DOKTRIN MANUSIA : Anthropology
oleh : Pdt.
Budi Asali MDiv.
Peristiwa kejatuhan manusia / Adam
diceritakan dalam Kej 3.
1) Kejadian 3 adalah bagian yang
bersifat hurufiah! Dasar pandangan ini:
a) Kitab Kejadian adalah kitab yang
bersifat sejarah / hurufiah (tetapi itu tidak berarti bahwa kitab Kejadian
hanya sekedar kitab sejarah dan bukan Firman Tuhan!).
b) Hal-hal yang terjadi secara
historis dalam Kej 3 mendasari doktrin-doktrin lain dalam Kitab Suci. Bandingkan
dengan Ro 5:12,18,19 1Kor 15:21,22.
Ro 5:12,18-19
- “(12)
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan
oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua
orang, karena semua orang telah berbuat dosa. ... (18) Sebab itu, sama seperti
oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu
perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. (19) Jadi sama
seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa,
demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar”.
1Kor 15:21-22
- “(21)
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga
kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama
seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua
orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”.
Adalah tidak masuk
akal, kalau kejadian-kejadian dalam Kej 3 itu hanya merupakan dongeng / perumpamaan,
tetapi bisa menjadi dasar dari doktrin-doktrin penting dalam kekristenan.
c) Ayat-ayat seperti
Ro 5:12,18,19 2Kor 11:3 1Tim 2:14 menunjukkan bahwa Paulus
mempercayai bahwa Kej 3 adalah bagian Kitab Suci yang bersifat hurufiah.
2Kor 11:3 - “Tetapi aku takut,
kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada
Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya”.
1Tim 2:14 - “Lagipula bukan Adam yang
tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa”.
2) Penggoda: ular yang dipakai /
diperalat oleh setan.
Sekalipun Kej 3
hanya menyebutkan ‘ular’, dan sama sekali tidak menyebut ‘setan’, tetapi jelas ada
setan yang memperalat ular itu. Dasar pandangan ini:
a) Sekalipun Kej 3:1 mengatakan
bahwa ular adalah binatang yang paling cerdik, tetapi bagaimanapun ia adalah
binatang dan Kitab Suci mengatakan bahwa binatang tidak berakal budi
(Ayub 39:16,20 Maz 32:9 Maz 49:21 Maz 73:22 Yudas 10). Sedangkan penggoda dalam Kej
3 jelas menunjukkan bahwa ia mempunyai akal yang luar biasa hebatnya.
b) Kej 3:15 jelas merupakan
nubuat tentang kekalahan setan dari Yesus. Ini digenapi ketika Yesus bangkit
dari antara orang mati.
c) Dalam Wahyu 12:9 dan Wahyu 20:2
setan disebut naga / ular tua.
3) Adanya setan yang menggoda Adam
dan Hawa dalam Kej 3, menunjukkan dengan jelas bahwa sebelum dosa pertama
manusia, sudah ada dosa dalam alam semesta, yaitu yang ada dalam dunia
malaikat.
a) Dasar Kitab Suci yang salah
tentang kejatuhan setan:
1. Kej 1:1-2 - “(1) Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi. (2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita
menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”.
‘Gap theory’ (= teori selang
waktu) mengatakan bahwa dalam Kej 1:1 seluruh alam semesta sudah
tercipta dengan sempurna, tetapi lalu menjadi kacau balau dalam
Kej 1:2 gara-gara pemberontakan setan. Antara Kej 1:1 dan
Kej 1:2 terdapat suatu ‘gap’ (=
selang waktu) yang panjang sekali (ratusan juta tahun).
Dasar teori ini:
·
Adanya
fosil-fosil manusia yang umurnya ratusan juta tahun, sehingga tidak sesuai
dengan waktu kehidupan Adam dan Hawa, yang kalau diperkirakan dari
silsilah-silsilah dalam Kitab Suci, hanya 6-7 ribu tahun yang lalu.
·
Allah
tidak mungkin menciptakan sesuatu yang kacau seperti dalam Kej 1:2.
·
Kej 1:2
yang berbunyi ‘Bumi belum berbentuk dan
kosong’, bisa
diterjemahkan ‘bumi menjadi tak
berbentuk dan kosong’.
Keberatan terhadap ‘gap theory’ ini:
a. Kitab Suci tidak pernah menggunakan istilah ‘re-creation’
(= penciptaan kembali / ulang) pada waktu berbicara tentang 6 hari penciptaan.
Istilah yang dipakai selalu ‘creation’
(= penciptaan).
b. Orang-orang yang menganut ‘gap theory’ itu percaya bahwa pada
‘penciptaan kembali / ulang’ itu Allah juga melakukannya step by step / langkah demi langkah. Juga pada waktu Allah
menciptakan manusia, Ia mula-mula menciptakan tubuh lalu memberi roh, lalu
menciptakan perempuan. Lalu mengapa mereka menganggap bahwa pada waktu
penciptaan pertama Allah harus menciptakannya secara langsung?
c. Pada
Kej 1:1 sudah ada manusia atau tidak?
·
Kalau
ada, berarti Adam bukan manusia pertama dan ini bertentangan dengan banyak
bagian Kitab Suci, misalnya dengan 1Kor 15:45a yang berbunyi: “Seperti ada
tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk hidup’”.
·
Kalau
tidak ada, maka teori ini toh juga tidak bisa menyesuaikan umur manusia dengan
fosil yang umurnya ratusan juta tahun.
d. Kalaupun antara Kej 1:1 dan Kej 1:2
terjadi pemberontakan setan, apakah ‘pertempuran’ antara Allah dan setan itu
perlu menghancurkan seluruh alam semesta ciptaan Allah? Perlu diingat bahwa
sekalipun setan itu kuat (jika dibandingkan dengan kita), tetapi ia sama sekali
bukan tandingan Allah, sehingga pertempurannya dengan Allah tidak akan seru dan
tidak akan menghancurkan alam semesta.
e. Teori ini menggunakan prinsip penafsiran ‘reading between the lines’ (= membaca
di antara baris-baris) / Eisegesis yang tidak mempunyai dukungan dari bagian
lain Kitab Suci.
f. Ilmu Geologia sama sekali tidak
mempunyai kepastian dalam menentukan umur bumi.
Perlu diketahui
bahwa ada banyak metode yang bisa digunakan untuk menentukan umur bumi, dan
ternyata metode-metode ini menghasilkan hasil yang sangat bervariasi. Misalnya
metode pertama menghasilkan bilangan 100 juta tahun, maka metode kedua ternyata
menghasilkan bilangan 20 ribu tahun, dsb. Disamping itu perlu diketahui bahwa
para ahli ilmu pengetahuan itu kebanyakan adalah orang yang bukan kristen,
bahkan anti kristen. Karena itu, kalau dengan metode tertentu mereka menemukan
bahwa umur bumi adalah jutaan tahun, maka hasil itu dipublikasikan, sedangkan
kalau dengan metode yang lain menghasilkan bilangan ribuan atau puluhan ribu
tahun (sehingga cocok dengan Alkitab), maka hasil itu mereka sembunyikan.
g. Hal lain yang perlu diketahui
adalah bahwa pada waktu Allah menciptakan segala sesuatu dalam Kej 1, maka
semua itu diciptakan dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu (yang tidak
kita ketahui). Misalnya:
·
Pada
waktu Adam diciptakan pada hari ke 6, ia tidak diciptakan sebagai seorang bayi
yang baru lahir, tetapi sebagai manusia dewasa. Karena itu, andaikata pada hari
ke 7 seorang ilmuwan memeriksa Adam, maka mungkin sekali ia mendapatkan bahwa
Adam sudah berumur 30 tahun, atau 50 tahun, padahal Adam baru berumur 1 hari!
·
Pada
waktu pohon-pohonan diciptakan oleh Allah pada hari ke 3, mereka tidak
diciptakan sebagai tunas yang baru tumbuh, tetapi sebagai pohon yang sudah
besar. Karena itu, andaikata pada hari ke 4 seorang ilmuwan memeriksa sebuah
pohon, maka mungkin sekali ia akan mendapatkan bahwa pohon itu sudah berumur
100 tahun, padahal sebetulnya baru berumur 1 hari.
·
Demikian
juga pada waktu Allah menciptakan bumi dengan lapisan batu-batuannya, Allah
menciptakannya dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu. Dan kita tidak tahu
berapa umur bumi itu pada waktu diciptakan. Bisa saja 1000
tahun, atau satu juta tahun, atau bahkan ratusan juta tahun!
Karena itu,
andaikata para ilmuwan jaman sekarang bisa menemukan suatu metode penentu umur
bumi yang betul-betul dapat dipercaya, dan dengan metode itu didapatkan bahwa
umur bumi sudah 5 juta tahun, maka itu tidak menunjukkan bahwa Kitab Sucinya
salah. Siapa tahu bahwa Allah memang menciptakan bumi ini dalam keadaan sudah
berumur mendekati 5 juta tahun?
2. Kej 6:2 - “maka anak-anak Allah
melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka
mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai
mereka”.
Ada yang
menafsirkan bahwa ‘anak-anak Allah’ di sini adalah ‘malaikat-malaikat’. Tetapi
bandingkan dengan Mat 22:30 yang mengatakan: “Karena pada waktu kebangkitan orang
tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga”. Ayat ini
jelas mengatakan bahwa malaikat-malaikat tidak mungkin melakukan hubungan sex.
Apalagi Kej 6:2 bukan sekedar mengatakan ‘melakukan hubungan sex’ tetapi ‘mengambil istri’. Ini
lebih-lebih tidak mungkin dilakukan oleh
malaikat atau setan!
3. Yes 14:12 - “‘Wah, engkau sudah jatuh
dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan
dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!”.
Istilah ‘bintang timur’ di sini
diterjemahkan ‘Lucifer’ oleh KJV / NKJV / Living Bible!
Catatan:
·
Kata
/ nama ‘Lucifer’ hanya muncul satu kali dalam Kitab
Suci, yaitu dalam Yes 14:12 ini, dan itupun hanya dalam versi-versi Kitab Suci
tertentu, seperti KJV, NKJV dan Living Bible. Selain ketiga
versi ini, saya tidak tahu apakah ada versi lain lagi yang menterjemahkannya
seperti itu.
·
Kata / nama ‘Lucifer’, berarti ‘light-bearer’ (= pembawa terang), dan
merupakan nama bahasa Latin untuk planet Venus, benda yang paling terang di
langit selain matahari dan bulan, yang kelihatan sebagai suatu bintang, kadang-kadang
pada malam dan kadang-kadang pada pagi (‘The
New Bible Dictionary’).
Kata ‘bintang timur’ / ‘Lucifer’ dalam
Yes 14:12 ini oleh banyak orang lalu ditujukan kepada Iblis, karena:
¨
kontext dari Yes 14:12, khususnya
Yes 14:12-14 yang berbunyi: “Wah, engkau sudah jatuh
dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh
ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata
dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku
mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan,
jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak
menyamai Yang Mahatinggi!”.
¨ dihubungkan
dengan ayat-ayat seperti:
*
Luk 10:18 - “Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Aku melihat Iblis
jatuh seperti kilat dari langit.”.
*
Wah 9:1 - “Lalu malaikat yang kelima meniup
sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas
bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut”.
*
Wah 12:9 - “Dan naga besar itu, si ular tua, yang
disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke
bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya”.
Ini adalah
penafsiran yang salah, karena jelas bahwa dalam Yes 14 istilah ‘Bintang Timur’ / ‘Lucifer’ itu
sebetulnya menunjuk kepada raja Babel (Yes 14:4,22-23).
Yes 14:4,22-23
- “(4) maka
engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel, dan berkata:
‘Wah, sudah berakhir si penindas sudah berakhir orang lalim! ... (22) ‘Aku akan
bangkit melawan mereka,’ demikianlah firman TUHAN semesta alam, ‘Aku akan
melenyapkan nama Babel dan sisanya, anak cucu dan anak cicitnya,’
demikianlah firman TUHAN. (23) ‘Aku akan membuat Babel menjadi milik
landak dan menjadi air rawa-rawa, dan kota itu akan Kusapu bersih dan
Kupunahkan,’ demikianlah firman TUHAN semesta alam”.
Tetapi ‘Unger’s
Bible Dictionary’ berkata bahwa istilah ‘raja Babel’ merupakan
simbol dari setan / Lucifer, dan demikian juga dengan istilah ‘raja Tirus’ dalam
Yeh 28:12-15 - “(12) Hai anak manusia,
ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya:
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat
dan maha indah. (13) Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh
segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau,
permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat
tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu. (14) Kuberikan
tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan
berjalan-jalan di tengah-tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. (15) Engkau
tidak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai
terdapat kecurangan padamu”.
Perhatikan juga
Yeh 28:16-17 - “(16) Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau
berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang
berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya. (17) Engkau
sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi
kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi
matanya”.
Unger’s Bible Dictionary: “As a
symbolical representation of the king of Babylon in his pride, splendor and
fall, the passage goes beyond the Babylonian prince and invests Satan who, at
the head of this present world-system, is the real though invisible power
behind the successive world rulers of Tyre, Babylon, Persia, Greece and Rome.
This far-reaching passage goes beyond human history and marks the beginning of
sin in the universe and the fall of Satan and the pristine, sinless spheres
before the creation of man. Similarly Ezekiel (28:12-14), under the figure of
the king of
Saya tidak bisa menerima penafsiran ini
karena kejatuhan raja
Untuk mendukung
pandangan saya ini, saya memberikan 2 kutipan di bawah ini, yang merupakan
komentar John Calvin dan Adam Clarke tentang Yes 14:12.
Calvin: “The
exposition of this passage, which some have given, as if it referred to Satan,
has arisen from ignorance; for the context plainly shows that these statements
must be understood in reference to the king of the Babylonians. But when
passages of Scripture are taken at random, and no attention is paid to the
context, we need not wonder that mistake of this kind frequently arise. Yet it
was an instance of very gross ignorance, to imagine that Lucifer was the king
of devils, and that the Prophet gave him this name. But as these inventions
have no probability whatever, let us pass by them as useless fables” (= Exposisi
yang diberikan oleh beberapa orang tentang text ini, seakan-akan text ini
menunjuk kepada setan / berkenaan dengan setan, muncul / timbul dari
ketidaktahuan; karena kontext secara jelas menunjukkan bahwa
pernyataan-pernyataan ini harus dimengerti dalam hubungannya dengan raja Babel.
Tetapi pada waktu bagian-bagian Kitab Suci diambil secara sembarangan, dan
kontext tidak diperhatikan, kita tidak perlu heran bahwa kesalahan seperti ini
muncul / timbul. Tetapi itu merupakan contoh dari ketidaktahuan yang sangat
hebat, untuk membayangkan bahwa Lucifer adalah raja dari setan-setan, dan bahwa
sang nabi memberikan dia nama ini. Tetapi karena penemuan ini tidak mempunyai
kemungkinan apapun, marilah kita mengabaikan mereka sebagai dongeng / cerita
bohong yang tidak ada gunanya) - hal 442.
Adam Clarke: “And
although the context speaks explicitly concerning Nebuchadnezzar, yet this has
been, I know not why, applied to the chief of the fallen angels, who is most
incongruously denominated Lucifer, (the bringer of light!) an epithet as common
to him as those of Satan and Devil. That the Holy Spirit by his prophets should
call this arch-enemy of God and man the light-bringer, would be strange indeed.
But the truth is, the text speaks nothing at all concerning Satan nor his fall,
nor the occasion of that fall, which many divines have with great confidence
deduced from this text. O how necessary it is to understand the literal meaning
of Scripture, that preposterous comments may be prevented!” [= Dan
sekalipun kontextnya berbicara secara explicit tentang Nebukadnezar, tetapi
entah mengapa kontext ini telah diterapkan kepada kepala dari malaikat-malaikat
yang jatuh, yang secara sangat tidak pantas disebut / dinamakan Lucifer
(pembawa terang!), suatu julukan yang sama umumnya bagi dia, seperti Iblis dan
Setan. Bahwa Roh Kudus oleh nabiNya menyebut musuh utama dari Allah dan manusia
sebagai ‘pembawa terang’, betul-betul merupakan hal yang sangat aneh. Tetapi
kebenarannya adalah, text ini tidak berbicara sama sekali tentang Setan maupun
kejatuhannya, ataupun saat / alasan kejatuhan itu, yang dengan keyakinan yang
besar telah disimpulkan dari text ini oleh banyak ahli theologia. O alangkah
pentingnya untuk mengerti arti hurufiah dari Kitab Suci, supaya
komentar-komentar yang gila-gilaan / tidak masuk akal bisa dicegah!] - hal 82.
Sebagai tambahan, perlu diketahui bahwa
istilah ‘bintang timur’ itu digunakan oleh Kitab Suci sebagai
gelar bagi Yesus.
Wah 22:16 - “‘Aku, Yesus, telah mengutus malaikatKu untuk memberi
kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas,
yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’”.
4. Yeh 28:1-2,6,12,14-17 - “(1) Maka datanglah firman TUHAN kepadaku: (2) ‘Hai anak
manusia, katakanlah kepada raja Tirus: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena
engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: Aku adalah Allah! Aku duduk di takhta
Allah di tengah-tengah lautan. Padahal engkau adalah manusia, bukanlah
Allah, walau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah. ... (6) Oleh
sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena hatimu menempatkan diri sama
dengan Allah ... (12) ‘Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai
raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar
dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. ... (14) Kuberikan
tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan
berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. (15) Engkau
tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat
kecurangan padamu. (16) Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan
kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah
dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya.
(17) Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi
semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi
tontonan bagi matanya”.
Bagian-bagian yang
saya garis bawahi seakan-akan menunjuk pada setan. Tetapi ay 2 jelas
mengatakan bahwa bagian ini menunjuk pada ‘raja Tirus’, dan
ay 2 itu juga mengatakan ‘engkau adalah manusia’. Istilah ‘raja Tirus’ tidak
mungkin merupakan simbol / TYPE dari setan dengan alasan yang sama dengan point
c) di atas.
b) Dasar Kitab Suci yang benar tentang kejatuhan
setan:
1. 2Pet 2:4 - “Sebab jikalau Allah tidak
menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke
dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap
untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman”.
Untuk menafsirkan
ayat ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
·
Kata ‘neraka’ di sini
diterjemahkan dari kata bahasa Yunani TARTARUS yang hanya dipergunakan satu
kali ini saja dalam Kitab Suci. Karena itu sukar diketahui artinya secara pasti.
·
Bagian
ini tidak boleh ditafsirkan seakan-akan setan sudah masuk neraka, karena ini
akan bertentangan dengan Mat 8:29
Mat 25:41 Wah 20:10
yang menunjukkan secara jelas bahwa saat ini setan belum waktunya masuk neraka.
Hal itu baru akan terjadi pada kedatangan Yesus yang keduakalinya.
·
Disamping
itu, kalau ditafsirkan bahwa setan sudah masuk ke neraka, maka itu akan
bertentangan dengan 2Pet 2:4 itu sendiri, yang pada bagian akhirnya
berbunyi: ‘dan dengan demikian menyerahkannya
ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman’.
Jadi, mungkin bagian ini hanya
menunjukkan kepastian bahwa setan akan masuk neraka.
2. 1Tim 3:6 - “Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia
menjadi sombong dan kena hukuman Iblis”.
3. Yudas 6 - “Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat
pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman
mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada
hari besar”.
Jadi, mungkin sekali ia yang diciptakan
sebagai malaikat, merasa sombong dan tidak puas dengan kedudukannya, lalu ingin
menjadi lebih tinggi dan ingin menjadi Allah. Karena itu tidak heran ia meminta
Yesus menyembahnya (Mat 4:9) dan ia menggoda Hawa dengan keinginan untuk
menjadi seperti Allah (Kej 3:5).
4) Setan / ular pertama-tama
menyerang Hawa, bukan Adam, karena:
a) Hawa bukan kepala dari perjanjian
(head of covenant) sehingga
dibandingkan dengan Adam, ia mempunyai rasa tanggung jawab yang lebih rendah.
b) Hawa belum diciptakan pada saat
Allah memberikan larangan makan buah (Kej 2:16-17). Jadi, Hawa tahu
tentang larangan itu dari Adam, bukan langsung dari Allah.
c) Hawa adalah jalan yang terbaik
untuk menjatuhkan Adam.
Penerapan:
Setan sering
menyerang orang yang kurang penting dengan tujuan nantinya ia bisa menjatuhkan
orang yang lebih penting! Misalnya: ia menyerang istri hamba Tuhan dengan
tujuan bisa menjatuhkan hamba Tuhannya. Atau ia menyerang majelis / pengurus
dengan tujuan nantinya ia bisa menjatuhkan hamba Tuhannya. Karena itu
orang-orang yang kurang penting juga harus waspada terhadap serangan setan, dan
dalam berdoa, kita juga harus berdoa untuk mereka.
5) Pohon pengetahuan baik dan jahat.
Kebanyakan orang
mempercayai bahwa buah pohon itu betul-betul bisa memberikan pengetahuan
tentang baik dan jahat.
a) Bukan karena buahnya mengandung
sesuatu, tetapi karena Allah menentukan demikian.
b) Pengetahuan yang didapat adalah ‘experimental knowledge’ (= pengetahuan
dari pengalaman).
6) Dosa Adam dan Hawa bukan sekedar
terletak pada tindakan makan buah, tetapi juga pada hal-hal lain yang terjadi
lebih dulu:
a) Ketidak-percayaan pada Tuhan /
Firman Tuhan. Mereka lebih percaya pada kata-kata setan. Bandingkan Kej
2:16-17 dengan Kej 3:4-6.
Kej 2:16-17 -
“(16) Lalu
TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: ‘Semua pohon dalam taman ini
boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang
baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau
memakannya, pastilah engkau mati.’”.
Kej 3:4-6 - “(4) Tetapi ular itu berkata
kepada perempuan itu: ‘Sekali-kali kamu tidak akan mati, (5) tetapi Allah
mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan
menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.’ (6) Perempuan
itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia
mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya
yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya”.
b) Kesombongan / ambisi / rasa tak
puas dan keinginan menjadi seperti Allah. Bandingkan dengan sikap Yesus dalam
Fil 2:5-7 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.
Penerapan:
Hati-hatilah terhadap:
·
Ketidak-percayaan pada Tuhan / Firman
Tuhan!
·
Kesombongan, ambisi, rasa tidak puas, dsb.
Bdk.
1Tim 6:6-10 - “(6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup [KJV/RSV/NIV/NASB:
‘contentment’ (= rasa puas)], memberi keuntungan besar. (7) Sebab kita tidak membawa
sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (8)
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah [KJV/RSV/NIV/NASB:
‘content’ (= puas)]. (9) Tetapi mereka yang ingin kaya (= tidak
puas)
terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu
yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam
keruntuhan dan kebinasaan. (10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta
uang (bertentangan dengan ‘puas’). Sebab oleh memburu uanglah
beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka”.
7) Hal-hal yang sukar dipecahkan
yang berhubungan dengan kejatuhan manusia ke dalam dosa:
a) Dosa terjadi karena sudah
ditentukan oleh Allah. Lalu mengapa manusia bertanggung jawab terhadap dosanya?
Ro 9:19-21 - “(19) Sekarang kamu akan
berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab
siapa yang menentang kehendakNya?’ (20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu
membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya:
‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ (21) Apakah tukang periuk tidak
mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu
benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai
guna tujuan yang biasa?”.
Ro 9:19 (NIV): “One of you will say to me: ‘Then why does God
still blame us? For who resists his will?’” [= Satu dari kamu akan berkata kepadaku: ‘Lalu mengapa Allah tetap
menyalahkan kita? Karena siapa (bisa)
menentang kehendakNya?’].
b) Mengapa Allah menentukan
terjadinya dosa? Pasti untuk kemuliaan Allah. Tetapi mengapa mesti melalui
dosa? Lihat ayat-ayat ini:
·
Ro 11:33-35
- “(33) O, alangkah dalamnya kekayaan,
hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya
dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! (34) Sebab, siapakah yang
mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya? (35)
Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepadaNya, sehingga Ia harus
menggantikannya?”.
·
Ayub 11:7-9
- “(7) Dapatkah engkau memahami
hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa? (8)
Tingginya seperti langit - apa yang dapat kaulakukan? Dalamnya melebihi dunia
orang mati - apa yang dapat kauketahui? (9) Lebih panjang dari pada bumi
ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera”.
·
Ayub 26:14
- “Sesungguhnya, semuanya itu hanya
ujung-ujung jalanNya; betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari
padaNya! Siapa dapat memahami
·
Ayub 37:23
- “Yang Mahakuasa, yang tidak dapat
kita pahami, besar kekuasaan dan keadilanNya; walaupun kaya akan kebenaran
Ia tidak menindasnya”.
·
Maz 97:2
- “Awan dan kekelaman ada sekeliling
Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhtaNya”.
c) Bagaimana mungkin manusia yang suci bisa
jatuh dalam dosa? Lebih sukar lagi, bagaimana malaikat yang suci bisa jatuh
dalam dosa?
Tidak ada jawaban yang memuaskan secara total terhadap ketiga
pertanyaan ini!
-o0o-
email us at : gkri_exodus@lycos.com