Eksposisi Bileam
oleh: Pdt. Budi Asali, MDiv.
Bileam (6)
Bilangan 22:36-40
Bil 22:36-40 - “(36) Ketika Balak mendengar, bahwa Bileam datang, keluarlah ia menyongsong dia sampai ke Kota Moab di perbatasan sungai
Arnon, pada ujung perbatasan itu. (37) Dan berkatalah Balak kepada Bileam:
‘Bukankah aku sudah mengutus orang memanggil engkau? Mengapakah
engkau tidak hendak datang kepadaku? Sungguhkah tidak
sanggup aku memberi upahmu?’ (38) Tetapi berkatalah Bileam kepada Balak:
‘Ini aku sudah datang kepadamu sekarang; tetapi akan
mungkinkah aku dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang akan
ditaruh Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan kukatakan.’ (39) Lalu pergilah
Bileam bersama-sama dengan Balak dan sampailah mereka ke Kiryat-Huzot. (40) Balak mengorbankan beberapa ekor lembu sapi dan kambing domba
dan mengirimkan sebagian kepada Bileam dan kepada pemuka-pemuka yang
bersama-sama dengan dia”.
VIII) Bileam bertemu dengan
Balak (ay 36-40).
1)
Balak menyongsong untuk menemui Bileam.
Ay 36: “Ketika Balak mendengar,
bahwa Bileam datang, keluarlah ia menyongsong dia sampai ke Kota Moab di
perbatasan sungai Arnon, pada ujung perbatasan itu”.
Jamieson, Fausset
& Brown: “‘Balak ... went out to meet him.’ The higher the rank of the
expected guest, politeness requires a greater distance to be gone to welcome
his arrival” (= ‘Balak ... keluar untuk menemui dia’. Makin
tinggi rangking / pangkat dari tamu yang diharapkan, kesopanan menuntut jarak
yang lebih jauh untuk dilalui untuk menyambut kedatangannya).
Keil &
Delitzsch: “By coming as far as the frontier of his kingdom to meet the
celebrated soothsayer, Balak intended to do him special honour” (= Dengan datang sejauh
perbatasan dari kerajaannya untuk menemui tukang tenung yang terkenal itu,
Balak bermaksud untuk memberinya penghormatan yang khusus).
The Bible
Illustrator (Old Testament): “See what respect heathen princes paid to those that had but the
name of prophets, and how welcome one was that came with his mouth full of
curses. What a shame is it, then, that the ambassadors of Christ are so little
respected by most, and that they are so coldly entertained who bring tidings of
peace and blessing!” (= Lihatlah rasa / sikap hormat yang diberikan oleh pangeran
kafir ini kepada mereka yang hanya mempunyai nama /
sebutan dari nabi-nabi, dan bagaimana ia menyambut seseorang yang datang dengan
mulutnya yang penuh dengan kutukan-kutukan. Maka, alangkah memalukannya bahwa
utusan-utusan / duta-duta Kristus begitu sedikit dihormati oleh kebanyakan
orang, dan bahwa mereka yang membawa berita gembira tentang damai dan berkat
disambut sebagai tamu dengan begitu dingin).
Matthew Poole: “That by this great honour
he might give him a taste and earnest of those great rewards he designed him,
and thereby oblige him to use his utmost skill and interest for him” (= Supaya dengan
kehormatan yang besar ini ia bisa memberinya cicipan dan uang muka dari upah
besar yang ia rancang baginya, dan dengan itu mewajibkannya untuk menggunakan
keahlian dan perhatiannya yang sepenuhnya untuk dia) - hal 311.
2)
Kata-kata / teguran Balak kepada Bileam.
Ay 37: “Dan berkatalah Balak
kepada Bileam: ‘Bukankah aku sudah mengutus orang memanggil engkau? Mengapakah engkau tidak hendak datang kepadaku? Sungguhkah tidak sanggup aku memberi upahmu?’”.
Untuk ay 37 ini
hanya NIV yang menterjemahkan ‘reward’ (= upah / pahala), sedangkan
KJV/RSV/NASB menterjemahkan ‘honor’ (= kehormatan). Kata
Ibraninya memang bisa diterjemahkan keduanya, dan dalam Kitab Suci memang
‘hormat’ dihubungkan dengan pemberian uang / sumbangan / tunjangan. Ini
terlihat dari:
·
Mat 15:4-6 - “(4) Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu;
dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. (5)
Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu,
sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, (6) orang itu tidak wajib lagi menghormati
bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku
demi adat istiadatmu sendiri”.
·
Kis 28:10 - “Mereka sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak,
mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan”.
·
1Tim 5:3-4,8,16 - “(3) Hormatilah
janda-janda yang benar-benar janda. (4) Tetapi jikalau seorang janda mempunyai
anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada
kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka,
karena itulah yang berkenan kepada Allah. ... (8) Tetapi jika ada seorang
yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang
itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman. ... (16) Jika seorang
laki-laki atau perempuan yang percaya mempunyai anggota keluarga yang janda,
hendaklah ia membantu mereka sehingga mereka
jangan menjadi beban bagi jemaat. Dengan demikian jemaat dapat membantu
mereka yang benar-benar janda”.
·
1Tim 5:17-18 - “(17) Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati
dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan
mengajar. (18) Bukankah Kitab Suci berkata: ‘Janganlah engkau memberangus
mulut lembu yang sedang mengirik,’ dan lagi ‘seorang pekerja patut mendapat
upahnya.’”.
Dari kata-kata
ini kita melihat bahwa Balak menganggap bahwa karena ia
mampu memberikan kehormatan / pahala / upah yang tinggi / besar, maka nabi
manapun harus mau datang kepadanya dan tunduk kepadanya!
Calvin: “Now this is precisely as
if he should make the prophetical office subservient to money, and claim the
dominion over its revelations by means of his wealth” (= Ini persis seakan-akan
ia membuat jabatan nabi itu tunduk pada uang, dan menuntut penguasaan atas
wahyu-wahyunya dengan menggunakan kekayaannya).
Dan banyak
pendeta / pengkhotbah yang memang cocok dengan pemikiran Balak tersebut! Tetapi bagaimana seharusnya pendeta / pengkhotbah bersikap, bisa
kita perhatikan dari ayat-ayat di bawah ini.
a) Yesus tidak
mencari hormat dari manusia, dan Ia mengecam orang
yang mencari hormat dari manusia, dan bukannya dari Allah.
Yoh 5:41-44
- “(41) Aku
tidak memerlukan hormat dari manusia. (42) Tetapi tentang kamu,
memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. (43) Aku datang dalam nama BapaKu dan kamu tidak
menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan
menerima dia. (44) Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima
hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari
Allah yang Esa?”.
b) Yesus tidak
mencari hormat bagi diriNya sendiri, dan Ia mengecam
orang yang mencari hormat bagi dirinya sendiri.
Yoh 8:50 - “Tetapi Aku tidak
mencari hormat bagiKu: ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang
menghakimi”.
Yoh 7:18
- “Barangsiapa
berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri,
tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan
tidak ada ketidakbenaran padanya”.
c) Petrus menghardik
orang yang mau membeli kasih karunia Allah dengan uang.
Kis 8:18-20
- “(18)
Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul
itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan
uang kepada mereka, (19) serta berkata: ‘Berikanlah juga kepadaku kuasa
itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima
Roh Kudus.’ (20) Tetapi Petrus berkata kepadanya: ‘Binasalah kiranya uangmu
itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli
karunia Allah dengan uang”.
Calvin (tentang
Kis 8:18): “As he had heretofore gotten gain by his magic, so he thought
that it would be gainsome if he might give the graces of the Spirit” [= Seperti ia sampai saat
itu mendapatkan keuntungan dari magic, demikian juga ia mengira bahwa akan
merupakan sesuatu yang menguntungkan / mendatangkan keuntungan jika ia bisa
memberikan kasih karunia dari Roh (Kudus)].
3)
Jawaban Bileam kepada Balak.
Ay 38: “Tetapi berkatalah Bileam
kepada Balak: ‘Ini aku sudah datang kepadamu sekarang; tetapi akan mungkinkah aku dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang
akan ditaruh Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan
kukatakan.’”.
a) Penilaian
terhadap kata-kata Bileam ini.
1. Ada penafsir yang
menurut saya memandang kata-kata Bileam ini dengan cara
yang kelewat positif.
Adam Clarke: “Here was a noble
resolution, and he was certainly faithful to it: though he wished to please the
king, and get wealth and honour, yet he would not displease God to realize even
these bright prospects. Many who slander this poor semi-antinomian prophet,
have not half his piety” (= Di sini ada suatu ketetapan hati yang mulia, dan ia pasti
setia pada kata-katanya itu: sekalipun ia ingin / berharap bisa menyenangkan
sang raja, dan mendapatkan kekayaan dan kehormatan, tetapi ia tidak mau membuat
Allah tidak senang sekalipun ia menyadari adanya prospek yang begitu cerah.
Banyak orang yang memfitnah nabi yang malang yang agak
anti hukum ini, tetapi tidak mempunyai setengah dari kesalehan nabi ini).
Saya
tidak tahu dari mana Clarke mendapat kesimpulan seperti itu. Bileam bukannya memutuskan
untuk mentaati Tuhan, tetapi ia dipaksa untuk
mentaati Tuhan.
2. Ada penafsir yang
memandang kata-kata Bileam ini dengan cara yang
positif.
Mereka menganggap
bahwa Bileam sudah mendapat pelajaran dari keledainya dan dari Malaikat TUHAN,
dan karena itu ia mengatakan kata-kata ini. Ia mengatakan bahwa sekalipun ia memang sudah datang, tetapi
ia tak punya kuasa apa-apa untuk mengatakan kata apapun semaunya. Hanya
kata-kata yang Allah berikan di mulutnya yang bisa ia
ucapkan. Dan ia betul-betul mengimani kata-kata ini.
3. Ada penafsir yang
tetap melihat adanya sesuatu yang negatif dalam kata-kata Bileam ini.
Keil &
Delitzsch: “Balaam did not say anything different to the king from what he
had explained to his messengers at the very first (cf. v. 18). But just as he
had not told them the whole truth, but had concealed the fact that Jehovah, his
God, had forbidden the journey at first, on the ground that he was not to curse
the nation that was blessed (v. 12), so he could not address the king in open,
unambiguous words” [= Bileam tidak mengatakan apapun yang berbeda kepada sang raja
dari apa yang telah ia jelaskan kepada para utusannya sejak semula (bdk. ay
18). Tetapi sama seperti ia tidak memberitahu mereka seluruh kebenaran, tetapi
telah menyembunyikan fakta bahwa Yehovah, Allahnya, mula-mula telah melarang
perjalanannya, atas dasar bahwa ia tidak boleh mengutuk bangsa yang diberkati
(ay 12), demikian juga ia tidak bisa berbicara kepada raja dengan kata-kata
yang terbuka dan tidak berarti ganda].
b) Kata-kata Bileam
ini memang merupakan fakta.
Ia memang tak akan
bisa mengeluarkan kata-kata apapun, kecuali kata-kata yang ditempatkan oleh
Tuhan di mulutnya.
Seandainya saja
semua nabi / pendeta / pengkhotbah hanya bisa mengucapkan kata-kata yang Allah
letakkan dalam mulut mereka! Seandainya saja Allah melakukan kepada semua
pendeta / pengkhotbah apa yang Ia lakukan terhadap
Bileam dalam hal ini! Sebetulnya, kalau Ia mau, jelas
Ia bisa melakukannya. Tetapi Allah tidak melakukan hal itu
terhadap / kepada semua pendeta / pengkhotbah. Dan
karena itu, kenyataannya, ada banyak pendeta / pengkhotbah yang mengucapkan
kata-kata, bukan yang Allah letakkan, tetapi yang setan letakkan, di mulut
mereka.
4)
Balak mengadakan upacara korban.
Ay 39-40: “(39) Lalu pergilah
Bileam bersama-sama dengan Balak dan sampailah mereka ke Kiryat-Huzot. (40) Balak mengorbankan beberapa ekor lembu sapi dan kambing domba
dan mengirimkan sebagian kepada Bileam dan kepada pemuka-pemuka yang
bersama-sama dengan dia”.
a) Korban ini
diberikan, bukan sebagai korban syukur atas kedatangan Bileam, tetapi sebagai
korban untuk memohon kesuksesan untuk usaha yang akan
datang.
Keil &
Delitzsch: “The sacrifices were not so much thank-offerings for Balaam’s
happy arrival, as supplicatory offerings for the success of the undertaking
before them. ‘This is evident,’ as Hengstenberg correctly observes, ‘from the
place and time of their presentation; for the place was not that where Balak
first met with Balaam, and they were only presented on the eve of the great
event.’” (= Korban ini bukannya merupakan korban syukur karena
kedatangan Bileam yang membahagiakan itu, tetapi lebih merupakan korban yang
dimaksudkan untuk memohon kesuksesan tentang usaha yang ada di
depan mereka. ‘Ini jelas’, seperti yang secara benar
diamati oleh Hengstenberg, ‘dari tempat dan saat dari pemberian persembahan
itu; karena tempatnya bukan dimana Balak pertama kalinya bertemu dengan Bileam,
dan korban-korban itu dipersembahkan pada malam sebelum peristiwa yang besar
itu’).
b) Pengabaian hal
moral dan penekanan hal yang bersifat upacara.
The Bible
Illustrator (OT): “Men will neglect the moral, and yet will attend to the
ceremonial, and on this ground will think themselves clear; they will commit
the greater, and yet will hesitate to commit the less, and on this ground will
pronounce themselves pure; they will violate the entire spirit of the Christian
law, and yet will scrupulously observe the letter of some precept or precedent,
and on this ground will pronounce themselves consistent Christians” (= Manusia mau
mengabaikan hal-hal yang bersifat moral, tetapi memperhatikan / mengikuti
hal-hal yang bersifat upacara, dan berdasarkan hal ini mengira bahwa diri
mereka bersih; mereka melanggar seluruh roh dari hukum Kristen, tetapi secara
cermat memperhatikan / menjalankan / mentaati huruf dari beberapa ajaran /
perintah atau teladan, dan berdasarkan hal ini mereka menyatakan / mengumumkan
diri mereka sendiri sebagai orang Kristen yang konsisten).
c) Korban itu
diberikan untuk siapa?
Adam
Clarke mengatakan bahwa korban itu diberikan baik untuk dewa orang Moab maupun
untuk Yawheh.
Adam Clarke: “This was to gain the
favour of his gods, and perhaps to propitiate Yahweh, that the end for which he
had sent for Balaam might be accomplished” (= Ini untuk mendapatkan
perkenan / kebaikan dari dewa-dewanya, dan mungkin untuk mengambil hati /
berdamai dengan Yahweh, supaya tujuan untuk mana ia
memanggil Bileam bisa tercapai).
Pulpit
Commentary mengatakan bahwa mungkin persembahan korban itu dilakukan
bukan untuk dewa yang disembah Balak, tetapi untuk Yahweh.
Pulpit Commentary: “Probably these sacrifices
were offered not to Chemosh, but to the Lord, in whose name Balaam always
spoke”
[= Mungkin korban-korban itu dipersembahkan bukan kepada Kamos, tetapi kepada
Tuhan (Yahweh), dalam nama siapa Bileam selalu
berbicara].
Kalau
Pulpit Commentary mengatakan ‘mungkin’ maka Keil & Delitzsch memastikan hal
itu.
Keil &
Delitzsch: “Moreover, they were offered unquestionably not to the Moabitish
idols, from which Balak expected no help, but to Jehovah, whom Balak wished to
draw away, in connection with Balaam, from His own people (Israel), that he
might secure His favour to the Moabites” [= Selanjutnya, korban
itu tak diragukan tidak dipersembahkan kepada dewa / berhala orang Moab, dari
mana Balak tidak mengharapkan pertolongan, tetapi kepada Yehovah, yang dengan
perantaraan Bileam, ingin Balak jauhkan dari umatNya sendiri (Israel), supaya
ia bisa memastikan kebaikanNya bagi orang Moab].
Saya
sendiri setuju dengan Keil & Delitzsch.
d) Kalaupun ini
merupakan persembahan untuk Yahweh, apakah Yahweh mau menerimanya?
Bandingkan
dengan:
·
1Sam 15:22-23a - “(22) Tetapi jawab Samuel: ‘Apakah TUHAN itu berkenan kepada
korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara
TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan,
memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. (23a) Sebab
pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama
seperti menyembah berhala dan terafim”.
·
Yes 1:10-15 - “(10) Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia
Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! (11)
‘Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?’ firman TUHAN; ‘Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan
lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing
jantan tidak Kusukai. (12) Apabila kamu datang untuk menghadap di hadiratKu,
siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran
Bait SuciKu? (13) Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab
baunya adalah kejijikan bagiKu. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau
mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu
itu penuh kejahatan. (14) Perayaan-perayaan bulan barumu dan
pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi
beban bagiKu, Aku telah payah menanggungnya. (15) Apabila kamu menadahkan
tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali
berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah”.
e) Sebagian korban
dikirim kepada Bileam.
Pengiriman
sebagian dari persembahan itu kepada Bileam lagi-lagi tentu ditujukan untuk
menghormatinya. Apa tujuannya dan efek semua ini bagi
Bileam?
Calvin: “The object of all this
is, that Balaam was enticed by blandishments, in order that he might be ashamed
to refuse anything to so munificent a king, by whom he had been treated not
merely in a friendly, but in a liberal manner” (= Tujuan dari semua ini
adalah supaya Bileam dipikat oleh bujukan, supaya ia bisa merasa malu untuk
menolak apapun bagi seorang raja yang begitu murah hati, oleh siapa ia telah
diperlakukan bukan semata-mata dengan cara yang bersahabat, tetapi dengan cara
yang royal).
Matthew
Henry: “And now Balaam is really as solicitous to please Balak as ever
he had pretended to be to please God” (= Dan sekarang Bileam sungguh-sungguh ingin
untuk menyenangkan Balak seperti ia selalu berpura-pura untuk menjadi orang
yang menyenangkan Allah).
-o0o-