Eksposisi Kitab Hagai
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
Hagai 1:1-11
I) Latar belakang kitab Hagai:
Peristiwa dalam
kitab Hagai ini terjadi kira-kira
tahun 520 SM. Sekitar 16 tahun sebelum peristiwa
ini, raja Koresy memerintahkan orang-orang Yahudi untuk kembali
ke negaranya (dari pembuangan Babilonia) dan membangun kembali Bait Allah
(Ezra 1-2). 2 tahun setelah pulang dari Babilonia, orang-orang Yahudi sudah meletakkan fondasi Bait Allah (Ezra 3:8-13). Tetapi lalu muncul
musuh-musuh (Ezra 4-5),
sehingga pembangunan Bait
Allah itu terhenti. Sekarang telah lewat 14 tahun, mereka tetap
membiarkan Bait Allah itu begitu saja.
Catatan: Calvin menganggap
peristiwa ini terjadi lebih telat
lagi (lebih dari 16 tahun setelah
pulang dari pembuangan)
II) Sikap / tindakan orang-orang Yahudi:
1) Mereka tidak membangun Bait Allah, tetapi masing-masing membangun rumahnya sendiri (ay 2,4,9).
a) Mereka tidak membangun Bait Allah karena menganggap ‘belum waktunya’ (ay 2,9).
Ini sebetulnya
menunjukkan bahwa mereka tahu bahwa
membangun Bait Allah itu penting, tetapi mereka mau menunda. Mungkin mereka
beranggapan bahwa jaman dahulupun nenek moyang mereka
tidak mempunyai Bait Allah maupun Kemah Suci, dan tetap bisa
beribadah kepada Tuhan.
Penerapan:
Kita juga
bisa punya pikiran seperti itu: sudah 4 tahun
kita berbakti tanpa punya gedung
gereja, dan kita toh tetap
bisa beribadah kepada Tuhan. Lalu
untuk apa
membangun gedung gereja. Mengapa tidak begini terus saja?
b) Mereka membangun rumah masing-masing (ay 4,9).
‘dipapani dengan baik’ (ay 4).
NIV/NASB/RSV:
paneled / panelled
(= dipapani).
KJV:
cieled (?) = ceiled ? = diberi atap / langit-langit.
Ini sesuatu yang lux
/ mewah (bdk. 1Raja-raja 7:3 Yer
22:14).
Kesimpulan: mereka
mendahulukan diri mereka sendiri dari pada Tuhan.
Calvin: “Hence the prophet inquires, whether it was consistent that
mortal men, who differ not from worms, should possess magnificent houses, and
that God should be without his temple” (= Sebab itu nabi
itu bertanya, apakah merupakan sesuatu yang konsisten kalau manusia yang bisa mati, yang tidak berbeda dengan
cacing, mempunyai rumah-rumah yang megah, sedangkan Allah tidak mempunyai Rumah / Bait Allah).
Bdk. Luk
14:26 - harus membenci nyawanya sendiri.
2) Sikap orang-orang
Yahudi ini sangat kontras dengan sikap:
a) Daud (bacalah 2Sam 7:1-2!).
Hal lain yang harus diperhatikan dari Daud adalah:
pada waktu Tuhan akhirnya melarang dia untuk
membangun Bait Allah dan mengatakan bahwa Salomolah yang harus membangunnya, maka Daud mati-matian berusaha menyediakan segala yang dibutuhkan untuk pembangunan Bait Allah itu oleh Salomo
(1Taw 22:1-5,14-19
1Taw 28-29). Sekalipun ia tidak bisa memakai Bait Allah itu, ia mau
berjerih payah untuk menyediakan semua kebutuhan pembangunannya. Jadi jelas bahwa Daud ingin membangun
bukan karena egoisme, tetapi betul-betul karena cintanya kepada Tuhan.
Penerapan:
Kalau saudara
sudah cukup tua, saudara bisa
berpikir: untuk apa membangun
gereja, toh sebentar lagi saya
mati dan saya tak bisa
menikmatinya.
b) Salomo, yang membangun Bait Allah dulu, baru istananya (1Raja-raja 6-7).
III) Sikap / tindakan Tuhan:
1) Ay 2: menyebut orang-orang Yahudi dengan istilah ‘bangsa ini’ (these / this people, bukan My
people). Ini jelas menunjukkan ketidaksenangan Tuhan!
Mengapa Tuhan
tidak senang?
·
sekalipun gereja
adalah orang-orangnya, tetapi rumahnya / tempat / gedungnya tetap penting. Itu adalah tempat
dimana Allah menyatakan kemuliaanNya / dimuliakan. Ay 8c:
‘maka Aku akan menyatakan kemuliaanKu di situ’.
RSV: I may appear in my glory (= Aku bisa menampakkan diri dalam kemuliaanKu)
NIV:
be honored (= dihormati).
NASB:
be glorified (= dimuliakan).
KJV:
will be glorified (= akan dimuliakan).
·
mengabaikan rumah
Tuhan = mengabaikan ibadah = mengabaikan Tuhan sendiri!
Kalau tidak
dibangunnya Rumah Allah menyebabkan Tuhan tidak senang, sebaliknya
kalau Rumah Allah dibangun, itu menyenangkan
Tuhan (ay 8b).
2) Hukum / hajar bangsa
a) Tuhan menghajar / menghukum orang-orang Yahudi itu dengan 3 hal:
·
‘menabur banyak tetapi membawa
pulang sedikit’ (ay 6a).
Ini tunjukkan
bahwa Tuhan tidak memberkati pekerjaan mereka.
·
‘makan tetapi tidak sampai
kenyang, minum tetapi tidak sampai
puas, berpakaian tetapi tidak menghangatkan
badan’ (ay 6b).
Ini menunjukkan
bahwa hasil yang mereka dapatkan tidak bisa memuaskan
diri mereka.
·
‘upah mereka ditaruh dalam pundi-pundi berlobang’ (ay 6c).
Tuhan mengatur
sehingga uang simpanan mereka habis terus. Misalnya:
beri anak sakit, barang rusak
/ hilang, dicuri orang dsb.
Kalau kita
mengabaikan pembangunan Rumah Allah, tiga hukuman di atas
ini bisa muncul salah satu,
atau dua, atau semuanya dalam
hidup kita!
b) Mungkin hal-hal ini merupakan
salah satu alasan mengapa mereka tidak membangun
Bait Allah, tetapi dengan tidak membangun Bait Allah (yang justru adalah penyebab
dari semua hukuman itu), maka
hajaran ini justru menjadi makin hebat.
c) Disamping itu Tuhan mengucapkan
ay 9-11 untuk menunjukkan
kepada mereka bahwa apa
yang mereka alami itu bukanlah kebetulan
atau serangan setan, tetapi perbuatan
Tuhan sendiri untuk menghukum / menghajar mereka.
·
‘Aku menghembuskannya’
(ay 9a).
·
‘langit menahan embun, bumi menahan hasil’
(ay 10).
*
Embun sangat banyak
di
*
Tentu ayat ini tak berarti bahwa
‘langit’ dan ‘bumi’ itu sendiri
yang menahan embun / hasil, tetapi ini
semua pekerjaan Tuhan.
·
‘Aku memanggil
kekeringan’ (ay 11).
*
Tuhan mendatangkan kekeringan
itu keatas negeri, gunung, gandum, anggur, minyak, hasil tanah,
manusia, hewan, dan segala hasil
usaha.
*
Kata ‘kekeringan’ dalam
bahasa Ibraninya adalah CHOREB.
Sedangkan kata
Ibrani yang diterjemahkan ‘reruntuhan’ (ay 4,9b - Inggris: waste) adalah
CHAREB. Jadi di sini ada permainan
kata: karena engkau membiarkan rumahKu men-jadi CHAREB, maka Aku mendatangkan
CHOREB bagimu!
Tetapi ada
orang yang beranggapan bahwa kata CHOREB itu sebetulnya juga adalah CHAREB (ingat bahwa bahasa
Ibrani sebetulnya tidak punya huruf
hidup). Jadi, artinya:
karena engkau membiarkan rumahKu sebagai reruntuhan, Aku juga akan mendatangkan reruntuhan bagimu.
Penerapan:
Jangan terlalu
cepat menganggap penderitaan sebagai serangan setan. Itu bisa merupakan hajaran Tuhan karena ketidak-taatan
saudara.
3) Suruh mereka merenungkan keadaan mereka (ay 5,7), karena tanpa
ini mereka tidak akan sadar
hukuman Tuhan.
4) Tegur mereka / nyatakan dosa mereka (ay 2,4,9b).
5) Suruh mereka membangun Bait Allah (ay 8).
a) Tuhan tidak mau mereka
cuma sadar dosa, dan sadar
bahwa penderitaan mereka merupakan hukuman Tuhan. Tuhan mau mereka melakukan
sesuatu untuk memperbaiki hal yang salah dalam hidup
mereka.
b) “Not costly offerings were desired, but a willing mind” (= Bukan persembahan
yang mahal yang diinginkan,
tetapi pikiran yang rela).
c) Ay 8 ini juga menunjukkan bahwa mereka harus
mau kerja berat (‘naik gunung,
bawa kayu’).
Kalau urusan
membangun gereja, harus menjadi seperti
Marta, bukan seperti Maria!
(NB: tentu tak berarti kita tak
perlu doa
untuk itu!).
IV) Halangan dalam membangun Rumah Allah:
1) Halangan dari musuh (Ezra 4-5).
Pikirkan: Ro 8:31b: ‘Jika Allah di pihak
kita, siapakah yang akan melawan kita?’
2) Halangan dari diri sendiri:
a) Tidak / kurang beriman.
·
takut tak
mampu membangun.
Ingat: Tuhan
akan menolong (Fil 4:13
2Kor 5:7).
·
takut kalau
memberi, lalu hidupnya tidak cukup.
Ingat: Mat 6:33.
b) Kurang / tidak kasih kepada
Tuhan. Ini bisa menyebabkan:
·
penghamburan uang
yang tidak perlu.
·
pelit / kikir.
·
egoisme. Bangun
rumah sendiri dahulu, beli mobil,
perhiasan, jalan-jalan ke luar negeri
dahulu, dsb.
Kalau ini
adalah problem saudara, pikirkanlah:
¨
bahwa Yesus
sudah rela mengalami penderitaan dan kematian bagi
saudara!
¨
bahwa saat
ini Yesus sedang membangun rumah di surga
bagi saudara (Yoh 14:2-3).
¨
rumah yang saudara
miliki di dunia itupun merupakan
berkat / pemberian Tuhan (Maz 127:1a 1Kor 4:7).
Tidakkah sepantasnya
kita mendahulukan Dia, dan berjuang
untuk membangun rumah bagiNya?
c) Rendah diri
/ minder. Merasa yang bisa diberikan cuma sedikit.
Ingat:
·
pemberian 5 roti
dan 2 ikan (Yoh 6:9).
·
pemberian 2 peser
dari janda miskin (Luk 21:1-4).
d) Sombong, self-confidence ® bersandar
pada kekuatan sendiri. Ini menyebabkan tidak
berdoa, dan tidak berdoa menyebabkan
gagal.
Ingat: Yoh
15:5.
e) Sikap fatalist: barangkali sudah takdir EXODUS harus keliling
f) Perpecahan.
Pikirkan: Fil 2:1-3.
Doakan dan usahakan kesatuan, saling mengasihi, dan kesehatian!
-AMIN-