Eksposisi Bileam
oleh: Pdt. Budi Asali, MDiv.
Bileam (1)
Cerita tentang Bileam ada dalam Bil 22-25, dan selain itu
ayat-ayat lain yang membicarakan Bileam adalah: Bil 31:8,15-17
Ul 23:3-5 Yos 13:22 Yos 24:9-10
Neh 13:1-3 Mikha 6:5 2Pet 2:15-16 Yudas
11 Wah 2:14.
Bilangan 22:1-4
Bil 22:1-4 - “(1) Kemudian berangkatlah orang Israel, dan berkemah di dataran
Moab, di daerah seberang sungai Yordan dekat Yerikho. (2) Balak bin Zipor
melihat segala yang dilakukan Israel kepada orang Amori. (3) Maka sangat
gentarlah orang Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya banyak, lalu muak
dan takutlah orang Moab karena orang Israel. (4) Lalu berkatalah orang Moab kepada
para tua-tua Midian: ‘Tentu saja laskar besar itu akan membabat habis segala
sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu membabat habis tumbuh-tumbuhan
hijau di padang.’ Adapun pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi raja Moab.”
I)
Latar belakang pemanggilan Bileam (ay 1-4).
1)
Moab takut, biarpun sebetulnya tidak ada alasan untuk takut.
Ay 1-3: “(1) Kemudian berangkatlah
orang Israel, dan berkemah di dataran Moab, di daerah seberang sungai Yordan
dekat Yerikho. (2) Balak bin Zipor melihat segala yang dilakukan Israel kepada
orang Amori. (3) Maka sangat gentarlah orang Moab terhadap
bangsa itu, karena jumlahnya banyak, lalu muak dan takutlah orang Moab karena
orang Israel”.
a) Memang Israel
baru saja mengalahkan raja orang Amori yaitu Sihon (Bil 21:21-30) dan raja
Basan yaitu Og (Bil 21:31-35). Bdk. Ul 2:26-3:11.
Keil &
Delitzsch mengatakan bahwa pasti tadinya orang Moab percaya bahwa Sihon dan Og
bisa menahan / mengalahkan orang Israel, tetapi ternyata baik Sihon maupun Og dikalahkan
oleh orang Israel.
b) Bangsa Israel
tidak mengambil daerah orang Moab, kecuali daerah Moab yang tadinya sudah
diambil oleh Sihon dari tangan orang Moab.
Adam Clarke: “‘And pitched in the plains
of Moab.’ They had taken no part of the country that at present appertained to
the Moabites; they had taken only that part which had formerly belonged to this
people, but had been taken from them by Sihon, king of the Amorites” (= ‘Dan berkemah di dataran
Moab’. Mereka tidak mengambil bagian dari negara yang pada saat itu menjadi
milik orang Moab; mereka hanya mengambil bagian yang dulunya adalah milik dari
bangsa ini, tetapi telah diambil dari mereka oleh Sihon, raja orang Amori).
Bdk.
Bil 21:21-26 - “(21) Kemudian orang Israel mengirim utusan kepada Sihon, raja
orang Amori, dengan pesan: (22) ‘Izinkanlah kami melalui negerimu; kami tidak akan menyimpang masuk ke ladang-ladang dan kebun-kebun
anggurmu, kami tidak akan minum air sumurmu, di jalan besar saja kami akan
berjalan, sampai kami melalui batas daerahmu.’ (23) Tetapi Sihon tidak
mengizinkan orang Israel berjalan melalui daerahnya, bahkan ia mengumpulkan
seluruh laskarnya, lalu keluar ke padang gurun menghadapi orang Israel, dan
sesampainya di Yahas berperanglah ia melawan orang Israel. (24) Tetapi orang
Israel mengalahkan dia dengan mata pedang dan menduduki negerinya dari sungai
Arnon sampai ke sungai Yabok, sampai kepada bani Amon, sebab batas daerah bani
Amon itu kuat. (25) Dan orang Israel merebut segala kota
itu, lalu menetaplah mereka di segala kota orang Amori, di Hesybon dan segala
anak kotanya. (26) Sebab Hesybon ialah kota kediaman
Sihon, raja orang Amori; raja ini tadinya berperang melawan raja Moab yang
lalu, dan merebut dari tangannya seluruh negerinya sampai ke sungai Arnon”.
c) Lebih dari itu,
Tuhan sendiri melarang Israel untuk menduduki daerah dari orang Edom, Moab, dan
Amon (Ul 2:4-5,9,19).
Catatan: Edom adalah
bangsa keturunan Esau (Kej 36:1,9), dan Moab
maupun Amon adalah bangsa-bangsa keturunan Lot (Kej 19:30-38).
Ul 2:9 - “Lalu berfirmanlah TUHAN
kepadaku: Janganlah melawan Moab dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku
tidak akan memberikan kepadamu apapun dari negerinya
menjadi milikmu, karena Ar telah Kuberikan kepada bani Lot menjadi miliknya”.
d) Tetapi orang Moab
toh merasa takut dengan kehadiran bangsa Israel.
Ay 3: “Maka sangat gentarlah
orang Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya banyak, lalu muak dan
takutlah orang Moab karena orang Israel”.
1. Terjemahan dari
ay 3.
Kata
‘muak’ tidak ada dalam
terjemahan bahasa Inggris.
KJV: ‘And Moab
was sore afraid of the people, because they were many: and Moab was distressed
because of the children of Israel’ (= Dan orang Moab sangat takut terhadap
bangsa itu, karena mereka banyak: dan orang Moab susah
/ kuatir karena anak-anak Israel).
RSV: ‘And Moab
was in great dread of the people, because they were many; Moab was overcome
with fear of the people of Israel’ (= Dan Moab berada dalam ketakutan yang
besar terhadap bangsa itu, karena mereka banyak; orang Moab dikuasai oleh rasa
takut terhadap bangsa Israel).
NIV: ‘and Moab
was terrified because there were so many people. Indeed, Moab was filled with
dread because of the Israelites’ (= dan orang Moab takut karena ada begitu banyak
orang. Memang, orang Moab dipenuhi dengan rasa takut karena
orang-orang Israel).
NASB: ‘So Moab
was in great fear because of the people, for they were numerous; and Moab was
in dread of the sons of Israel’ (= Demikianlah orang Moab berada dalam rasa
takut yang besar karena bangsa itu, karena mereka banyak; dan orang Moab ada
dalam ketakutan terhadap anak-anak Israel).
Tetapi
menurut Jamieson, Fausset & Brown kata ‘muak’ itu sebetulnya ada.
Jamieson, Fausset
& Brown: “‘And Moab was distressed because of the children of Israel.’
The addition of this clause being tautological, Michaelis and Hengstenberg take
the verb quwts in its primary
signification, ‘to loathe, to be disgusted, or wearied
of a thing’ (Num. 21:5: cf. Gen. 27:46). The Septuagint translates prosoochthise Mooab, ‘was indignant,’
but Gesenius shows that the idea of loathing in several verbs is also
transferred to that of fear” [= ‘dan orang Moab susah / kuatir karena anak-anak Israel’.
Karena penambahan anak kalimat ini merupakan suatu pengulangan, Michaelis dan
Hengstenberg mengartikan kata kerja QUWTS (?) dalam artinya yang utama, ‘muak, jijik, atau
jemu terhadap sesuatu’ (Bil 21:5: bdk. Kej 27:46). Septuaginta
menterjemahkan prosoochthise Mooab,
‘marah’, tetapi Gesenius menunjukkan bahwa gagasan dari muak dalam beberapa
kata kerja juga diberikan pada rasa takut].
Bil 21:5 - “Lalu mereka berkata-kata
melawan Allah dan Musa: ‘Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya
kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada
roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.’”.
Kej 27:46 - “Kemudian Ribka berkata
kepada Ishak: ‘Aku telah jemu hidup karena perempuan-perempuan Het itu;
jikalau Yakub juga mengambil seorang isteri dari antara perempuan negeri ini,
semacam perempuan Het itu, apa gunanya aku hidup
lagi?’”.
Mungkin
sekalipun arti ‘muak’ itu ada, tetapi dianggap tidak sesuai dengan kontext,
maka terjemahan-terjemahan bahasa Inggris semua membuang arti itu, dan hanya
menterjemahkan ‘takut’.
2. Mengapa orang
Moab tetap merasa takut?
a. Karena curiga
tanpa alasan.
Matthew Henry: “They needed not to fear
any harm from them if they knew (and it is probable that Moses let them know)
the orders God had given to Israel not to contend with the Moabites, nor to use
any hostility against them, Deut. 2:9. But, if they had any notice of this,
they were jealous that it was but a sham, to make them secure, that they might
be the more easily conquered. Notwithstanding the old friendship between
Abraham and Lot, the Moabites resolved to ruin Israel if they could, and
therefore they will take it for granted, without any ground for the suspicion,
that Israel resolves to ruin them. Thus it is common for those that design
mischief to pretend that mischief is designed against them; and their
groundless jealousies must be the colour of their causeless malice. They hear
of their triumphs over the Amorites (v. 2), and think that their own house is
in danger when their neighbour’s is on fire” [= Mereka tak perlu takut
ada gangguan / bahaya apapun dari orang Israel jika mereka tahu (dan adalah
mungkin bahwa Musa memberitahu mereka) perintah-perintah yang diberikan Allah
kepada Israel untuk tidak melawan orang-orang Moab, atau bersikap bermusuhan
terhadap mereka, Ul 2:9. Tetapi, jika mereka memperhatikan hal ini, mereka
kuatir bahwa itu hanyalah suatu kepura-puraan, untuk membuat mereka merasa
aman, sehingga mereka bisa dikalahkan dengan lebih mudah. Sekalipun ada
persahabatan tua / kuno antara Abraham dan Lot, orang-orang Moab memutuskan untuk
menghancurkan Israel jika mereka bisa melakukannya, dan mereka menganggap,
tanpa dasar apapun untuk curiga, bahwa Israel memutuskan untuk menghancurkan
mereka. Demikianlah merupakan sesuatu yang umum bagi mereka
yang merencanakan kejahatan untuk mengira bahwa kejahatan direncanakan terhadap
mereka; dan kewaspadaan / ketakutan mereka yang tak berdasar pastilah merupakan
alasan dari kejahatan mereka yang tak berdasar. Mereka
mendengar tentang kemenangan Israel terhadap orang-orang Amori (ay 2), dan
mengira bahwa rumah mereka ada dalam bahaya pada waktu tetangga mereka
kebakaran].
Penerapan:
Dalam
jaman sekarang ini, dimana begitu banyak orang melakukan kejahatan secara tak
terduga, adalah sesuatu yang bijaksana untuk selalu waspada terhadap
orang-orang yang tidak dikenal. Tetapi bagaimanapun, ‘sikap waspada’ ini
berbeda dengan ‘curiga tanpa alasan’.
b. Bahwa orang Moab
tetap takut, menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak percaya / reprobate
(orang-orang yang ditentukan untuk binasa) selalu takut tanpa alasan.
Calvin: “In his very alarm we see
the truth of what Scripture declares, viz., that the reprobate are always agitated
by groundless terrors; and this is the just reward of those who seek not peace
with God, that they should be constantly harassed by wretched disquietude” (= Dalam rasa takutnya
kita melihat kebenaran dari apa yang dinyatakan oleh Kitab Suci, yaitu bahwa
orang-orang yang ditentukan untuk binasa selalu digelisahkan oleh rasa takut
yang tak berdasar; dan ini merupakan upah yang benar / adil bagi mereka yang
tidak mencari damai dengan Allah, sehingga mereka secara terus menerus diganggu
oleh ketidak-tenangan yang buruk sekali) - hal 182.
Bandingkan dengan
ayat-ayat di bawah ini:
·
Yes 48:22 - “‘Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!’ firman
TUHAN”.
·
Amsal 28:1 - “Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya,
tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda”.
·
Maz 53:5-6 - “(5) Tidak sadarkah orang-orang yang melakukan kejahatan, yang
memakan habis umatKu seperti memakan roti, dan yang tidak berseru kepada Allah?
(6) Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, padahal tidak ada yang
mengejutkan; sebab Allah menghamburkan tulang-tulang para pengepungmu;
mereka akan dipermalukan, sebab Allah telah menolak mereka”.
·
Im 26:36 - “Dan mengenai mereka yang masih tinggal hidup dari antaramu, Aku
akan mendatangkan kecemasan ke dalam hati mereka di dalam negeri-negeri musuh
mereka, sehingga bunyi daun yang ditiupkan anginpun akan mengejar mereka, dan
mereka akan lari seperti orang lari menjauhi pedang, dan mereka akan rebah,
sungguhpun tidak ada orang yang mengejar”.
·
Ul 28:65 - “Engkau tidak akan mendapat ketenteraman di antara
bangsa-bangsa itu dan tidak akan ada tempat berjejak bagi telapak kakimu; TUHAN
akan memberikan di sana kepadamu hati yang gelisah, mata yang penuh rindu
dan jiwa yang merana”.
Calvin: “For as the brightness of
the sun is painful and injurious to those who have weak eyes, so the blessings
which God bestows upon the Church, in token of His paternal favour, torment the
reprobate and stir them up to envy” (= Karena seperti terangnya matahari
merupakan sesuatu yang menyakitkan dan melukai bagi orang-orang yang mempunyai
mata yang lemah, demikian juga berkat-berkat yang Allah berikan kepada Gereja,
sebagai tanda kebaikanNya sebagai Bapa, menyiksa orang-orang yang ditentukan
untuk binasa dan mengaduk / menggerakkan mereka pada iri hati) - hal 182.
2)
Menghadapi hal seperti itu, maka Balak, raja Moab, memutuskan
untuk memanggil Bileam.
Ay 4-5a: “(4) Lalu berkatalah orang
Moab kepada para tua-tua Midian: ‘Tentu saja laskar besar itu akan membabat
habis segala sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu membabat habis
tumbuh-tumbuhan hijau di padang.’ Adapun pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi
raja Moab. (5a) Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang
di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia”.
a) ‘tua-tua Midian’ (ay 4a).
Orang-orang
Midian merupakan keturunan dari Abraham dan Ketura.
Kej 25:2,4 - “(1) Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura.
(2) Perempuan itu melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian,
Isybak dan Suah. (3) Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan
ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum. (4) Anak-anak Midian
ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan
Ketura”.
b) Orang-orang
Midian juga tinggal di Moab pada saat itu, dan karena itu mereka juga merasa
terancam.
Bible Knowledge
Commentary: “Because the Midianites were living in Moab at the time they too
felt themselves to be in peril” (= Karena orang-orang Midian tinggal di Moab pada saat itu, mereka
juga merasa diri mereka ada dalam bahaya).
Jamieson, Fausset
& Brown: “‘Moab said unto the elders of Midian.’ While branches of the
Midianites established themselves in various localities (Gen. 36:35; Exo. 3:1,
etc.), the main portion of the tribe were settled on the high table-lands east
of Moab and south of Ammon, being under the government of five kings (shiekhs)
(Num. 31:8; Josh. 13:21) - evidently those who are here called ‘elders’ (ziqniym); Septuagint, gerousia, the senate of Midian” [= ‘Lalu berkatalah orang
Moab kepada para tua-tua Midian’. Sekalipun bagian-bagian keluarga dari
orang-orang Midian menetap di berbagai tempat (Kej 36:35; Kel 3:1, dsb), bagian
utama dari suku itu mendiami dataran tinggi di Timur Moab dan Selatan Amon, dan
berada di bawah pemerintahan dari 5 raja / sheik (Bil 31:8; Yos 13:21) dan
mereka ini jelas adalah yang di sini disebut ‘tua-tua’
(ziqniym);
Septuaginta, gerousia, majelis
dari Midian].
Pulpit Commentary: “It appears from verse 7
that Balak acted for Midian as well as for Moab; as the Midianites were but a
weak people, they may have placed themselves more or less under the protection
of Balak” (= Terlihat dari ay 7 bahwa Balak bertindak untuk Midian maupun
untuk Moab; karena orang-orang Midian hanyalah bangsa yang lemah, mereka
mungkin telah menempatkan diri mereka, sedikit atau banyak, di bawah
perlindungan Balak).
c) Ay 4
menunjukkan bahwa orang kafir (Moab) mengajak orang kafir lain
(Midian) untuk melawan orang Israel / Gereja.
·
Merupakan sesuatu yang umum kalau anak-anak setan bersatu
melawan anak-anak Tuhan. Ini seharusnya mendorong anak-anak Tuhan untuk juga
bersatu.
·
Karena itu Calvin menduga bahwa Bileam adalah orang Midian.
d) Balak tahu bahwa
kalau mereka melawan Israel dengan perang biasa mereka pasti kalah, dan karena
itu ia lalu memanggil Bileam, yang dikenal sebagai
semacam tukang sihir.
1. Prasangka yang
menguasainya menyebabkan ia tidak berusaha menempuh
jalan damai.
Pulpit Commentary: “War being useless, what shall
Balak do? In his mind there were only two alternatives, either to fight or to
send for Balaam. And yet there was a better course, had he thought of it, viz.,
to approach Israel peacefully. But prejudice, a fixed persuasion that Israel
was his enemy, dominated his mind. We do very foolish things through allowing
traditional conceptions to rule us. That Israel was the enemy of Moab was an
assumption with not the smallest basis of experience. Many of the oppositions
and difficulties of life arise from assuming that those who have the
opportunity to injure are likely to use the opportunity. He who will show
himself friendly may find friends and allies where he least expects them” (= Perang merupakan
sesuatu yang sia-sia, apa yang akan dilakukan oleh
Balak? Dalam pikirannya hanya ada dua pilihan, atau berperang, atau memanggil
Bileam. Tetapi sebetulnya di sana ada jalan yang lebih baik,
seandainya ia memikirkan tentang hal itu, yaitu, mendekati Israel secara
damai. Tetapi prasangka, suatu keyakinan yang sudah pasti, bahwa Israel adalah
musuhnya, mendominasi pikirannya. Kita melakukan hal-hal yang
sangat tolol dengan mengijinkan pemikiran tradisionil memerintah kita. Bahwa Israel adalah musuh orang Moab merupakan suatu anggapan tanpa
dasar pengalaman yang terkecil. Banyak dari oposisi dan kesukaran dalam
hidup muncul dari anggapan bahwa mereka yang mempunyai kesempatan untuk melukai
/ merugikan kita sangat mungkin akan menggunakan
kesempatan itu. Ia yang menunjukkan dirinya sendiri
ramah / bersahabat akan mendapatkan sahabat dan sekutu dimana ia paling sedikit
mengharapkannya).
2. Karena tak bisa
menemukan bantuan yang biasa / alamiah, ia lalu
mencari bantuan yang sifatnya supra-natural.
Pulpit Commentary: “Balak cannot find
sufficient resources in nature, therefore he seeks above nature. When men, who
in their selfishness and unspirituality are furthest from God, find themselves
in extremity, it is then precisely that they are seen turning to a power higher
than their own (1 Sam 28)” [= Balak tidak bisa mendapatkan / menemukan sumber yang cukup
dalam alam, dan karena itu ia mencarinya di atas alam. Pada saat manusia yang
dalam keegoisan dan ke-tidak-rohani-an mereka berada paling jauh dari Allah,
mendapati diri mereka sendiri dalam kebutuhan yang sangat, maka persis pada
saat seperti itulah mereka terlihat berpaling kepada suatu kuasa / kekuatan
yang lebih tinggi dari diri mereka (1Sam 28)].
Catatan: 1Sam 28 adalah
cerita raja Saul yang memanggil pemanggil arwah.
The Bible
Exposition Commentary (OT): “Conventional warfare was out of the question. Moab and Midian
needed the help of the devil, and Balaam was in touch
with the devil. ... Balaam must have had a wide reputation as a successful
practitioner of occult arts, other-wise Balak wouldn’t have ignored both distance
and price when he sent for him” (= Perang biasa merupakan sesuatu yang mustahil. Moab dan
Midian butuh pertolongan setan, dan Bileam berhubungan dengan setan. ... Bileam
pasti telah mempunyai reputasi yang luas dan seorang yang dengan sukses
mempraktekkan kuasa gelap, atau Balak tidak akan
mengabaikan jarak maupun harga / ongkos pada waktu ia memanggilnya).
Penerapan:
Ini sama seperti banyak orang, bahkan ‘orang Kristen’, yang
kalau sakit / menghadapi problem, lalu mencari paranormal, dukun dan sebagainya.
-o0o-