DOKTRIN MANUSIA:
Anthropology
oleh
: Pdt. Budi
Asali MDiv.
XI. THE COVENANT OF GRACE
Pihak-pihak
dalam covenant.
Louis Berkhof mengatakan
(hal 265) bahwa ada beberapa teori
tentang pihak-pihak dalam covenant of grace ini:
1. Allah Tritunggal dan manusia.
Ini masih terbagi lagi, dimana
ada yang menganggap bahwa pihak kedua
adalah:
2. Allah Bapa, yang mewakili Allah Tritunggal, dan Kristus, yang mewakili orang pilihan.
3.
Louis Berkhof
mengatakan bahwa pandangan kedua mempunyai keuntungan tertentu dari sudut
Systematic Theology.
Pandangan ini bisa menggunakan Ro 5:12-21 dan 1Kor 15:21-22,47-49 sebagai dasar, dan menekankan hubungan yang tidak terpisahkan antara covenant of
redemption dan covenant of grace.
Louis Berkhof juga
mengatakan bahwa pandangan ketiga lebih gamblang, dan karena itu
lebih berguna dalam diskusi tentang
doktrin tentang covenant, dan pandangan ini
diikuti oleh mayoritas dari ahli-ahli theologia Reformed, seperti Hodge, Shedd, Vos, dan Bavinck.
Louis Berkhof
menambahkan bahwa tidak ada perbedaan
hakiki di antara pandangan kedua dan ketiga.
Lihat sebagai referensi:
·
Charles
Hodge, ‘Systematic Theology’, vol II, hal 358.
·
Dabney, ‘Lectures on Systematic Theology’, hal
432.
Louis Berkhof sendiri
menganggap bahwa pandangan ketiga harus lebih dipilih,
tetapi ia
mengingatkan kata-kata Shedd sebagai berikut:
“Though this distinction (between the covenant of
redemption and the covenant of grace) is favored by Scripture statements, it
does not follow that there are two separate and independent covenants
antithetic to the covenant of works. The covenant of grace and redemption are
two modes or phases of the one evangelical covenant of mercy” (= ) - ‘Systematic Theology’, hal 265.
Catatan: ini dikutip oleh Louis Berkhof dari ‘Shedd’s
Dogmatic Theology’, vol II, hal
360.
Istilah / nama ‘counsel of peace’ diambil
dari Zakh 6:13 - “Dialah
yang akan mendirikan bait
TUHAN, dan dialah yang akan mendapat keagungan
dan akan duduk memerintah di atas takhtanya.
Di sebelah kanannya akan ada seorang imam dan permufakatan
tentang damai akan ada di antara mereka berdua”.
KJV: ‘Even he shall build the temple of the LORD; and he shall
bear the glory, and shall sit and rule upon his throne; and he shall be a
priest upon his throne: and the counsel of peace shall be between them
both’ (= ).
Dasar
Kitab Suci:
1. Kitab Suci jelas menunjuk
pada fakta bahwa rencana penebusan
tercakup dalam ketetapan kekal / rencana Allah (Ef 1:4-dst; Ef 3:11; 2Tes 2:13; 2Tim 1:9;
Yak 2:5; 1Pet 1:2, dsb). Ayat-ayat
ini belum dicheck!
Juga dalam
penebusan ada semacam pembagian kerja, dimana Bapa
adalah originator, Anak adalah executor, dan Roh Kudus adalah apllier (Louis Berkhof, hal 266). Dan ini hanya bisa terjadi
karena adalah persetujuan di antara pribadi-pribadi dalam Allah Tritunggal itu.
2. Ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa rencana Allah dalam persoalan keselamatan itu merupakan suatu
covenant. Kristus berbicara
tentang janji-janji yang dibuat kepadaNya sebelum kedatanganNya ke dalam dunia
ini, dan berulang kali berbicara tentang tugas yang Ia terima dari
BapaNya (Yoh 5:30,43 Yoh 6:38-40 Yoh 17:4-12). Ayat-ayat ini belum dicheck!
Dan dalam Ro
5:12-21 dan 1Kor 15:22 Kristus
ditunjukkan secara jelas sebagai kepala
yang mewakili, yaitu kepala dari covenant.
3. Dimana ada elemen-elemen yang hakimi dari covenant, yaitu pihak-pihak yang mengadakan covenant, janji atau janji-janji, dan syarat, maka
di situ ada covenant.
Dalam Maz 2:7-9 disebutkan pihak-pihak yang melakukan covenant, dan ditunjukkan suatu janji. Bahwa text ini memang menunjuk
kepada Mesias terlihat dari Kis
13:33 Ibr 1:5 Ibr 5:5.
Lalu dalam Maz 40:7-9, sang Mesias menyatakan kesediaanNya untuk melakukan kehendak Bapa dalam
menjadi korban untuk dosa. Bahwa text ini
memang merupakan text yang berkenaan dengan Mesias terlihat dari Ibr 10:5-7.
Kristus berulang
kali membicarakan tentang tugas yang Ia terima dari Bapa, Yoh 6:38-39 Yoh
10:18 Yoh 17:4.
Pernyataan Kristus
dalam Luk 22:29 - “Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan
bagi kamu, sama seperti BapaKu menentukannya bagiKu”.
Louis Berkhof: “The verb used here is DIATITHEMI, the word from which DIATHEKE
is derived, which means to appoints by will, testament or covenant” (= ) - ‘Systematic Theology’, hal 266.
Selanjutnya, dalam Yoh 17:5 Kristus mengclaim suatu pahala / upah, dan dalam Yoh 17:6,9,24 (bdk. Fil
2:9-11) Ia menunjuk pada ‘umatNya dan kemuliaanNya
yang akan datang’ sebagai upah / pahala yang diberikan kepadaNya oleh Bapa.
4. Ada 2 text Perjanjian Lama yang menghubungkan
gagasan tentang covenant secara langsung dengan Mesias, yaitu Maz 89:4, yang didasarkan pada 2Sam 7:12-14. Bahwa itu merupakan
text yang berkenaan dengan Mesias terlihat dari Ibr 1:5 dan
Yes 42:6, dimana pribadi
yang ditunjuk adalah Hamba Allah. Ini menunjukkan bahwa
hamba itu bukanlah semata-mata
Juga ada ayat-ayat dimana sang Mesias berbicara tentang Allah sebagai AllahNya, yaitu Maz 22:2-3 dan Maz 40:9, dan dengan demikian menggunakan bahasa covenant.
-o0o-