Eksposisi Kitab Imamat
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
Mengapa dan apa pentingnya belajar
kitab Imamat?
1) Kitab ini adalah kitab yang sukar, dan jarang
dipelajari / diajarkan. Karena itu ada banyak hal-hal yang membingungkan
dan tidak dimengerti.
Contoh:
Im 21:16-23 - “(16) TUHAN berfirman kepada Musa:
(17) ‘Katakanlah kepada Harun, begini: Setiap orang dari antara keturunanmu turun-temurun
yang bercacat badannya, janganlah datang mendekat untuk mempersembahkan
santapan Allahnya, (18) karena setiap orang yang bercacat badannya tidak boleh
datang mendekat: orang buta, orang timpang, orang yang bercacat mukanya, orang
yang terlalu panjang anggotanya, (19) orang yang patah kakinya atau tangannya,
(20) orang yang berbongkol [NIV:
‘hunchback’ (= orang yang bungkuk)] atau yang kerdil badannya atau yang
bular matanya [NIV:
‘who has any eye defect’ (= yang mempunyai cacat mata apapun)], orang yang berkedal atau
berkurap [NIV: ‘who
has festering or running sores’ (= yang mempunyai luka yang bernanah /
membusuk atau mengalir)] atau yang rusak buah pelirnya. (21)
Setiap orang dari keturunan imam Harun, yang bercacat badannya, janganlah datang
untuk mempersembahkan segala korban api-apian TUHAN; karena badannya bercacat
janganlah ia datang dekat untuk mempersembahkan
santapan Allahnya. (22) Mengenai santapan Allahnya, baik
persembahan-persembahan maha kudus maupun
persembahan-persembahan kudus boleh dimakannya. (23) Hanya
janganlah ia datang sampai ke tabir dan janganlah ia datang ke mezbah, karena
badannya bercacat, supaya jangan dilanggarnya kekudusan seluruh tempat kudusKu,
sebab Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka.’”.
*
Im 19:19 - “Kamu harus berpegang kepada
ketetapanKu. Janganlah kawinkan dua jenis ternak dan janganlah taburi ladangmu
dengan dua jenis benih, dan janganlah pakai pakaian yang dibuat dari pada dua
jenis bahan”.
*
Im 19:27-28 - “(27) Janganlah kamu mencukur tepi rambut kepalamu berkeliling
dan janganlah engkau merusakkan tepi janggutmu. (28) Janganlah kamu menggoresi
tubuhmu karena orang mati dan janganlah merajah tanda-tanda pada kulitmu;
Akulah TUHAN”.
*
Im 22:23 - “Tetapi seekor lembu atau domba yang
terlalu panjang atau terlalu pendek anggotanya bolehlah kaupersembahkan sebagai
korban sukarela, tetapi sebagai korban nazar TUHAN tidak akan berkenan akan
binatang itu”.
*
Im 22:28 - “Seekor lembu atau kambing atau
domba janganlah kamu sembelih bersama dengan anaknya pada satu hari juga”.
Jadi, pada
waktu kita mempelajarinya kita bisa mendapatkan banyak hal-hal baru, yang
penting dan jarang / tak pernah diajarkan.
2) Ini adalah kitab yang paling banyak mengandung
kata-kata Allah secara langsung.
Andrew Bonar: “There is no book, in the whole compass of that inspired Volume
which the Holy Ghost has given us, that contains more of the very words of God
than Leviticus. It is God that is the direct speaker in almost every page; His
gracious words are recorded in the form wherein they were uttered. This
consideration cannot fail to send us to the study of it with singular interest
and attention”
(= Tidak ada kitab, dalam seluruh batasan dari jilid yang diinspirasikan, yang
diberikan oleh Roh Kudus kepada kita, yang mengandung lebih banyak kata-kata
Allah sendiri dari pada Imamat. Allahlah yang merupakan
pembicara langsung dalam hampir setiap halaman; kata-kataNya yang penuh kasih
karunia dicatat dalam bentuk sebagaimana mereka diucapkan. Pertimbangan
ini tidak bisa gagal untuk menyuruh kita untuk mempelajarinya dengan minat dan
perhatian yang istimewa) - hal 1.
3) Kitab ini dipenuhi dengan Injil.
Andrew Bonar: “The Gospel of the grace of God,
with all that follows in its train, may be found in Leviticus. This is the
glorious attraction of the book to every reader who feels himself a sinner. The
New Testament has about forty special references to its various ordinances” (= Injil dari kasih karunia Allah,
dengan semua rentetan yang mengikutinya, bisa ditemukan dalam Imamat. Ini merupakan daya tarik yang mulia dari kitab ini bagi setiap
pembaca yang merasa dirinya sendiri sebagai orang berdosa. Perjanjian
Baru mempunyai sekitar 40 referensi khusus kepada peraturan-peraturannya yang beraneka
ragam) - hal
2.
4) Kitab Imamat mempunyai theologia yang masih
sah dan relevan.
Kitab Imamat
bukan sekedar mencatat sejarah ataupun hukum-hukum kuno yang sudah tak berlaku
lagi; sebaliknya kitab ini menceritakan karakter dan kehendak Allah bagi umatNya. Dan karena
Allah itu tak berubah, maka dari kitab ini kita bisa mempelajari theologia yang
tetap sah dan relevan.
Wenham (NICOT): “Leviticus is a book of laws set
within a narrative framework, and it may therefore seem odd to talk about its
theology. But the biblical writers believed, and the Church always accepted,
that they were writing more than history. They were recording God’s word to his
people. Leviticus is therefore more than a description of past historical
events and more than a collection of dated laws. It tells us about God’s
character and will, which found expression in his dealings with
Memang semua ceremonial law
(= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan) dalam kitab ini sudah tidak
berlaku, atau sudah tidak perlu dilakukan lagi, tetapi makna dari hukum-hukum
itu tetap berlaku! Misalnya: pada saat itu kalau seseorang berdosa, ia harus mempersembahkan korban. Karena
Kristus sudah mati disalib bagi kita, maka sekarang kalau kita berdosa, kita
tidak perlu, dan bahkan tidak boleh, mempersembahkan korban binatang lagi.
Tetapi makna dari hukum kuno itu tetap berlaku, yaitu ‘dosa membutuhkan korban’. Dulu
korbannya adalah binatang, sekarang korbannya adalah Kristus!
5) Kitab Imamat menekankan 2 hal, yaitu:
a) Ibadah / jalan mencapai Allah.
b) Kekudusan.
dan kedua hal ini jelas merupakan
hal-hal yang sangat penting untuk dipelajari.
Victor P. Hamilton: “Norman L. Geisler has suggested
that Leviticus be understood as a two-part book: the way to the Holy One
(chaps. 1-10), that way being by sacrifice and priesthood; the way to holiness
(chaps. 11-27), that way involving both sanitation and sanctification” [= Norman L. Geisler mengusulkan
bahwa Imamat bisa dimengerti sebagai suatu kitab dengan 2 bagian: jalan kepada
Yang Kudus (pasal 1-10), melalui korban dan keimaman; jalan kepada kekudusan
(pasal 11-27), yang mencakup baik kebersihan dan pengudusan] - ‘Handbook on the Pentateuch’, hal 245.
Catatan: kata ‘sanitation’ bisa diartikan ‘kebersihan’, dan bisa juga diartikan ‘ilmu dan praktek tentang kondisi
yang menyehatkan’.
Victor P. Hamilton: “Leviticus underscores that the
material found in its chapters is divinely-revealed content. No hint is given
that any institution described is incorporated from another religious system.
Nor is there any indication that the substance of the book is the product of a
committee on liturgy that imposes on the community its recommended means of
worshipping God”
(= Kitab Imamat menekankan bahwa materi yang didapatkan dalam pasal-pasalnya
dinyatakan secara ilahi. Tidak ada petunjuk yang diberikan bahwa hukum-hukum
manapun yang digambarkan, dimasukkan dari sistim agama lain. Juga tidak ada
petunjuk bahwa isi dari kitab ini merupakan hasil dari suatu komisi liturgi
yang menentukan bagi masyarakat cara-cara menyembah Allah yang dianjurkannya) - ‘Handbook on the Pentateuch’, hal 245.
Victor P. Hamilton: “The first seven chapters are
devoted to a description of sacrifices ordained by God that bear on the
perpetuation of man’s relationship with God. Worship without sacrifice is
inconceivable. Wherever sin has driven a wedge between God and man, both
sacrifice (the outer act) and penitence (the inner attitude) become incumbent
on the sinner”
[= 7 pasal yang pertama disediakan bagi suatu penggambaran dari korban-korban
yang ditentukan oleh Allah yang berhubungan dengan penghidupan terus menerus
dari hubungan manusia dengan Allah. Penyembahan / ibadah
tanpa korban tak bisa dibayangkan. Dimanapun dosa telah memancangkan
suatu pasak antara Allah dan manusia, maka baik korban (tindakan lahiriah)
maupun pertobatan (sikap batin) menjadi suatu kewajiban bagi orang berdosa] - ‘Handbook on the
Pentateuch’, hal 247.
Dan tentang
hubungan dari kedua hal ini, perhatikan komentar dari penafsir ini.
Victor P. Hamilton: “Sacrifice must never be used as a
smokescreen for ethical depravity. Outward conformity must be matched by inner
holiness” (=
Korban tidak pernah boleh digunakan sebagai tabir asap
untuk kebejatan etika. Kesesuaian lahiriah harus cocok dengan kekudusan batin) - ‘Handbook on the
Pentateuch’, hal 253.
Bandingkan dengan ayat-ayat di
bawah ini:
·
Maz 51:18-19 - “(18) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan;
sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. (19) Korban
sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak
akan Kaupandang hina, ya Allah”.
·
Yes 1:11-17 - “(11) ‘Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?’ firman TUHAN;
‘Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa
domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan
domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. (12) Apabila kamu datang untuk
menghadap di hadiratKu, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu
menginjak-injak pelataran Bait SuciKu? (13) Jangan lagi membawa persembahanmu
yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagiKu. Kalau kamu merayakan
bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya,
karena perayaanmu itu penuh kejahatan. (14) Perayaan-perayaan bulan barumu dan
pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi
beban bagiKu, Aku telah payah menanggungnya. (15) Apabila kamu menadahkan
tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu,
bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya,
sebab tanganmu penuh dengan darah. (16) Basuhlah, bersihkanlah dirimu,
jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mataKu. Berhentilah berbuat
jahat, (17) belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang
kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!”.
·
Yer 6:20 - “Apakah gunanya bagiKu kamu bawa kemenyan dari Syeba dan tebu
yang baik dari negeri yang jauh? Aku tidak berkenan kepada korban-korban
bakaranmu dan korban-korban sembelihanmu tidak menyenangkan hatiKu”.
·
Yer 7:9-10 - “(9) Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah
palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu
kenal, (10) kemudian kamu datang berdiri di hadapanKu di rumah yang atasnya
namaKu diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan
segala perbuatan yang keji ini!”.
·
Hos 6:6 - “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan,
dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada
korban-korban bakaran”.
·
Amos 5:21-24 - “(21) ‘Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak
senang kepada perkumpulan rayamu. (22) Sungguh, apabila kamu mempersembahkan
kepadaKu korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan
korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. (23)
Jauhkanlah dari padaKu keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau
Aku dengar. (24) Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan
kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.’”.
·
Mikha 6:6-8 - “(6) ‘Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk
menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia
dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? (7) Berkenankah TUHAN
kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan
kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku
karena dosaku sendiri?’ (8) ‘Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang
baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil,
mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?’”.
Catatan: awas, ayat-ayat di atas ini sama sekali tidak berarti bahwa Allah tak senang dengan
korban / persembahan. Yang tidak Ia senangi adalah
kalau seseorang memberikan korban / persembahan, tetapi hidupnya dibiarkan
kotor.
Dan khusus tentang kekudusan,
penafsir yang sama memberikan komentar di bawah ini.
Victor P. Hamilton: “More than any other Old Testament
book, at least in terms of prominent vocabulary, Leviticus summons
-AMIN-