Argumentasi dan Theologia dalam Memberitakan
Injil
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Pada waktu kita memberitakan Injil, pasti ada
banyak orang yang keberatan / tidak mau menerima Injil yang kita beritakan, dan
alasan-alasan yang mereka beriman pastilah bermacam-macam. Dalam bagian ini, saya memberikan
alasan-alasan yang sering dikemukakan, dan juga cara
menjawabnya.
Macam-macam keberatan dan jawabannya:
1) Orang yang saudara injili tidak mau percaya
kepada Tuhan Yesus karena ia tahu akan adanya banyak
orang kristen yang hidupnya jahat, dan bahkan lebih jahat dari dia.
Ia mungkin bahkan memberi contoh-contoh tentang
orang kristen seperti itu, misalnya tetangganya, atau salah satu anggota
keluarganya atau kenalannya. Dan mungkin sekali orang yang dijadikan contoh itu
adalah orang sudah lama menjadi kristen, atau yang
mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja, seperti guru sekolah minggu, majelis
atau bahkan penginjil / pendeta.
Dalam menjawab serangan / keberatan seperti
ini ada 2 hal yang harus saudara hindari:
a) Membela orang kristen
yang dianggap jahat itu, kecuali kalau kita betul-betul tahu bahwa apa yang
dituduhkan itu tidak benar. Mengapa? Karena kalau
saudara membela, padahal orang Kristen yang dibicarakan itu memang salah, itu
akan menyebabkan saudara terlihat ‘tidak fair’ / tidak adil / tidak jujur, dan ini bahkan akan
menyebabkan orang yang saudara injili itu makin tidak senang pada orang
Kristen, dan makin tidak mau mendengarkan Injil dari saudara.
b) Ikut menjelek-jelekkan orang kristen itu.
Kalau membela orang
Kristen itu merupakan ekstrim kiri, maka yang ini merupakan ekstrim kanan. Banyak orang yang
menghindari ekstrim kiri, tetapi terjatuh ke ekstrim kanan.
Ini bisa terjadi, misalnya kalau kita berkata:
‘O ya, orang itu memang brengsek. Aku juga tahu hal itu. Bahkan apa
yang kamu katakan tentang dia itu kurang lengkap. Dia itu
.... dst’.
Ini akan menyebabkan
saudara bukannya memberitakan Injil tetapi lalu menggosip orang.
Catatan: ingat bahwa menjelek-jelekkan / menceritakan kejelekan orang
Kristen di depan orang kafir, sering menjadi alasan dari banyak orang kafir
untuk tidak mau menjadi Kristen. Karena itu kalau selama ini saudara sering
menjelek-jelekkan / menceritakan kejelekan orang di gereja saudara di depan
keluarga / teman yang belum kristen, bertobatlah! Ingat bahwa ‘kasih menutupi segala
sesuatu’ (1Kor 13:7). Bdk. Amsal 10:12b - “kasih menutupi segala pelanggaran”.
Jawaban yang bisa saudara berikan:
1.
Saudara bisa membacakan / menceritakan
Mat 13:24-30 (perumpamaan lalang di antara gandum) sebagai dasar Kitab
Suci kata-kata saudara ini.
Jadi, mungkin sekali orang kristen
yang hidupnya jahat itu hanyalah orang kristen KTP.
Perlu juga saudara beritahukan kepada dia
bahwa orang yang sudah lama menjadi kristen, bahkan
yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja (seorang pendeta sekalipun), belum
tentu merupakan orang kristen yang sejati. Saudara bisa memberi contoh Yudas
Iskariot, yang sekalipun mempunyai jabatan rasul, yang merupakan jabatan
tertinggi dalam gereja, tetap hanyalah orang kristen
KTP (Yoh 6:64).
2. Orang kristen yang
sungguh-sungguhpun tetap merupakan manusia yang berdosa, yang mudah sekali
jatuh dalam dosa. Dan adalah mungkin bagi orang kristen
sejati untuk jatuh ke dalam dosa yang hebat sekalipun. Daud
saja bisa jatuh dalam perzinahan dan pembunuhan (2Sam 11). Petrus jatuh dalam tindakan penyangkalan 3 x terhadap Yesus
(Mat 26:69-75), dan juga dalam tindakan munafik (Gal 2:11-14).
Karena itu kalau orang kristen jatuh ke dalam dosa,
itu merupakan hal yang manusiawi, yang bahkan tidak terhindarkan.
Bdk. 1Yoh 1:10 - “Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa,
maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firmanNya tidak ada di dalam
kita”.
Justru untuk
dosa-dosanya itu Kristus telah mati.
3. Ia (orang yang saudara injili itu) bertanggung jawab tentang
dirinya sendiri kepada Allah.
Ro 14:12 - “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi
pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah”.
Kalau ada orang kristen
lain (baik yang asli maupun palsu) yang berdosa / jahat, itu adalah urusan
orang itu sendiri dengan Allah. Tetapi dia mempunyai tanggung
jawab kepada Allah tentang kehidupannya / dosa-dosanya sendiri. Dan
satu-satunya cara untuk membereskan dosa-dosanya,
adalah dengan percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
pribadinya.
2) Orang yang saudara injili itu menganggap
hidup saudara juga buruk, bahkan lebih buruk dari dia.
Jawaban yang bisa saudara berikan:
Sama seperti tadi,
jangan membela diri, kalau tuduhan orang itu memang benar.
Jawablah sebagai berikut: “Aku memang orang berdosa, dan sekalipun aku sudah menjadi
orang Kristen, tetapi aku tetap tidak bisa hidup suci. Aku
memang mempunyai kelemahan-kelemahan yang menyebabkan semua dosa-dosa itu.
Tetapi aku mempunyai Yesus sebagai Juruselamatku. Ia sudah menderita dan mati untuk menebus dosa-dosaku itu.
Itu menyebabkan aku tetap yakin akan masuk surga,
kapanpun aku mati. Tetapi bagaimana dengan kamu? Kamu juga adalah orang berdosa. Kalau kamu tidak punya Yesus
sebagai Juruselamat, kamu harus membayar sendiri hukuman untuk dosa-dosamu
dengan masuk neraka selama-lamanya”.
3) Orang yang saudara injili itu tidak mau
percaya kepada Tuhan Yesus karena ada banyak orang yang lebih banyak dosanya
dari dia.
Jawaban yang bisa saudara berikan:
a) Tuhan akan menuntut
tanggung jawabmu terhadap dosa-dosamu sendiri, bukan dosa-dosa orang lain.
Ro 14:12 - “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi
pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah”.
Illustrasi: kalau saudara mencuri dan lalu diadili, saudara tidak bisa
bebas dari hukuman dengan mengatakan bahwa di luar ada perampok, pemerkosa,
pembunuh, yang lebih jahat dari saudara. Kejahatan mereka
bukan tanggung jawab / urusan saudara. Tetapi
kejahatan saudara sendiri merupakan tanggung jawab saudara.
b) Sekalipun / andaikatapun dosamu sedikit,
hukumanannya tetap adalah maut / neraka (dan sebetulnya, tidak ada orang yang
dosanya sedikit; semua orang dosanya banyak - Ro 3:10-dst).
Ro 6:23a - “Sebab upah dosa ialah maut”.
Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya,
orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang
sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat
bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua.’”.
Illustrasi: kalau kamu mendapat nilai 4 dalam ujian, kamu tetap tidak lulus sekalipun ada orang-orang lain yang mendapat nilai 3
atau 2.
4) Orang yang saudara injili itu tidak mau
percaya kepada Tuhan Yesus karena merasa dirinya cukup baik.
Mungkin ia tidak
secara explicit mengatakan bahwa
dirinya memang cukup baik, tetapi ia bisa menyatakan hal itu dengan kata-kata
lain, seperti:
Jawaban
yang bisa saudara berikan:
a) Kebaikan
manusia itu kotor dihadapan Tuhan
Yes 64:6 - “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan
segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu
seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh
angin”.
Perhatikan bahwa
Yesaya mengatakan ‘segala kesalehan
kami seperti kain kotor’.
Ia bukan mengatakan ‘segala
dosa / kejahatan kami seperti kain kotor’. Ia juga bukan
mengatakan ‘sebagian kesalehan
kami seperti kain kotor’. Ia mengatakan ‘segala kesalehan kami seperti kain kotor’.
Tit 1:15 - “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis
dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal
maupun suara hati mereka najis”.
Catatan: kalau orang yang saudara injili itu bisa
merasa dirinya cukup baik, maka dalam penginjilan saudara kepada dia, jelas
saudara kurang menekankan point I, yaitu tentang dosa. Saudara harus menekankan
kepada dia bukan hanya bahwa ia adalah orang berdosa,
tetapi bahkan bahwa ia sangat berdosa, dan sama sekali tidak bisa berbuat baik.
b) Tuhan bukan menuntut supaya manusia itu baik,
tetapi supaya manusia itu sempurna / suci.
Mat 5:48 - “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu
yang di sorga adalah sempurna.’”.
Illustrasi: Berbeda dengan di sekolah, dimana kita lulus
asal mendapat nilai 60, maka dengan Tuhan tidak demikian. Ia
menuntut kesempurnaan. Dengan kata lain, Ia menuntut
nilai 100! Andaikatapun saudara mendapat nilai 99, saudara
tetap masuk neraka.
Mengapa demikian? Karena Allah itu begitu suci, sehingga Ia sangat membenci dosa, sesedikit apapun dan sekecil
apapun. Dan karena Allah itu adil, Ia pasti akan
menghukum dosa, sesedikit apapun dan sekecil apapun! Atau
hukuman itu diterima oleh Yesus sebagai Penebus, atau hukuman itu diterima oleh
orang itu sendiri.
c) Seandainya kamu bisa berbuat baik, kebaikanmu
itu tidak bisa menyelamatkan kamu.
Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh
karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus
Yesus. Sebab itu kamipun telah
percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam
Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada
seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat”.
Ketaatan pada hukum
Taurat / Firman Tuhan / kebaikan kita tidak bisa menutupi dosa-dosa kita, atau
menyebabkan kita dibenarkan.
Illustrasi:
Seseorang ditangkap polisi karena melanggar peraturan lalu lintas dan 1 minggu
setelahnya harus menghadap ke pengadilan. Dalam waktu satu minggu itu ia lalu banyak berbuat baik untuk menebus dosanya. Ia menolong tetangga, memberi uang kepada pengemis, dsb.
Pada waktu persidangan, ia membawa semua orang kepada
siapa ia sudah melakukan kebaikan itu sebagai saksi. Pada waktu hakim bertanya:
‘Benarkah saudara melanggar peraturan lalu lintas?’,
ia lalu menjawab: ‘Benar pak hakim, tetapi saya sudah banyak berbuat baik
untuk menebus dosa saya. Ini saksi-saksinya’.
Sekarang pikirkan sendiri, kalau hakim itu waras, apakah hakim itu akan membebaskan orang itu? Jawabnya jelas adalah
‘tidak’! Jadi terlihat bahwa dalam hukum duniapun kebaikan tidak
bisa menutup / menebus / menghapus dosa! Demikian juga dengan dalam hukum Tuhan
/ Kitab Suci!
Catatan: Illustrasi ini penting sekali, karena ingat
bahwa sebagian besar manusia di muka bumi ini mempercayai keselamatan karena
perbuatan baik, atau mempercayai bahwa perbuatan baik bisa menghapuskan dosa.
d) Kitab Suci tidak pernah mengajarkan bahwa
seseorang akan masuk surga kalau perbuatan baiknya
lebih banyak dari dosanya.
Tetapi, seandainya kita mau menggunakan
prinsip / ajaran seperti itu, maka tetap saja berdasarkan ajaran itu tidak akan ada satu orangpun bisa masuk surga. Semua akan masuk neraka. Mengapa? Karena
semua orang bukan hanya berdosa, tetapi sangat berdosa, dan sama
sekali tidak bisa berbuat baik! Karena itu, tidak mungkin perbuatan baiknya
bisa lebih banyak dari dosanya! Perbuatan baiknya tidak ada sama
sekali! Sebaliknya, dosanya luar biasa banyaknya!
5) Orang yang saudara injili itu tidak mau
percaya kepada Tuhan Yesus karena merasa dirinya terlalu jahat sehingga ia merasa bahwa Allah pasti tidak mau menerima dia.
Ini merupakan ekstrim
yang adalah kebalikan dari ekstrim pada no. 4 di atas. Kalau yang tadi orangnya
merasa diri cukup baik, maka yang di sini merasa dirinya terlalu jahat.
Jawaban yang bisa saudara berikan:
a) Tuhan Yesus memang datang ke dunia untuk
mencari orang berdosa, bukan orang baik / benar.
Luk 5:29-32 - “(29) Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia
di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan
bersama-sama dengan Dia. (30) Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat
bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: ‘Mengapa kamu makan
dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?’ (31)
Lalu jawab Yesus kepada mereka, kataNya: ‘Bukan orang sehat yang
memerlukan tabib, tetapi orang sakit; (32) Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.’”.
Kata-kata Yesus ini
tidak berarti bahwa dalam dunia ini ada orang-orang yang benar. ‘Orang berdosa’ adalah ‘orang berdosa yang sadar akan dosanya’, dan
‘orang benar’ adalah ‘orang berdosa yang menganggap
dirinya benar / baik’.
Jadi, kalau orang
yang saudara injili itu merasa diri terlalu berdosa, Yesus justru datang untuk
orang seperti itu.
Saudara bisa menambahkan Luk 18:9-14 - “(9) Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya
benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan
ini: (10) ‘
Jelaskan bahwa orang Farisi, yang merasa diri
benar itu, justru ditolak oleh Tuhan, sedangkan pemungut cukai yang merasa diri
sangat berdosa / terlalu berdosa itu, justru diterima!
b) Tuhan Yesus sudah berjanji untuk tidak
menolak seorangpun yang datang kepadaNya.
Yoh 6:37 - “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan
datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang”.
1. ‘Barangsiapa
datang kepadaKu’.
Kata ‘barangsiapa’
mencakup semua orang, dan karena itu pasti juga mencakup orang yang sangat
berdosa.
2. ‘tidak akan Kubuang’.
Dalam
bahasa Yunaninya, kata ‘tidak’
di sini menggunakan double negatives
(2 x kata ‘tidak’), dan dalam bahasa Yunani ini menunjukkan suatu
penekanan.
Jadi
maksudnya, Yesus
sekali-kali tidak akan menolak siapapun yang datang kepadaNya. Betapapun
kotornya hidup saudara, asal saudara mau datang kepada Yesus, Yesus berjanji
untuk tidak menolak saudara! Ingat bahwa Ia memang
datang ke dunia untuk mencari orang berdosa, bukan orang benar / orang berdosa
yang merasa benar (Mat 9:12-13).
3. ‘Kubuang’.
NIV:
drive away (= mengusir).
NASB:
cast out (= mengusir).
Jadi,
maksud seluruh ayat ini adalah: merupakan sesuatu yang sangat tidak mungkin
bagi Yesus untuk mengusir / menolak / tidak menerima siapapun yang yang datang
kepadaNya, tak peduli betapa berdosanya hidup orang itu.
c) Tuhan Yesus bisa / mau mengampuni dosa yang
bagaimanapun besarnya / banyaknya, asal orang itu percaya kepadaNya.
Yes 1:18 - “Marilah, baiklah kita berperkara! - firman
TUHAN - Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti
salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih
seperti bulu domba”.
d) Tunjukkan juga ayat-ayat yang menunjukkan
bahwa Yesus memang mau menerima dan mengampuni orang-orang yang sangat berdosa.
Misalnya:
ˇ
Penjahat
di kayu salib (Luk 23:42-43).
ˇ
Perempuan
yang terkenal sebagai orang berdosa dalam Luk 7:36-50.
ˇ
Rahab,
yang tadinya adalah seorang pelacur, dibenarkan oleh Tuhan, karena imannya (Yak
2:25 Ibr
11:31).
ˇ
6) Orang yang saudara injili itu tidak mau
percaya kepada Tuhan Yesus karena ia merasa hatinya
terlalu keras, tidak bisa diubah sehingga nanti pasti tidak bisa menjadi orang
kristen yang baik.
Jawaban
yang bisa saudara berikan:
a) Mengganti hati yang keras dengan hati yang
taat adalah pekerjaan Tuhan.
Yeh 36:26-27 - “(26) Kamu akan Kuberikan hati
yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari
tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. (27) RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan
membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada
peraturan-peraturanKu dan melakukannya”.
b) Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus pasti
menerima Roh Kudus (Yoh 14:16 Ef 1:13 Gal 3:2,5 3:26 4:6), dan Roh Kudus ini
akan membantunya mengubah hidupnya ke arah yang lebih baik (Gal 5:22-23).
7) Orang yang saudara injili itu tidak merasa
perlu untuk percaya / ikut Tuhan Yesus; yang penting ia
tidak memusuhi Tuhan Yesus. Dengan kata lain, ia
menganggap dirinya ‘netral’.
Jawaban
yang bisa saudara berikan:
a) Kitab
Suci hanya menggolongkan manusia menjadi dua golongan:
ˇ
kawan
atau lawan Tuhan Yesus.
Mat 12:30 - “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak
mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”.
Kalau kamu adalah lawan dari Yesus maka
ingatlah bahwa lawanmu itu nanti akan menjadi Hakim yang mengadilimu pada akhir
jaman (Mat 25:31-46
Yoh 5:22,27).
ˇ
anak
Allah atau anak setan.
1Yoh 3:10 - “Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis:
setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian
juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya”.
ˇ
domba
atau kambing.
Mat 25:31-46 - “(31) ‘Apabila Anak Manusia datang dalam
kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka
seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari
kambing, (33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kananNya
dan kambing-kambing di sebelah kiriNya. (34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya:
Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah
disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (35) Sebab ketika Aku lapar, kamu
memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang
asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku
pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan
menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami
memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah
kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan,
atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat
Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling
hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (41) Dan Ia
akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari
hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang
telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar,
kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
(43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku
telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara,
kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan,
bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing,
atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
(45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah
seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi
orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”.
ˇ
‘dalam hidup’ atau ‘dalam maut’.
Yoh 5:24 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar
perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam
maut ke dalam hidup”.
ˇ
‘dalam Adam’ atau ‘dalam Kristus’.
1Kor 15:22 - “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan
dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan
dengan Kristus”.
Catatan: kata-kata yang saya coret itu seharusnya
tidak ada.
Jadi kesimpulan dari teks-teks di atas ini
adalah bahwa daerah / golongan ‘netral’ itu tidak ada!
b) Yesus adalah Allah sendiri. Tidak mau percaya
/ ikut Yesus sama dengan tidak mau percaya / ikut Allah (Yoh 1:1 14:1). Dan Allah tidak menghendaki sikap ‘netral’ terhadap
diriNya. Ia menghendaki kamu mempercayai Dia
(Ibr 11:6), mengasihi Dia (Mat 22:37), menghormati Dia / takut kepadaNya
(Mal 1:6), menyembah Dia (Mat 4:10), mentaati Dia (Kis 5:29),
melayani Dia (Ro 12:11), dan sebagainya. Disamping, kalau
tidak percaya Allah, bagaimana bisa masuk surga, yang adalah milik Allah?
c) Kalau kamu tidak percaya Yesus itu berarti
kamu tidak mempunyai Juruselamat / Penebus dosa. Lalu, siapa
yang menebus dosamu?
8) Orang yang saudara injili itu tidak mau
percaya Tuhan Yesus karena jalan keselamatan seperti itu dianggapnya terlalu
mudah.
Jawaban yang bisa saudara berikan:
a) Mendapat keselamatan / masuk surga sebetulnya
sama sekali bukanlah sesuatu yang mudah, karena manusia tidak mungkin
menyelamatkan dirinya sendiri (Ro 3:20 Gal 2:16).
Illustrasi: monyet yang masuk ke dalam rawa tidak mungkin menyelamatkan
dirinya sendiri.
b) Manusia
lain tidak mungkin menyelamatkan kita
(Maz 49:8-9).
Maz 49:8-9 - “(8) Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya,
atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, (9) karena terlalu
mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya”.
Ini salah terjemahan; RSV sama
persis salahnya. Bandingkan dengan terjemahan NIV di bawah
ini.
Psalm 49:7-8 (NIV): “No man can redeem the life of another, or give to God a
ransom for him; the ransom for a life is costly, no payment is ever
enough” (= Tidak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain,
atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu
nyawa sangat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi).
c) Tuhan Yesus sudah menyelesaikan apa yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.
Yoh 19:30 - “Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah selesai.’
d) Karena sudah adanya karya Kristus itulah maka
sekarang untuk mendapatkan keselamatan menjadi mudah bagi kita. Bahkan keselamatan itu sepenuhnya merupakan suatu anugerah /
pemberian.
Ef 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan
oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu
bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Ro 3:24 - “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan
cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.
Ro 6:23 - “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah
hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.
Yes 55:1-2 - “(1)
Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang
tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan
makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!
(2) Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah
jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah
Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling
lezat”.
Illustrasi: Seorang penginjil memberitakan Injil kepada seorang pekerja
tambang. Pada waktu pekerja tambang itu mendengar bahwa untuk bisa diselamatkan
ia hanya perlu percaya kepada Yesus, ia berkata ‘Hanya percaya dan saya selamat? Kok gampang sekali?’. Penginjil itu lalu bertanya: ‘Dimana
kamu bekerja?’. Pekerja tambang itu menjawab: ‘Puluhan atau bahkan ratusan meter di bawah permukaan
tanah’.
Penginjil itu bertanya lagi: ‘Wah,
tentu sukar sekali bagi kamu untuk turun ke
Anonymous:
“Salvation is free for you because
someone else paid” (= Keselamatan itu gratis bagimu karena seorang lain telah
membayarnya) - ‘The
Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 587.
9) Orang yang saudara injili itu sebetulnya mau
percaya kepada Yesus, tetapi tidak sekarang. Ia mau
menunda untuk percaya / ikut Tuhan Yesus.
Jawaban yang bisa saudara berikan:
a) Saudara tidak tahu apa
yang akan terjadi besok.
Yak 4:14 - “sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu
lenyap”.
Amsal 27:1 - “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau
tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu”.
Kalau saudara mati mendadak, dan itu jelas
merupakan sesuatu yang bisa terjadi, saudara tidak akan
sempat bertobat. Tidak ada ‘second
chance’ (= kesempatan kedua) untuk bertobat. Begitu
saudara mati kesempatan untuk bertobat itu tertutup untuk selamanya.
Kesempatan bertobat itu tertutup bukan hanya
pada saat seseorang mati, tetapi juga kalau ia menjadi
gila, pikun, idiot (karena cedera otak).
Juga ia perlu memperhatikan Yes 55:6 - “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui;
berserulah kepadaNya selama Ia dekat!”.
Ini menunjukkan bahwa tidak selamanya Tuhan
berkenan untuk ditemui!
Bandingkan juga dengan Yoh
7:33-34: “(33) Maka kata Yesus:
‘Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan
pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku. (34) Kamu akan
mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat
datang ke tempat dimana Aku berada”.
Kata-kata
Yesus ini menunjukkan bahwa setiap orang harus menggunakan kesempatan untuk
datang kepada Yesus dengan sebaik-baiknya, karena kalau tidak, akan datang suatu waktu dimana mereka tidak lagi bisa
menemukan Yesus.
Bandingkan
ini dengan Amsal 1:24-28 - “(24)
Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang
menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan, kamu mengabaikan
nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (26) maka aku juga akan
menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke
atasmu, (27) apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka
melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang
menimpa kamu. (28) Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku,
tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan
menemukan aku”.
Ajaran ini tidak bertentangan dengan Yoh 6:37
yang menunjukkan bahwa Yesus tidak akan menolak orang
yang datang kepadaNya. Mengapa? Karena
kalau seseorang masih bisa mau datang kepada Kristus, itu berarti Allah memang
masih berkenan untuk ditemui. Kalau Allah sudah tidak berkenan ditemui, Ia akan mengeraskan hati orang itu, sehingga orang itu tidak
mungkin bertobat / mau percaya kepada Yesus.
Kalau orang yang saudara injili itu
menggunakan 1Pet 3:18-20
1Pet 4:6 yang seakan-akan menunjukkan adanya ‘second chance’ (= kesempatan kedua / kesempatan bertobat
sesudah kematian), maka:
1. Tunjukkan Maz 88:12, yang jelas
menunjukkan tidak adanya pemberitaan Injil di alam baka, dan katakan bahwa
ayat-ayat dalam 1Petrus itu tidak boleh ditafsirkan bertentangan dengan ayat
ini.
Maz 88:11-13 -
“(11) Apakah Kaulakukan keajaiban bagi
orang-orang mati? Masakan
arwah bangkit untuk bersyukur kepadaMu? Sela (12) Dapatkah
kasihMu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaanMu di tempat kebinasaan?
(13) Diketahui orangkah keajaiban-keajaibanMu dalam kegelapan, dan keadilanMu
di negeri segala lupa?”.
Jelas bahwa sederetan pertanyaan dalam teks
ini semuanya harus dijawab ‘Tidak’!
2. Beri penjelasan tentang 1Pet 3:18-20 dan
1Pet 4:6, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. 1Pet 3:18-20
- “(18)
Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk
segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia
membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaanNya sebagai
manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, (19) dan di dalam Roh itu
juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, (20)
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah,
ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan
bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh
air bah itu”.
Arti dari ayat ini adalah: Roh Ilahi Yesus (Logos)
memberitakan Injil melalui Nuh, pada jaman sebelum air bah, kepada
orang-orang yang masih hidup pada saat itu. Jadi, orang-orang
itu masih hidup pada saat diinjili, tetapi pada waktu Petrus menuliskan
suratnya ini, mereka sudah mati dan karena itu disebutkan sebagai ‘roh-roh
yang di dalam penjara’. Jadi, ayat ini tidak
mengajarkan adanya penginjilan terhadap orang mati!
b. 1Pet 4:6
- “Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga
kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia,
dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak
Allah”.
ˇ
itu diartikan sebagai orang
yang mati secara rohani / mati dalam dosa.
ˇ
itu diartikan betul-betul
sebagai orang yang sudah mati. Penafsiran ini sesat, tetapi inilah yang diambil
oleh orang-orang seperti Andereas Samudera sehingga ia
lalu mengadakan penginjilan terhadap orang mati.
ˇ
sama seperti penafsiran yang
saya ambil tentang 1Pet 3:18-20, orang-orang itu masih hidup pada saat
diinjili, tetapi sudah mati pada waktu Petrus menulis
Catatan:
kalau mau mempelajari kedua teks ini secara lebih mendetail / terperinci, baca
buku saya yang berjudul ‘Penginjilan Terhadap Orang Mati’, jilid 2,
dimana kedua teks ini saya jelaskan secara sangat terperinci / panjang lebar.
Jadi, ayat-ayat di atas tidak bisa digunakan untuk
mengatakan bahwa ada kesempatan bertobat setelah kematian.
Kesempatan bertobat hanya ada selagi kita masih hidup.
Kalau kita mati, kesempatan itu tertutup untuk selama-lamanya! Karena itu,
tindakan menunda pertobatan merupakan suatu tindakan yang sangat beresiko,
karena kalau kita mati dengan mendadak, tidak ada kesempatan untuk bertobat!
Illustrasi: Suatu hari ada seseorang yang bermimpi tentang adanya suatu
konperensi setan. Konperensi itu dipimpin oleh Iblis sendiri
dan bertujuan untuk mencari siasat yang jitu supaya manusia tidak percaya
kepada Yesus dan binasa / masuk neraka. Lalu ada seorang setan yang
mengusulkan: ‘Baiklah kita membujuk
manusia supaya tidak percaya akan adanya Tuhan’. Iblis berkata: ‘Tidak. Manusia merasa dalam hatinya
bahwa Tuhan itu ada. Siasat itu tidak akan
berhasil’. Setan lain mengusulkan: ‘Baiklah
kita mengatakan kepada manusia bahwa mereka itu terlalu jahat untuk bisa
diampuni’.
Iblis menolak usul itu dengan berkata: ‘Justru
kalau manusia sadar bahwa dirinya jahat, itu akan membawa mereka kepada Tuhan. Usul itu masih kurang baik’. Akhirnya seorang setan berkata: ‘Baiklah kita mengatakan kepada manusia bahwa Tuhan itu
ada, dan Tuhan itu mencintai mereka yang berdosa, dan bahwa Injil itu benar
adanya’. Iblis
menjawab: ‘Tetapi bagaimana hal itu
bisa membinasakan mereka?’. Setan itu melanjutkan siasatnya: ‘Kita akan mengatakan kepada manusia bahwa sekalipun semua
itu benar, dan mereka harus percaya, tetapi masih ada cukup waktu. Mereka tidak perlu percaya sekarang’. Iblis senang sekali dengan
usul itu, dan memerintahkan supaya usul itu dilaksanakan.
Ini menyebabkan
banyak orang yang pada waktu mendengar Injil, lalu menunda untuk datang kepada
Yesus. Tetapi tiba-tiba mereka mendapat kecelakaan atau serangan jantung,
yang membuat mereka mati secara mendadak, sehingga tidak ada kesempatan untuk
bertobat. Akhirnya mereka terhilang selama-lamanya di dalam neraka,
hanya karena mereka menunda untuk percaya kepada Yesus!
b) Orang yang belum percaya kepada Kristus tidak
berada di daerah netral, tetapi di bawah murka Allah.
Yoh 3:36 - “Barangsiapa percaya
kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada
Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di
atasnya”.
Kata ‘tetap’ di sini menunjukkan bahwa dari semula (sejak orang itu lahir,
bahkan sejak orang itu ada dalam kandungan), murka Allah itu sudah ada di
atasnya. Kalau ia percaya kepada Yesus, maka murka itu dicabut, tetapi
kalau ia tidak percaya / tidak taat, maka murka Allah itu tetap ada di atasnya.
Ef 2:1-3 - “(1) Kamu dahulu sudah mati karena
pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. (2) Kamu hidup di dalamnya, karena
kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa,
yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. (3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain”.
Bagian yang saya garisbawahi itu, terjemahan
hurufiahnya adalah seperti yang diberikan oleh NASB: “and were by nature children of wrath, even as the
rest” (= dan secara alamiah adalah anak-anak kemurkaan, sama seperti yang lain).
Jadi, ini
menunjukkan bahwa manusia itu secara alamiah, maksudnya sejak lahir, adalah
orang yang dimurkai oleh Allah.
Banyak orang
mengira bahwa mereka ada di daerah netral. Kalau mereka bertobat maka mereka mendapat
perkenan Allah, sedangkan kalau mereka berbuat dosa yang hebat, maka barulah mereka
mendapat murka Allah. Seandainya keadaannya memang
seperti ini, maka mungkin seseorang boleh berlambat-lambat dalam bertobat /
percaya kepada Yesus. Mereka tidak berada dalam
bahaya, dan karena itu berlambat-lambat tidak jadi soal. Tetapi Kitab
Suci mengatakan bahwa keadaan manusia bukan seperti itu! Manusia
ada di bawah murka Allah sejak dalam kandungan, dan karena itu setiap saat
manusia itu ada dalam bahaya. Mengapa? Karena
setiap saat ia bisa saja mati, dan kalau itu terjadi,
maka murka Allah itu akan ditimpakan kepadanya dengan sepenuhnya, dan ia akan
masuk ke neraka selama-lamanya. Karena itu, maka kita harus
berusaha secepatnya, tanpa menunda atau berlambat-lambat, untuk
menyingkirkan murka Allah itu dari diri kita. Dan satu-satunya cara adalah dengan secepatnya percaya dan menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.
c) Firman Tuhan berkata bahwa hari ini
adalah hari penyelamatan.
2Kor 6:1-2 - “(1) Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu,
supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu
terima. (2) Sebab Allah berfirman:
‘Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku
menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.’ Sesungguhnya, waktu ini
adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari
penyelamatan itu”.
Barnes’ Notes (tentang 2Kor 6:1-2): “God
here speaks of there being an accepted time, a limited period, in which
petitions in favor of the world would be acceptable to him. That time Paul says
had come; and the idea which he urges is, that people should avail
themselves of that, and embrace now the offers of mercy. ... The time will
come when it will not be an acceptable time with God. The day of mercy will be
closed; the period of trial will be ended; and people will be removed to a
world where no mercy is shown, and where compassion is unknown. ... The time of
mercy will pass by, and God will not be willing to pardon the sinner who goes
unprepared to eternity. ... we cannot
calculate on the future. We have no assurance, no evidence that we shall live
another day, or hour. ... the time will come when
it will not be an accepted time. Now is the accepted time; at some future
period it will NOT be. If people grieve away the Holy Spirit; if they
continue to reject the gospel; if they go unprepared to eternity, no mercy can
be found. God does not design to pardon beyond the grave. He has made no
provision for forgiveness there; and they who are not pardoned in this life,
must be unpardoned forever” (= Di
sini Allah berbicara bahwa ada ‘waktu perkenan / waktu dimana Ia
berkenan’, suatu periode yang terbatas, dalam mana permohonan-permohonan
untuk kebaikan dunia berkenan kepadaNya. Paulus berkata waktu itu telah datang;
dan gagasan yang ia desakkan adalah bahwa orang
harus memanfaatkan kesempatan itu, dan menerima sekarang juga tawaran belas
kasihan. ... Saatnya akan tiba dimana itu bukan
lagi waktu yang berkenan pada Allah. Jaman belas kasihan akan
ditutup; periode pencobaan / ujian akan diakhiri; dan orang-orang akan
dipindahkan ke suatu dunia dimana tidak ada belas kasihan yang ditunjukkan, dan
dimana perasaan kasihan tidak dikenal. ...
Jaman belas kasihan akan berlalu, dan Allah
tidak akan mau mengampuni orang berdosa yang pergi menuju kekalan dengan tidak
siap. ... kita tidak bisa memperhitungkan
masa yang akan datang. Kita tidak mempunyai jaminan, tidak ada bukti bahwa kita
akan hidup satu hari lagi atau satu jam lagi. ... waktunya akan datang dimana itu bukanlah waktu yang
diperkenan. Sekaranglah waktu perkenanan itu; pada masa yang akan datang, akan tidak demikian. Jika orang-orang mendukakan
Roh Kudus; jika mereka terus menolak Injil; jika mereka pergi dengan tidak siap
menuju kekekalan, tidak ada belas kasihan yang bisa ditemukan. Allah tidak merencanakan untuk mengampuni di balik kubur. Ia
tidak membuat persediaan untuk pengampunan di sana;
dan mereka yang tidak diampuni dalam dunia ini, pasti tidak diampuni
selama-lamanya).
d) Allah tidak mau / tidak bisa dipermainkan.
Gal 6:7-8 - “(7) Jangan sesat! Allah tidak
membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa
yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. (8) Sebab
barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,
tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh
itu”.
Orang menunda pertobatan biasanya karena ia mau menikmati dosa dulu. Nanti kalau
mau mati / hampir mati baru bertobat. Tetapi ini
berarti mempermainkan Tuhan. Dan ayat Kitab Suci di atas ini mengatakan
bahwa Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan!
e) Tuhan tidak ingin kamu mengeraskan hatimu,
pada saat kamu mendengar suaraNya.
Ibr 3:7-8 - “(7) Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada
hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, (8) janganlah keraskan hatimu
seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di
Matthew Henry (tentang Ibr 3:7): “I.
What he counsels them to do - to give a speedy and present attention to the
call of Christ. ‘Hear his voice, assent to, approve of, and consider,
what God in Christ speaks unto you; apply it to yourselves with suitable
affections and endeavours, and set about it this very day, for to-morrow it may
be too late.’ II. What he cautions them against - hardening their hearts,
turning the deaf ear to the calls and counsels of Christ: ‘When he tells
you of the evil of sin, the excellency of holiness, the necessity of receiving
him by faith as your Saviour, do not shut your ear and heart against such a
voice as this.’” (= I.
Apa yang ia nasehatkan untuk mereka lakukan - untuk
memberikan perhatian yang cepat dan sekarang juga terhadap panggilan Kristus.
‘Dengarkan suaraNya, setujuilah, akuilah, dan pertimbangkan, apa yang
Allah dalam Kristus katakan kepadamu; terapkan itu kepada dirimu sendiri dengan
kasih dan usaha yang sesuai, dan mulailah melakukannya, karena besok mungkin
sudah terlambat’. II. Terhadap apa ia memperingatkan
mereka - mengeraskan hati mereka, menulikan telinga mereka terhadap
penggilan dan nasehat Kristus: ‘Pada waktu Ia memberitahu kamu jahatnya
dosa, keunggulan dari kekudusan, perlunya menerima Dia dengan iman sebagai
Juruselamatmu, jangan menutup telinga dan hatimu terhadap suara seperti
ini’.).
Barnes’ Notes (tentang Ibr 3:7): “‘Today.’ Now; at present.
At the very time when the command is addressed to you.
It is not to be put off until tomorrow. All God’s commands relate to
‘the present’ - to this day - to the passing moment. He gives us no
commands ‘about the future.’ He does not require us to repent and
to turn to him ‘tomorrow,’ or 10 years hence. The reasons are
obvious: (1) Duty pertains to the present. It is our duty to turn from sin, and
to love him now. (2) we know not that we shall live to
another day” [= ‘Hari ini’.
Sekarang; pada saat ini. Pada saat
dimana perintah itu diberikan kepadamu. Itu tidak
boleh ditunda sampai besok. Semua perintah Allah
berhubungan dengan ‘masa sekarang’ - pada hari ini, pada waktu yang
sedang berlalu. Ia tidak memberikan kita
perintah ‘tentang masa yang akan datang’. Ia
tidak menghendaki kita untuk bertobat dan berbalik kepadaNya
‘besok’, atau 10 tahun lagi. Alasannya jelas: (1) Kewajiban
berkenaan dengan masa sekarang. Merupakan kewajiban kita untuk berbalik dari
dosa, dan untuk mengasihi Dia sekarang. (2) kita tidak
tahu apakah kita akan hidup satu har lagi].
Bdk. Amsal 1:24-33 - “(24) Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan
tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan,
kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (26) maka aku
juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan
datang ke atasmu, (27) apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan
celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang
menimpa kamu. (28) Pada waktu itu mereka akan berseru
kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi
tidak akan menemukan aku. (29) Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan
tidak memilih takut akan TUHAN, (30) tidak mau
menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku, (31) maka mereka akan
memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka. (32)
Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh
keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya. (33) Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman,
terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka.’”.
f) Tuhan tidak terus menunggu pertobatan
seseorang, seakan-akan manusia bisa bertobat kapanpun ia
mau.
Yes 55:6 - “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui;
berserulah kepadaNya selama Ia dekat!”.
Perhatikan kata ‘selama’ yang muncul 2 x dalam ayat ini. Itu menunjukkan bahwa ada
saat dimana Tuhan tidak berkenan untuk ditemui. Ini
memang tidak berarti bahwa ada kemungkinan dimana seseorang betul-betul
bertobat dan mencari Tuhan, tetapi Tuhan tidak mau menerimanya. Kalau
ditafsirkan seperti ini akan bertentangan dengan Yoh
6:37 - “Semua yang diberikan Bapa
kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak
akan Kubuang”.
Jadi harus ditafsirkan bahwa artinya adalah: kalau
kita menyia-nyiakan saat dimana Tuhan memanggil kita untuk bertobat, maka akan datang suatu saat dimana Ia mengeraskan hati kita
sedemikian rupa sehingga kita tidak akan mau / bisa bertobat.
g) Jangan menyalahgunakan cerita tentang
penjahat yang bertobat di kayu salib (Luk 23:39-43).
Cerita ini merupakan cerita yang sangat
penting, karena menunjukkan bahwa pada detik terakhirpun dari kehidupan
seseorang, kalau ia betul-betul datang / percaya
kepada Kristus, ia akan diampuni dan dijamin masuk ke surga.
Tetapi rupanya
setan mengilhami banyak orang-orang bodoh dengan menyalahgunakan cerita ini. Penyalahgunaan cerita ini
menyebabkan mereka merasa lebih baik hidup dalam dosa dulu, dan menunda
pertobatan mereka, sampai sesaat sebelum kematian. Kalau
saudara berpikir seperti itu, perhatikan kata-kata di bawah ini.
J.
C. Ryle: “I know that people
are fond of talking about deathbed evidences. They will rest on words spoken in
the hour of fear and pain and weakness, as if they might take comfort in them
about the friends they lose. But I am afraid in ninety-nine cases out of a
hundred such evidences are not to be depended on. I suspect that, with rare
exceptions, men die just as they have lived” (= Saya tahu bahwa banyak
orang senang membicarakan bukti-bukti ranjang kematian. Mereka
bersandar pada kata-kata yang diucapkan pada saat ketakutan dan sakit dan
kelemahan, seakan-akan mereka bisa mendapatkan hiburan dalam kata-kata itu
tentang sahabat mereka yang hilang / mati. Tetapi saya
takut / kuatir bahwa 99 kasus dari 100 bukti-bukti seperti itu tidak bisa
diandalkan. Saya menduga bahwa dengan perkecualian yang sangat jarang,
orang mati sama seperti mereka telah hidup)
- ‘Holiness’, hal 40.
10) Orang yang saudara injili itu menolak
menjadi kristen karena ia berpendapat bahwa Allah itu
kasih, sehingga orang yang tidak percayapun akan ke surga / tidak dihukum.
Jawaban yang bisa saudara berikan:
a) Allah memang adalah kasih, tetapi Ia juga suci, sehingga Ia tidak bisa bersatu dengan dosa.
Yes 59:1-2 - “(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk
menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2)
tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu,
dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak
mendengar, ialah segala dosamu”.
b) Allah memang adalah kasih, tetapi Ia juga adil, sehingga pasti akan menghukum manusia yang
berdosa.
Nahum 1:3a - “TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi
Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.
c) Allah berulang-ulang berkata bahwa Ia akan menghukum manusia yang berdosa. Kalau akhirnya, Ia tidak melakukan hal itu, maka Ia berdusta. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Allah tidak mungkin berdusta.
Ibr 6:18 - “supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah,
tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari
perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang
terletak di depan kita”.
d) Kitab Suci berulang-ulang berbicara tentang
orang-orang yang masuk neraka.
ˇ
Luk 16:19-31
- cerita tentang Lazarus dan orang kaya.
ˇ
Mat 25:41,46 - “(41) Dan Ia akan
berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu,
hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah
sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. ... (46) Dan mereka ini akan masuk
ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang
kekal.’”.
ˇ
Wah 21:8
- “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang
yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal,
tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka
akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan
belerang; inilah kematian yang kedua.’”.
11) Orang yang saudara injili itu menolak
karena ia berpendapat bahwa Allah itu kejam; mungkin
ia mengatakan ini karena hidupnya penuh dengan penderitaan.
Jawaban
yang bisa saudara berikan:
a) Penderitaan masuk ke dalam dunia karena dosa
manusia sendiri (bdk. Kej 3:1-19).
Allah tidak
mencipta manusia dalam keadaan menderita. Mula-mula manusia bahagia, tanpa penderitaan.
Tetapi karena manusia berbuat dosa, maka sebagai hukuman
Allah, penderitaan masuk ke dalam dunia. Jadi, itu
bukan salahnya Allah, tetapi salahnya manusia sendiri.
b) Sekalipun manusia berdosa, Allah tetap
mengasihinya; ini ditunjukkan oleh Allah melalui salib.
Ro 5:6-8 - “(6) Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati
untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (7) Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar -
tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati -. (8) Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”.
c) Sekarang kamu menderita, bahkan sangat
menderita. Tetapi Allah yang maha kasih itu menyediakan suatu tempat dimana
penderitaan sama sekali tidak dikenal, dan tempat itu
adalah surga.
Wah 21:1-4 - “(1)
Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama
dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. (2) Dan aku
melihat
Penderitaanmu hanya sementara, karena kalau
kamu mau percaya kepada Yesus, maka pada saat kamu mati, kamu akan pergi ke surga, dan bebas dari semua penderitaanmu.
Tetapi sebaliknya, kalau kamu tidak mau percaya kepada Yesus, maka pada saat
kamu mati, kamu akan pergi ke neraka, dimana kamu akan menderita, dengan
penderitaan yang jauh lebih hebat dari yang sekarang kamu alami, sampai
selama-lamanya.
12) Orang yang saudara injili itu percaya
kepada Kristus, tetapi tidak mau pergi ke gereja, dibaptis dsb, karena ia takut diejek / dianiaya.
Jawaban yang bisa saudara berikan:
a) Orang yang tidak mau mengakui Kristus, juga
tidak akan diakui oleh Kristus.
Mat 10:32-33 - “(32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku
juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga.
(33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di
sorga.’”.
b) Kita tidak boleh takut kepada manusia; kita
harus takut kepada Allah.
Mat 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat
membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama
kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam
neraka”.
c) Orang penakut tercatat sebagai ranking 1
dalam daftar orang-orang yang masuk neraka.
Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak
percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal,
tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka
akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan
belerang; inilah kematian yang kedua.’”.
Yang dimaksud dengan
‘orang-orang penakut’ di sini adalah orang-orang yang sekalipun
sebetulnya mengerti tentang Kristus dan percaya kepadaNya, tetapi tidak
mengikut Dia karena takut.
d) Tuhan Yesus sudah terlebih dulu menderita dan
mati bagi kita; sekarang kita juga harus mau menderita dan bahkan mati bagi
Dia.
e) Tuhan Yesus sendiri akan
menyertai dan menolongnya, kalau kita dimusuhi manusia.
Ibr 13:5 - “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu
dengan apa yang ada padamu. Karena
Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau
dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”.
Maz 23:1-6 - “(1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku. (2) Ia membaringkan aku di
Mat 10:17-20 - “(17) Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada
yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan
mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. (18) Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja
sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal
Allah. (19) Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena
semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. (20)
Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan
berkata-kata di dalam kamu”.
f) Ikut Yesus memang bisa membuat kamu
menderita, tetapi penderitaan itu hanya sementara. Begitu mati, kamu bahagia
dan bebas dari penderitaan, selama-lamanya. Sebaliknya,
kalau kamu tidak mau ikut Yesus mungkin kamu bisa enak (secara duniawi /
jasmani), tetapi itu hanya sementara dan semu. Begitu kamu mati, kamu
masuk neraka, dimana kamu akan menderita
selama-lamanya.
13) Orang yang saudara injili itu menolak jadi
kristen karena ia pernah bersumpah untuk tidak menjadi
orang kristen.
Jawaban yang bisa saudara berikan:
a) Melanggar sumpah adalah dosa, tetapi kalau
kamu percaya kepada Tuhan Yesus, dosa itu tetap akan
diampuni. Sebaliknya kalau kamu memegang sumpah itu, kamu memang tidak berdosa dalam
hal itu, tetapi kamu mempunyai banyak dosa-dosa lain, yang akan membawamu ke neraka selama-lamanya, karena kamu tidak
mempunyai Juruselamat / Penebus dosa.
b) Dalam Luk 16:27-31, orang kaya yang
sudah ada dalam neraka itu, ingin sekali keluarganya bertobat. Orang, kepada siapa kamu telah bersumpah (kalau orang itu sudah
mati), pasti juga ingin kamu bertobat / membatalkan sumpah.
14) Orang yang saudara injili itu merasa tidak
perlu mempersoalkan percaya atau tidak, karena Tuhan sudah menentukan orang
yang akan masuk neraka / surga (predestinasi).
Jawaban
yang bisa saudara berikan:
Predestinasi memang ada (Ef 1:4-5,11 Ro 9:10-21),
tetapi kita tidak tahu siapa yang ditentukan masuk surga dan siapa yang
ditentukan masuk neraka. Kita tidak boleh hidup berdasarkan
kehendak / Rencana Allah yang tidak kita ketahui. Kita harus hidup berdasarkan kehendak Allah yang dinyatakan
dalam Firman Tuhan / Kitab Suci.
Ul 29:29 - “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita,
tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai
selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat
ini.’”.
Dan dalam
FirmanNya, Allah menghendaki kita untuk percaya kepada Kristus.
Kis 16:31 - “Jawab mereka: ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus
Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.’”.
Yoh 14:1,11 - “(1) ‘Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada
Allah, percayalah juga kepadaKu. ... (11) Percayalah
kepadaKu, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya,
percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri”.
15) Orang yang saudara injili itu menolak
untuk percaya karena ia percaya adanya reinkarnasi.
Jawaban
yang bisa saudara berikan:
a) Reinkarnasi bertentangan dengan Ibr 9:27
- “Dan sama seperti manusia ditetapkan
untuk mati hanya satu kali saja,
dan sesudah itu dihakimi”.
b) Kalau reinkarnasi itu benar, mengapa manusia
di dunia bisa makin lama makin banyak, padahal moral manusia semakin brengsek? Bukankah seharusnya makin lama makin sedikit karena manusia yang
hidup jahat itu mati dan dilahirkan lagi sebagai binatang?
Kalau kita bisa menjawab keberatan orang itu dengan benar, jangan
menganggap bahwa orang itu pasti akan bertobat. Pertobatan tetap merupakan pekerjaan Tuhan. Kita hanya berusaha melakukan semaksimal mungkin, tetapi hasilnya
tetap ada di tangan Tuhan. Karena itu, jangan ‘bersandar’
pada jawaban-jawaban terhadap keberatan-keberatan di atas; sebaliknya, tetaplah
banyak berdoa dan bersandar kepada Tuhan!
-AMIN-