, dan makin sedikit tahu tentang Allah.
Sampai setengah jalan dari rangkaian emanasi itu, terdapat suatu emanasi yang sama sekali tidak kenal Allah. Selanjutnya
ada emanasi yang bukan hanya tidak kenal Allah, tetapi juga memusuhi
Allah. Pada akhir dari rangkaian emanasi itu, terdapat suatu emanasi
yang sama sekali tidak mengenal Allah, dan juga
memusuhi Allah secara total. Emanasi ini bisa menyentuh matter dan menciptakan alam
semesta.
Lalu ajaran ini mengatakan
bahwa emanasi itu adalah Yesus!
2. Cerinthus.
Cerinthus
mengajarkan bahwa Yesus adalah manusia biasa, anak Yusuf dan Maria. Tetapi pada
saat baptisan, Kristus turun kepada Yesus, tetapi lalu meninggalkan Yesus lagi,
sesaat sebelum penyaliban.
3. Docetism.
Ajaran ini
menganggap bahwa Yesus hanya kelihatannya saja adalah manusia, tetapi
sebetulnya bukan manusia.
c) Karena
itu Yohanes memberikan cara pengujian yang khusus,
yang ia berikan dalam ay 2-3 tadi. Ay 2 menyatakannya secara positif,
dan ay 3 secara negatif. Perhatikan bahwa rasul / Kitab Suci
bukan hanya mengajar secara positif, tetapi juga secara negatif.
Ay 2: “Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap
roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal
dari Allah”.
KJV: ‘Hereby
know ye the Spirit of God: Every spirit that confesseth that Jesus Christ is
come in the flesh is of God’ (= Dengan ini kamu tahu Roh
Allah: Setiap roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang dalam daging
adalah dari Allah).
1. Terjemahan yang lain.
John Stott memberikan
terjemahan lain yang menurutnya lebih benar, yaitu: ‘Every spirit that
confesses Jesus, as Christ has come in the flesh, is of God’ (=
Setiap roh yang mengaku Yesus, sebagai Kristus yang telah datang dalam daging,
adalah dari Allah).
Stott lebih setuju dengan ini,
karena ia berkata:
“it
was not until after the incarnation that He was called
‘Jesus’” (= baru setelah inkarnasi Ia disebut ‘Yesus’) - hal 156.
2. Perbandingan ay 2 ini dengan 2Yoh 7.
Ay 2: “Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap
roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia,
berasal dari Allah”.
2Yoh 7 - “Sebab banyak penyesat telah
muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah
datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus”. Ini salah terjemahan karena kata yang diterjemahkan ada dalam
bentuk present participle.
NIV: ‘Many
deceivers, who do not acknowledge Jesus Christ as coming in the flesh,
have gone out into the world. Any such person is the deceiver and the
antichrist’ (= Banyak penipu, yang tidak mengakui
Yesus Kristus sebagai datang dalam daging, telah keluar ke dalam dunia. Orang seperti itu adalah penipu dan antikristus).
John Stott (Tyndale): “The perfect tense
‘come’ (ELELUTHOTA) compared with the present tense in 2John 7
(ERCHOMENON), seems to emphasize that the flesh assumed by the Son of God in
the incarnation has become His permanent possession. Far from coming upon Jesus
at the baptism and leaving Him before the cross, the Christ actually came in
the flesh and has never laid it aside” [= Bentuk perfect tense
‘come’ (ELELUTHOTA) dibandingkan dengan bentuk present tense
dalam 2Yoh 7 (ERCHOMENON), kelihatannya menekankan bahwa daging yang diambil
oleh Anak Allah dalam inkarnasi telah menjadi milikNya secara permanen. Kristus
bukannya datang kepada Yesus pada baptisan dan meninggalkan Dia sebelum salib (ajaran Cerinthus), tetapi sungguh-sungguh datang dalam
daging dan tidak pernah meninggalkan daging itu] - hal 154.
3. Pengujian ini mencakup:
a. Keilahian Kristus.
b. Kemanusiaan Kristus.
c. Bahkan ada yang menganggap juga mencakup
tujuan kedatanganNya, yaitu penebusanNya.
John Stott (Tyndale): “The Person of Christ is
central. No system can be tolerated, however loud its claims or learned its
adherents, if it denies that Jesus is the Christ come in the flesh, that is, if
it denies either His eternal deity or His historical humanity. Its teachers are
false prophets and its origin is the spirit of antichrist” (= Pribadi dari Kristus adalah
sentral. Tidak ada sistim yang bisa ditoleransi, betapapun keras claimnya
atau terpelajarnya para pengikutnya, jika itu menyangkal bahwa Yesus adalah
Kristus yang datang dalam daging, yaitu, jika itu menyangkal atau keilahianNya
yang kekal atau kemanusiaanNya yang bersifat sejarah. Pengajar-pengajarnya
adalah nabi-nabi palsu dan asal usulnya adalah roh antikristus) - hal 155.
Calvin: “as Christ is the object at which
faith aims, so he is the stone at which all heretics stumble. ... when the Apostle says that Christ ‘came’, we
hence conclude that he was before with the Father; by which his eternal
divinity is proved. By saying that he came ‘in the flesh,’ he means
that by putting on flesh, he became a real man, of the same nature with us,
that he might become our brother, except that he was free from every sin and
corruption. And lastly, by saying that he came, the cause of his coming must be
noticed, for he was not sent by the Father for nothing. Hence on this depend
the office and merits of Christ” (= karena Kristus adalah obyek kepada mana iman
ditujukan, demikianlah Ia adalah batu pada mana semua orang-orang sesat
tersandung. ... pada waktu sang Rasul berkata bahwa Kristus
‘datang’, dari sini kita menyimpulkan bahwa tadinya Ia bersama
dengan Bapa; dengan mana keilahianNya yang kekal dibuktikan. Dengan mengatakan
bahwa Ia datang ‘dalam daging’, ia memaksudkan bahwa oleh pengenaan
daging, Ia menjadi manusia yang sungguh-sungguh, dengan hakekat yang sama
dengan kita, supaya Ia bisa menjadi saudara kita, kecuali bahwa Ia bebas dari
setiap dosa dan kerusakan. Dan terakhir, dengan mengatakan bahwa Ia datang, alasan kedatanganNya harus diperhatikan, karena
Ia bukannya diutus oleh Bapa tanpa tujuan apa-apa. Karena itu, pada hal ini
tergantung jabatan / tugas dan jasa dari Kristus) - hal 232.
Tentang Katolik, Calvin
berkata:
“though they confess Christ to
be God and man, yet they by no means retain the confession which the Apostle
requires, because they rob Christ of his own merit; for where free-will, merits
of works, fictitious modes of worship, satisfactions, the advocacy of saints,
are set up, how very little remains for Christ!” (= sekalipun mereka mengaku Kristus
sebagai Allah dan manusia, tetapi mereka sama sekali tidak mempertahankan
pengakuan yang dituntut oleh sang Rasul, karena mereka merampok Kristus dari
jasaNya sendiri; karena dimana kehendak-bebas, jasa dari perbuatan baik,
cara-cara khayalan dari ibadah, tindakan penebusan dosa, dukungan dari
orang-orang suci, ditegakkan, alangkah sedikitnya yang tersisa bagi Kristus!) - hal
232.
Jamieson,
Fausset & Brown: “‘Jesus Christ is
come in the flesh.’ - a twofold truth confessed:
that Jesus is the Christ; and that He is come (eleeluthota, perfect; not a mere past historical fact, but
present, and continuing in its blessed effects) in the flesh (‘invested
with flesh;’ not with a seeming humanity, as the Docetae afterward
taught). He therefore was previously something far above flesh. His flesh
implies His death for us; for only by assuming flesh could He die (as God He
could not, Heb. 2:9,16), and His death implies His LOVE for us (John
15:13)” [=
‘Yesus Kristus telah datang dalam daging’. - suatu kebenaran yang
berlipat dua diakui: bahwa Yesus adalah Kristus; dan bahwa Ia ‘telah
datang’ (eleeluthota, perfect;
bukan semata-mata suatu bentuk lampau yang bersifat historis, tetapi present
/ sekarang , dan berlangsung terus dalam akibat / hasilnya yang diberkati)
dalam daging (‘dipakaiani dengan daging’; bukan dengan apa yang kelihatannya
adalah manusia, seperti yang diajarkan Docetae setelahnya). Karena itu, sebelum
itu Ia merupakan sesuatu yang jauh di atas daging.
DagingNya secara tak langsung menunjuk kepada kematianNya untuk kita, karena
hanya dengan mengambil daging Ia bisa mati (sebagai
Barnes’ Notes: “the fact that there was a
real incarnation is essential to all just views of the atonement. If he was NOT
truly a man, if he did not literally shed his blood on the cross, of course all
that was done was in appearance only, and the whole system of redemption as
revealed was merely a splendid illusion. There is little danger that this
opinion will be held now, for those who depart from the doctrine laid down in
the New Testament in regard to the person and work of Christ, are more disposed
to embrace the opinion that he was a mere man; but still it is important that
the truth that he was truly incarnate should be held up constantly before the
mind, for in no other way can we obtain just views of the atonement” (= fakta bahwa di sana ada suatu
inkarnasi yang sungguh-sungguh merupakan sesuatu yang bersifat hakiki bagi
semua pandangan yang benar tentang penebusan.
John Stott (Tyndale): “By this confession is meant
not merely a recognition of His identity, but a profession of faith in Him
‘openly and boldly’ ... Even evil or unclean spirits recognized the
deity of Jesus during His ministry ... But though they knew Him, they did not
acknowledge or ‘confess’ Him” (= Yang dimaksudkan dengan
pengakuan ini bukanlah semata-mata suatu pengenalan tentang identitasNya,
tetapi suatu pengakuan iman kepadaNya ‘secara terbuka dan berani’
... Bahkan roh-roh jahat atau najis mengenali keilahian Yesus dalam sepanjang
pelayananNya. Tetapi sekalipun mereka mengenal Dia, mereka tidak mengakui atau
‘mengaku’ Dia) - hal 154.
Ini bukan
merupakan semua hal yang dibutuhkan untuk menganggap seseorang sebagai pengajar
yang benar.
Wycliffe Bible Commentary: “From this verse we are not to
suppose that this is the only test of orthodoxy, but it is a major one and it
was the most necessary one for the errors of John’s day” (= Dari ayat ini kita tidak boleh
menganggap bahwa ini adalah satu-satunya test tentang ke-orthodox-an, tetapi
ini merupakan suatu test yang besar dan ini adalah yang paling penting untuk
kesalahan-kesalahan pada jaman Yohanes).
Barnes’ Notes: “nor does it mean that the
acknowledgment of this truth was ALL which it was essential to be believed in
order that one might be recognised as a Christian; but it means that it was
ESSENTIAL that this truth should be admitted by everyone who truly came from
God”
(= juga itu tidak berarti bahwa pengakuan dari kebenaran ini adalah SEMUA
hal-hal yang bersifat hakiki yang harus dipercaya supaya seseorang bisa
dikenali sebagai seorang Kristen; tetapi itu berarti bahwa merupakan sesuatu
yang bersifat hakiki bahwa
kebenaran ini harus diakui oleh setiap orang yang sungguh-sungguh datang dari
Allah).
Kalau seseorang salah dalam
salah satu dari hal-hal ini, maka ia adalah orang
kristen KTP / pengajar sesat. Tetapi kalau seseorang benar dalam hal-hal ini,
belum tentu ia orang kristen yang sejati / pengajar
yang benar!
Barnes’ Notes: “‘Is of God.’ This
does not necessarily mean that everyone who confessed this was personally a
true Christian, for it is clear that a doctrine might be acknowledged to be
true, and yet that the heart might not be changed” (= ‘Adalah dari Allah’.
Ini tidak harus berarti bahwa setiap orang yang mengaku ini adalah seorang
Kristen yang sejati, karena adalah jelas bahwa suatu ajaran / doktrin bisa
diakui sebagai benar, tetapi bahwa hati tidak berubah).
Ay 3: “dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus,
tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu
dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia”.
Matthew Henry: “It was foreknown by God that
antichrists would arise, ... we have been forewarned that such opposition would
arise; ... the more we see the word of Christ fulfilled the more confirmed we
should be in the truth of it” (= Telah diketahui lebih dulu oleh Allah bahwa
antikristus-antikristus akan muncul, ... kita telah diperingati lebih dulu
bahwa oposisi seperti itu akan muncul; ... makin kita melihat firman Kristus
digenapi, makin kita harus diteguhkan dalam kebenaran darinya).
Barnes’ Notes: “‘And this is that
spirit of antichrist.’ This is one of the things which characterize
antichrist. John here refers not to an individual who should be known as
antichrist, but to a class of persons. This does not, however, forbid the idea
that there might be some one individual, or a succession of persons in the
church, to whom the name might be applied by way of eminence” (= ‘Dan ini adalah roh
antikristus’. Ini adalah satu dari hal-hal yang menjadi
karakteristik dari antikristus. Di sini Yohanes tidak menunjuk kepada
seorang individu yang akan dikenal sebagai
antikristus, tetapi kepada segolongan orang. Tetapi ini tidak melarang gagasan
bahwa di sana bisa ada seseorang individu, atau
rangkaian / iring-iringan orang-orang dalam gereja, kepada siapa nama itu bisa
diterapkan dengan cara yang menyolok).
Wycliffe
mengatakan bahwa ay 2-3 menunjukkan pemeriksaan terhadap pengakuan /
ajaran dari para pengajar, sedangkan ay 4-6 menunjukkan pemeriksaan
terhadap pengikut dari para pengajar itu.
Ay 4-6: “(4) Kamu berasal dari Allah,
anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada
di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. (5) Mereka
berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan
dunia mendengarkan mereka. (6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal
Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal
dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh
kebenaran dan roh yang menyesatkan”.
Sekarang mari
kita soroti ay 4-6 satu per satu.
1) Ay 4:
“Kamu berasal dari
Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh
yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia”.
a) Kata ‘mengalahkan’ tidak boleh diartikan ‘mengalahkan secara jasmani
/ duniawi’, tetapi mengalahkan dengan pikiran. Kita
tidak termakan oleh kesesatan mereka, bahkan sebaliknya, kita bisa membongkar
kepalsuan mereka.
Barnes’ Notes: “The meaning is, that they had
frustrated or thwarted all their attempts to turn them away from the
truth”
(= Artinya adalah bahwa mereka telah membuat frustrasi atau menggagalkan semua
usaha mereka untuk menyimpangkan mereka dari kebenaran).
b) ‘sebab
Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam
dunia’.
1. Lit: ‘because greater is the
one in you than the one in the world’.
Kata yang diterjemahkan ‘the
one’ dalam bahasa Yunaninya adalah HO, yang mempunyai jenis kelamin
laki-laki, padahal ini jelas menunjuk kepada Roh Allah / Roh Kudus, dan kata
‘Roh’ dalam bahasa Yunaninya adalah PNEUMA, yang mempunyai jenis
kelamin netral. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah
seorang pribadi. Ia bukan ‘sesuatu’
tetapi ‘seseorang’.
2. Editor
dari Calvin’s Commentary: “‘The
world’ is in this verse identified with ‘the false
prophets;’” (= ‘Dunia’ dalam ayat ini
diidentikkan dengan ‘nabi-nabi palsu’) - hal 235 (footnote).
3. Kata-kata terakhir dari ayat ini
menunjukkan bahwa setan memang besar, tetapi kita boleh bersyukur bahwa Roh
Kudus yang dianugerahkan kepada kita lebih besar dari setan. Ini
yang menyebabkan kita pasti bisa mengalahkan nabi-nabi palsu itu.
Matthew Henry: “He gives them hope of
victory: And have overcome them, v. 4. You have hitherto overcome these
deceivers and their temptations, and there is good ground of hope that you will
do so still, ...Because greater is he that is in you
than he that is in the world, v. 4. The Spirit of God dwells in you, and that
Spirit is more mighty than men of devils. It is a
great happiness to be under the influence of the Holy Ghost” (= Ia
memberi mereka pengharapan kebenaran: Dan ‘telah mengalahkan
mereka’, ay 4. Sampai sekarang ini kamu telah mengalahkan penipu-penipu
ini dan pencobaan-pencobaan mereka, ada dasar pengharapan yang baik bahwa
engkau akan tetap mengalahkan mereka, ...
Barnes’ Notes: “The apostle meant to say that
it was by no power of their own that they achieved this victory, but it was to
be traced solely to the fact that God dwelt among them, and had preserved them
by his grace. What was true then is true now. He who
dwells in the hearts of Christians by his Spirit, is infinitely more mighty
than Satan, ‘the ruler of the darkness of this world;’ and victory,
therefore, over all his arts and temptations may be sure. In his conflicts with
sin, temptation, and error, the Christian should never despair, for his God
will insure him the victory” (= Sang rasul bermaksud untuk mengatakan bahwa bukan
oleh kuasa mereka sendiri mereka mencapai kemenangan ini, tetapi itu harus
ditelusuri jejaknya sampai pada fakta bahwa Allah tinggal di antara mereka, dan
telah memelihara / melindungi mereka dengan kasih karuniaNya. Apa yang benar
pada saat itu, juga benar pada saat ini. Ia yang
tinggal dalam hati dari orang-orang kristen oleh RohNya, lebih kuat secara tak
terbatas dari setan, ‘pemerintah / penguasa dari kegelapan dari dunia
ini’; dan karena itu, kemenangan atas semua keahlian dan pencobaannya
bisa pasti. Dalam konflik dengan dosa, pencobaan, dan kesalahan, orang Kristen
tidak pernah boleh putus asa, karena Allahnya akan
menjamin kemenangannya).
2) Ay 5:
“Mereka berasal
dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia
mendengarkan mereka”.
a) ‘Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka
berbicara tentang hal-hal duniawi’.
KJV: ‘They
are of the world: therefore speak they of the world, and the world
heareth them’ (= Mereka dari dunia: karena itu mereka berbicara tentang
dunia, dan dunia mendengarkan mereka).
Editor dari Calvin’s
Commentary mengatakan (footnote, hal 235) bahwa kata ‘of’ (=
tentang) itu salah. Menurut dia seharusnya adalah ‘according to’
(= menurut). Jadi nabi-nabi palsu itu berbicara / mengajar menurut
pandangan-pandangan dan prinsip-prinsip dunia.
Bandingkan dengan:
·
orang-orang Liberal, seperti Pdt. Kuntadi.
·
orang Katolik dari Belanda tak setuju pada waktu saya memberitakan
Injil, karena menurut dia orang-orang yang hadir mempunyai hak azasi untuk
menganut kepercayaannya masing-masing. Lucu, apakah saya tidak mempunyai hak
azasi untuk memberitakan Injil?
Barnes’ Notes: “This may mean either that
their conversation pertained to the things of this world, or that they were
wholly influenced by the love of the world, and not by the Spirit of God, in
the doctrines which they taught. The general sense is, that they had no higher
ends and aims than they have who are influenced only by worldly plans and expectations.
It is not difficult to distinguish, even among professed Christians and
Christian teachers, those who are heavenly in their conversation from those who
are influenced solely by the spirit of the world. ‘Out of the abundance
of the heart the mouth speaketh,’” (= Ini bisa berarti atau bahwa
pembicaraan mereka menyinggung hal-hal dari dunia ini, atau bahwa mereka
sepenuhnya dipengaruhi oleh cinta dari / kepada dunia, dan bukan oleh Roh
Allah, dalam doktrin-doktrin yang mereka ajarkan. Arti yang
umum adalah bahwa mereka tidak mempunyai tujuan dan sasaran yang lebih tinggi
dari mereka yang hanya dipengaruhi oleh rencana-rencana dan
pengharapan-pengharapan duniawi. Tidak sukar untuk
membedakan, bahkan di antara orang-orang yang mengaku Kristen dan pengajar-pengajar
Kristen, mereka yang pembicaraannya bersifat surgawi dari mereka yang
dipengaruhi semata-mata oleh roh dari dunia ini. ‘Karena
yang diucapkan mulut meluap dari hati’).
Catatan: kutipan ayat dari Mat 12:34b.
Contoh: theologia kemakmuran
dan ajaran Kharismatik pada umumnya.
b) ‘dunia mendengarkan mereka’.
Matthew Henry: “The world heareth them, v. 5.
They are followed by such as themselves: the world will love its
own, and its own will love it” (= Dunia mendengarkan mereka, ay 5. Mereka diikuti
oleh orang-orang yang seperti mereka sendiri: dunia akan
mengasihi miliknya sendiri, dan miliknya akan mengasihinya).
Barnes’ Notes: “‘And the world heareth
them.’ The people of the world - the frivoulous ones, the rich, the proud,
the ambitious, the sensual - receive their
instructions, and recognize them as teachers and guides, for their views accord
with their own. ... A professedly religious teacher may always determine much
about himself by knowing what class of people are
pleased with him. A professed Christian of any station in life may determine
much about his evidences of piety, by asking himself what kind of persons
desire his friendship, and wish him for a companion” (= ‘Dan dunia mendengarkan
mereka’. Orang-orang dunia - orang-orang yang sembrono,
orang kaya, orang sombong, orang yang ambisius, orang yang dikuasai hawa nafsu
- menerima pengajaran mereka, dan mengakui mereka sebagai pengajar-pengajar dan
pembimbing-pembimbing, karena pandangan-pandangan mereka sesuai dengan
pandangan mereka sendiri. Seorang yang diakui sebagai pengajar agama
bisa selalu mengetahui banyak tentang dirinya sendiri, dengan mengenal golongan
orang-orang apa yang senang dengan dia. Seorang yang dikenal sebagai orang
Kristen dari tempat manapun dalam kehidupan bisa mengetahui banyak secara tepat
tentang bukti-bukti kesalehannya, dengan menanyakan dirinya sendiri jenis
orang-orang apa yang menginginkan persahabatannya, dan menginginkannya sebagai
seorang teman).
3) Ay 6: “Kami berasal dari Allah:
barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami;
barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan”.
a) ‘Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah,
ia tidak mendengarkan kami’.
Bdk. Yoh 8:47 - “Barangsiapa berasal dari
Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya
kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah”.
Kata ‘mendengar’ di sini tidak boleh diartikan
‘sekedar
mendengar’,
tetapi ‘mendengar
dengan sikap positif’ atau ‘mendengar
dan mempercayai’.
Barnes’ Notes: “They who do not receive the
plain doctrines laid down in the word of God, whatever pretensions they may
make to piety, or whatever zeal they may evince in the cause which they have
espoused, can have no well-founded claims to the name Christian. One of the
clearest evidences of true piety is a readiness to receive all that God has
taught”
(= Mereka yang tidak menerima doktrin-doktrin / ajaran-ajaran yang jelas yang
diletakkan dalam firman Allah, apapun kepura-puraan yang mereka buat untuk
kesalehan, atau semangat apapun yang bisa mereka tunjukkan dalam perkara yang
mereka dukung, tidak bisa mempunyai claim yang cukup beralasan untuk
nama ‘Kristen’. Salah satu dari bukti-bukti yang
paling jelas tentang kesalehan yang benar adalah kesediaan untuk menerima semua
yang Allah telah ajarkan).
Matthew Henry: “He that knoweth God ...
heareth us,’ v. 6. As, on the contrary, ‘He that
is not of God heareth not us. He who knows not God regards not us. He that is not born of God ... walks not with us. The
further any are from God ... the further they are from Christ and his faithful
servants; and the more addicted persons are to this world the more remote they
are from the spirit of Christianity” (= ‘Ia yang mengenal Allah
... mendengar kami’, ay 6. Sebaliknya, ‘Ia yang
bukan dari Allah tidak mendengar kami’. Ia
yang tidak mengenal Allah tidak memperhatikan / menghormati kami. Ia yang tidak dilahirkan dari Allah ... tidak berjalan
dengan kami. Makin jauh seseorang dari Allah ... makin
jauh ia dari Kristus dan pelayan-pelayanNya yang setia; dan makin seseorang
kecanduan pada dunia ini, makin jauh ia dari roh kekristenan).
Calvin: “By these words he intimates
that the vast multitude to whom the Gospel is not acceptable,
do not hear the faithful and true servants of God, because they are alienated
from God himself. It is then no diminution to the authority of the Gospel that
many reject it” (= Dengan kata-kata ini ia mengisyaratkan bahwa, orang banyak,
bagi siapa Injil itu tidak diterima, tidak mendengar pelayan-pelayan yang setia
dan benar dari Allah, karena mereka menjauhkan diri dari Allah sendiri. Maka,
bukanlah merupakan suatu pengurangan terhadap otoritas dari Injil bahwa banyak
orang menolaknya)
- hal 236.
b) ‘Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang
menyesatkan’.
KJV: ‘Hereby know we
the spirit of truth, and the spirit of error’ (= Dengan ini kami
mengenal roh kebenaran, dan roh kesalahan).
NIV: ‘This is how we
recognize the Spirit of truth and the spirit of falsehood’ (= Ini
adalah bagaimana kami mengenali Roh kebenaran dan roh kepalsuan).
Adam Clarke: “‘Hereby know we the Spirit of truth.’ The doctrine and teacher most
prized and followed by worldly men, and by the gay, giddy, and garish
multitude, are not from God; they savour of the flesh, lay on no restraints,
prescribe no cross-bearing, and leave everyone in full possession of his
heart’s lusts and easily besetting sins. And by this, false doctrine and
false teachers are easily discerned” (= ‘Dengan ini kami mengenal
Roh kebenaran’. Doktrin dan pengajar yang paling
dihargai dan diikuti oleh orang-orang duniawi, dan oleh orang banyak yang periang,
sembrono dan yang berkilauan / menyolok, bukanlah dari Allah; mereka berbau
daging, tidak memberikan pengekangan, tidak memerintahkan pemikulan salib, dan
membiarkan setiap orang mempunyai nafsu-nafsu hatinya dan dosa-dosa yang dengan
mudah menimpa. Dan dengan ini, doktrin-doktrin yang salah dan
pengajar-pengajar yang salah dengan mudah dikenali / dibedakan).
Kata yang
saya terjemahankan ‘periang’ maksudnya orang yang senang
hura-hura dan kerjanya mencari kesenangan.
Ujilah setiap pengajar,
ikutilah pengajar yang benar, dan jauhilah pengajar yang sesat. Tuhan
memberkati saudara.
-AMIN-