DOKTRIN MANUSIA : Anthropology
oleh : Pdt.
Budi Asali MDiv.
Yang dibicarakan di sini bukanlah asal usul dari jiwanya Adam
sebagai manusia pertama, tetapi asal usul jiwa manusia secara umum. Pada saat
seorang bayi ada dalam kandungan, tubuhnya jelas berasal dari orang tuanya,
tetapi dari mana jiwanya? Ada tiga pandangan tentang hal ini:
I)
Pre-Existentianism.
1) Jiwa
manusia sudah ada sebelum ia mulai ada dalam kandungan.
2) Ada dosa yang dilakukan jiwa itu, yang lalu
menyebabkan jiwa itu harus berada dalam sebuah tubuh dan tinggal di dunia
(sebagai hukuman).
Keberatan terhadap ajaran ini:
a) Ajaran ini tidak mempunyai dasar Kitab Suci.
Ajaran yang mengatakan bahwa jiwa dipersatukan dengan tubuh sebagai hukuman,
adalah ajaran kafir.
b) Ajaran ini menganggap bahwa tubuh manusia
adalah suatu tambahan / embel-embel yang tidak penting dalam diri manusia.
Mereka percaya bahwa manusia adalah sesuatu yang lengkap sekalipun tanpa tubuh.
Ini menghapuskan perbedaan antara manusia dan malaikat.
c) Ajaran ini menghapuskan ‘the unity of the race’ / kesatuan umat manusia.
d) Dalam kesadaran kita, kita tidak pernah
mengingat apa-apa yang terjadi dalam kehidupan lalu kita (waktu jiwa itu belum
mempunyai tubuh).
II) Traducianism.
Baik tubuh maupun jiwa seorang anak
diturunkan oleh / dari orang tuanya.
Dasar dari pandangan ini:
1) Orang
tua adalah orang tua dari seluruh anak, berarti termasuk jiwanya.
2) Penciptaan Hawa (Kej 2:21-23 1Kor 11:8) yang berbeda dengan
penciptaan Adam. Pada penciptaan Adam, tubuh berasal dari tanah / bumi,
sedangkan jiwanya berasal dari Tuhan (Kej 2:7). Tetapi pada waktu Allah menciptakan
Hawa, tidak pernah dikatakan ada elemen dari Hawa yang berasal dari Tuhan.
Jadi, harus disimpulkan bahwa baik tubuh maupun jiwa Hawa berasal dari Adam.
Bantahan:
Ada pepatah yang berbunyi: ‘Silence proves nothing!’ (= Diam tidak
membuktikan apa-apa!).
Bahwa Kitab Suci diam / tidak berkata apa-apa tentang jiwa Hawa, tidak
membuktikan bahwa jiwa Hawa berasal dari Adam. Mungkin Allah memberi jiwa itu
namun tidak diceritakan oleh Kitab Suci.
3) Sejak Sabat yang pertama (Kej 2:3),
Allah tidak lagi mencipta secara langsung.
Pada hari pertama sampai hari keenam
Allah menciptakan secara langsung. Tetapi pada hari ketujuh Allah berhenti
mencipta, dan sejak saat itu Allah hanya mencipta secara tidak langsung, yaitu
melalui hal-hal alamiah, second causes
/ penyebab kedua, dsb. Jadi penciptaan jiwa manusia juga dilakukan secara tidak
langsung, yaitu melalui orang tuanya.
Bantahan:
a) Ini membatasi Allah. Sekalipun Allah pada
umumnya bekerja melalui hal alamiah / second
causes / penyebab kedua, tetapi Ia juga sering bekerja langsung, seperti:
·
pada
waktu terjadinya mujijat
·
pada
peristiwa kelahiran baru (ini penciptaan!)
b) Kej 2:3 menyebutkan ‘rested’ (= beristirahat). Jadi, tidak berarti bahwa Allah berhenti
mencipta (secara langsung) untuk selama-lamanya.
4) Sifat seorang anak mirip orang tuanya. Jadi
jelas bahwa jiwanya berasal dari orang tuanya.
Bantahan:
a) Kemiripan itu bisa terjadi karena anak itu
meniru orang tuanya.
b) Tubuh anak itu jelas dari orang tuanya, dan
tubuh mempengaruhi jiwa dari anak itu , sehingga akhirnya jiwanya juga mirip
orang tuanya.
c) Pada waktu Allah memberikan jiwa, Ia
menyesuaikannya dengan tubuh si anak.
5) Ibr 7:9-10 mengatakan bahwa Lewi ada di dalam
tubuh Abraham.
Ibr 7:9-10 - “(9) Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan
perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima
persepuluhan, (10) sebab ia masih berada dalam tubuh bapa leluhurnya,
ketika Melkisedek menyongsong bapa leluhurnya itu”.
Bantahan:
a) Dalam Ibr 7:9 ada kata-kata ‘maka dapatlah
dikatakan’. Ini
menunjukkan bahwa hal ini tidaklah merupakan hal yang sebenarnya.
b) Tidak mungkin seluruh jiwa Lewi berada dalam
tubuh Abraham, karena Sara, Ribka, dan Lea pasti juga punya andil terhadap jiwa
Lewi tersebut.
6) Inkarnasi Kristus
Kecuali tubuh dan jiwa Kristus
diturunkan dari Maria, maka Kristus tidak bisa disebut manusia sejati sama
seperti kita.
Bantahan:
Kristus lahir sama seperti semua
manusia yang lain kecuali dalam hal terjadinya kandungan itu oleh Roh Kudus.
Kalau semua manusia jiwanya bukan berasal dari orang tuanya (sesuai dengan
pandangan Creationism), maka Kristus adalah manusia sama seperti kita sekalipun
jiwanya tidak berasal dari Maria (tetapi merupakan ciptaan langsung dari
Allah).
7) Adanya dosa / kebejatan moral / rohani pada
umat manusia.
Orang-orang yang
menganut Traducianism berkata bahwa:
·
Kita
betul-betul berdosa (actually sinned)
di dalam Adam karena pada saat itu kita memang ada di dalam dia.
·
Zat yang
melanggar Firman Tuhan di dalam diri Adam, itulah yang diturunkan / diberikan
kepada kita, sehingga begitu lahir, moral sudah bejat.
Kalau kita beranggapan bahwa jiwa
seseorang berasal dari Allah, maka ada 2 kemungkinan:
¨ Jiwa yang diciptakan Allah itu jiwa
yang berdosa.
¨ Jiwa yang diciptakan itu suci, tetapi
lalu setelah dipersatukan dengan tubuh, menjadi manusia yang berdosa.
Yang manapun yang benar, ini berarti
bahwa Allah adalah pencipta kejahatan moral (God is the author of moral evil)
Bantahan:
a) Kalau memang pada saat Adam berdosa, kita sudah
ada di dalam dia, sehingga kita betul-betul berdosa di dalam dia, maka mengapa
dosa Adam yang lain tidak diturunkan? Dan mengapa dosa-dosa nenek moyang kita,
tidak diturunkan kepada kita?
b) Kalau semua orang betul-betul berdosa di
dalam Adam, maka Kristus juga demikian!
c) Allah bukanlah pencipta dari moral evil / kejahatan moral. Adanya
dosa asal, dsb merupakan hukuman Allah atas dosa Adam.
III) Creationism.
Tubuh anak berasal dari orang tuanya,
tetapi jiwanya merupakan ciptaan langsung dari Tuhan.
Dasar dari pandangan
ini:
1) Ini sesuai dengan penciptaan pertama
(terhadap Adam), dimana tubuh berasal dari tanah / bumi, sedangkan jiwa berasal
dari Tuhan (Kej 2:7).
Bantahan:
Ini hanya berlaku untuk Adam.
2) Ada ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan
bahwa jiwa / roh manusia diciptakan / diberi oleh Tuhan.
·
Bil 16:22
- “Tetapi sujudlah mereka berdua dan
berkata: ‘Ya Allah, Allah dari roh segala makhluk! Satu orang saja
berdosa, masakan Engkau murka terhadap segenap perkumpulan ini?’”.
Jadi Allah disebut sebagai ‘Allah dari roh segala makhluk’.
·
Ibr 12:9
- “Selanjutnya: dari ayah kita yang
sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian
bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh
hidup?”.
Ayat ini menyebut Allah sebagai ‘Bapa segala roh’.
·
Yes 42:5
- “Beginilah firman Allah, TUHAN, yang
menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala
yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang
mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya”.
Ayat ini mengatakan bahwa Allahlah yang
memberikan nafas / nyawa kepada umat manusia.
*
kata ‘nafas’ di sini menggunakan kata Ibrani yang sama dengan kata ‘nafas’ dalam Kej 2:7.
*
kata ‘nyawa’ di sini dalam bahasa Ibraninya adalah RUAKH, yang biasanya
diterjemahkan ‘roh’.
·
Yes 57:16
- “Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku
hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat
mereka jangan lemah lesu di hadapanKu, padahal Akulah yang membuat nafas
kehidupan”.
Ayat ini mengatakan bahwa Allahlah yang
membuat ‘nafas kehidupan’.
*
kata ‘nafas kehidupan’ di sini menggunakan kata Ibrani yang sama dengan kata ‘nafas’ dalam Kej 2:7.
*
kata ‘nafas’ di sini ada dalam bentuk jamak, sehingga tidak mungkin menunjuk
kepada Adam.
·
Zakh 12:1
- “Ucapan ilahi. Firman TUHAN tentang
Israel: Demikianlah firman TUHAN yang membentangkan langit dan yang meletakkan
dasar bumi dan yang menciptakan roh dalam diri manusia”.
Ayat ini secara explicit mengatakan
bahwa Allahlah yang menciptakan roh dalam diri manusia. Tetapi kata ‘manusia’ di sini menggunakan kata Ibrani ADAM, sehingga ini bisa
menunjuk kepada Adam.
·
Maz 104:28-30
- “(28) Apabila Engkau memberikannya,
mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tanganMu, mereka kenyang oleh
kebaikan. (29) Apabila Engkau menyembunyikan wajahMu, mereka terkejut; apabila
Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. (30) Apabila
Engkau mengirim rohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi”.
Ayat ini mengatakan bahwa binatangpun
rohnya dari Tuhan.
Bantahan:
Ayat-ayat tersebut di atas artinya
adalah: Allah mencipta roh manusia pertama / roh Adam, dan lalu selanjutnya
Allah mencipta dengan perantaraan manusia pertama / Adam.
Mari kita memperhatikan beberapa ayat
di bawah ini:
·
Ayub 10:8-9
- “(8) TanganMulah yang membentuk dan
membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku? (9)
Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku dari tanah liat, tetapi Engkau
hendak menjadikan aku debu kembali?”.
·
Ayub 34:14-15
- “(14) Jikalau Ia menarik kembali
RohNya, dan mengembalikan nafasNya padaNya, (15) maka binasalah bersama-sama
segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu”.
·
Maz 103:13-14
- “(13) Seperti bapa sayang kepada
anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
(14) Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu”.
·
Pkh 3:20
- “Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya
terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu”.
Dari ayat-ayat ini terlihat bahwa Kitab
Suci juga mengatakan bahwa kita berasal dari debu, padahal yang betul-betul
dari debu hanyalah Adam, sedangkan kita diturunkan oleh Adam.
Analoginya: Kalau Kitab Suci berkata
bahwa roh / jiwa kita dicipta oleh Allah, maka itu berarti bahwa jiwa / roh
Adam saja yang dicipta oleh Allah, sedangkan jiwa / roh kita diturunkan oleh
Adam.
3) Jiwa bersifat indivisible (= tak bisa dipecah-pecah). Kalau kita percaya pada
Traducianism, maka kita harus percaya bahwa sebagian jiwa ibu bergabung dengan
sebagian jiwa ayah menjadi jiwa anak.
Bantahan:
Kita tidak mengerti tentang substance / zat dari jiwa. Kalau
dikatakan bahwa jiwa berasal dari orang tua, tetapi dalam proses perkembang-biakan
itu tidak terjadi perpecahan maupun penggabungan jiwa, maka tidak ada orang
yang bisa membenarkan ataupun menyalahkan.
Kesimpulan:
Ajaran Pre-existentianism jelas salah. Tetapi ajaran
Traducianism dan Creationism mempunyai dasar yang sama-sama kuat, sehingga
sukar dibuktikan secara jelas yang mana yang benar.
·
Agustinus
tidak bisa menentukan yang mana yang benar.
·
Martin
Luther berpegang pada Traducianism.
·
Calvin
berpegang pada Creationism.
Ini terlihat misalnya dari tafsiran
Calvin tentang Yoh 3:6 dimana ia berkata:
“the soul is not begotten by human generation” (= jiwa tidak
diturunkan oleh kelahiran)
- hal 112.
·
Mayoritas (tidak semua) orang Reformed juga
berpegang pada Creationism.
·
Saya
sendiri condong pada Creationism.
-o0o-
email us at : gkri_exodus@lycos.com