Argumentasi dan Theologia dalam Memberitakan
Injil
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Historical faith (iman yang bersifat
sejarah).
ˇ
Orang
yang mempunyai iman jenis ini hanya menerima kebenaran tentang Kristus dengan cara yang sama seperti ia menerima fakta-fakta sejarah
tentang Napoleon, Hitler, dsb.
ˇ
Ini
hanya merupakan pengertian intelektual tentang kebenaran, tetapi tidak ada
tujuan moral / rohani (tidak ada tujuan supaya bisa dekat pada Tuhan, dosa
diampuni, masuk surga, hidup suci, dsb).
ˇ
Orang
yang mempunyai iman jenis ini tidak mempunyai hubungan pribadi dengan Kristus.
ˇ
Iman
seperti ini bisa timbul dari tradisi, pendidikan, lingkungan / keluarga kristen.
2) Miraculous faith (iman mujizat).
ˇ
Merupakan
kepercayaan / keyakinan bahwa Allah akan melakukan mujizat untuk dia / untuk
kepentingannya / melalui dirinya (Mat 15:28 Mat 17:20).
ˇ
Iman
seperti ini bukan iman yang menyelamatkan (saving
faith). Iman seperti ini memang bisa disertai oleh saving faith seperti Mat 8:10-13, tetapi bisa juga tidak,
seperti dalam Luk 17:11-19 (untuk yang 9 orang kusta).
3) Temporary faith (iman sementara).
ˇ
Berbeda
dengan historical faith, karena di
sini emosi ikut dilibatkan.
Bdk.
Mat 13:20-21 - “(20) Benih yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan
segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan
sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu,
orang itupun segera murtad”.
ˇ
Tujuan
/ motivasi orangnya adalah kesenangan / kenikmatan pribadi, bukan kemuliaan
Allah.
ˇ
Kadang-kadang,
atau bahkan seringkali, iman ini sukar dibedakan dari saving faith / iman yang menyelamatkan.
ˇ
Kalau
dalam Kitab Suci diceritakan tentang orang-orang yang ‘murtad’
(seolah-olah hilang keselamatannya), seperti misalnya
Ibr 6:4-6, maka iman dari orang-orang seperti itu adalah temporary faith (iman sementara).
Ibr 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang
pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh
Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia
dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin
dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka
menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka
umum”.
Bandingkan dengan 1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir,
dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan
datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu
ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari
antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika
mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama
dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak
semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita”.
4) True saving faith (iman yang
menyelamatkan yang benar).
a) Iman
ini harus didahului oleh regeneration
(= kelahiran kembali).
ˇ
Kitab
Suci menggambarkan manusia sebagai mati rohani.
Yoh 10:10b - “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan”.
Yang Yesus
maksudkan dengan ‘mereka’ adalah orang-orang yang saat itu masih
hidup (secara jasmani).
Jadi, pada waktu Yesus mengatakan bahwa Ia datang
supaya mereka mempunyai hidup, maksudnya adalah hidup secara rohani. Jadi pada saat itu mereka sedang dalam keadaan mati secara rohani.
Ef 2:1 - “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu”.
ˇ
Karena
itu, ia tidak akan mau dan tidak akan bisa memberi
tanggapan terhadap Firman Tuhan / Injil.
1Kor 2:14 - “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya
adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu
hanya dapat dinilai secara rohani”.
Yoh 6:44,65 - “(44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku,
jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan
pada akhir zaman. ... (65) Lalu Ia berkata:
‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang
kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’”.
ˇ
Jadi
supaya manusia yang mati rohani itu bisa dan mau percaya kepada Yesus, Roh
Kudus harus melahirkan dia kembali. Kelahiran kembali merupakan pekerjaan Roh
Kudus saja. Jadi di sini kita bisa melihat dengan jelas akan
pentingnya doa dalam Pemberitaan Injil. Tanpa doa, Roh
Kudus tidak akan bekerja, dan tanpa pekerjaan Roh Kudus, orang yang kita injili
itu tidak akan bisa / mau percaya kepada Yesus.
b) Iman
merupakan aktivitas manusia.
Memang iman bisa
ada karena pekerjaan Roh Kudus dan iman merupakan anugerah Allah.
1Kor 12:3b - “tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: ‘Yesus
adalah Tuhan’, selain oleh Roh Kudus”.
Mat 16:15-17 - “(15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ‘Tetapi apa
katamu, siapakah Aku ini?’ (16) Maka jawab Simon Petrus: ‘Engkau
adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!’ (17) Kata Yesus kepadanya:
‘Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang
menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga”.
Fil 1:29 - “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk
percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia”.
Tetapi ingat bahwa
Allah tidak beriman untuk kita. Kitalah yang beriman!
1) Pikiran.
a) Orang yang beriman itu harus mempunyai
pengetahuan / pengertian yang benar tentang Injil / dasar-dasar kekristenan.
Kalau dia tidak
pernah mendengar Injil yang benar dan mengertinya, dia tidak mungkin bisa
mempunyai iman yang benar.
Ro 10:13-14,17 -
“(13) Sebab, barangsiapa yang berseru
kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat
berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka
dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia.
Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?
... (17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh firman Kristus”.
Mat 13:23 - “Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang
mendengar firman itu dan mengerti,
dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh
kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.’”.
Perhatikan bahwa
ayat ini ada dalam konteks perumpamaan tentang seorang penabur yang menabur di
4 golongan tanah.
Tanah yang baik ini adalah satu-satunya yang dikatakan ‘mendengar dan mengerti’.
Karena itu, saya tidak bisa menerima
penginjilan yang dilakukan terhadap orang-orang yang tidak bisa mengerti
seperti:
ˇ
Orang
gila.
Orang yang
betul-betul gila tidak bisa mengerti pembicaraan kita dan karena itu juga tidak
mungkin bisa diinjili.
Kalau gilanya bisa disembuhkan, barulah dia bisa diinjili.
ˇ
Orang
yang idiot.
Ini berbeda dengan
orang yang bodoh / ber-IQ rendah. Kalau sekedar bodoh, mempunyai IQ rendah, masih bisa diinjili
dengan cara yang sederhana (diberi banyak illustrasi).
Tetapi orang yang betul-betul idiot, sama sekali tidak
bisa diajak bicara, karena mereka tidak bisa mengertinya. Jadi,
mereka tidak mungkin bisa diinjili.
ˇ
Anak
dibawah 3 tahun.
Sekalipun anak usia 3
tahun sudah bisa diajak bicara, tetapi pembicaraan tentang dosa, Allah,
penebusan, iman, pertobatan dsb, merupakan hal-hal yang terlalu abstrak baginya
untuk bisa dimengerti. Mungkin ada perkecualiannya, yaitu kalau IQ anak
itu sangat tinggi sehingga pada usia itu sudah bisa
mengerti. Tetapi secara umum tidak mungkin melakukan
penginjilan terhadap anak di bawah 3 tahun.
b) Orang yang beriman itu harus percaya / setuju
secara intelektual pada apa yang diketahui /
dimengerti di atas.
2) Emosi
/ perasaan.
Tidak cukup kita
hanya mengerti dan percaya secara intelektual saja. Perasaan juga harus
terlibat. Misalnya: sedih karena dosa (bandingkan dengan Petrus yang
menangis setelah menyangkal Yesus), merasakan kasih Allah, merasa sukacita
karena penebusan Kristus, merasa yakin akan
keselamatan, dsb.
3) Kemauan
/ kehendak.
Sekalipun pikiran sudah mengerti dan percaya,
perasaan sudah terlibat, tetapi kalau kita tidak mau ikut Kristus, kita
bukan orang kristen.
Bdk. Mat 19:21-22 - “(21) Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak
sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada
orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di
sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ (22)
Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih,
sebab banyak hartanya”.
Seandainya pemuda kaya itu tidak mempercayai
kebenaran kata-kata Yesus, maka tidak mungkin ia pergi
dengan sedih. Bahwa ia pergi dengan sedih,
jelas menunjukkan bahwa sebenarnya ia percaya bahwa kata-kata Yesus itu benar.
Tetapi ia lebih mencintai hartanya dari pada hidup
kekal itu, dan karena itu ia tetap tidak mau ikut Yesus, dan ia pergi
dengan sedih.
Dalam Luk 15:17-20, pertobatan anak
bungsu mengandung 3 elemen tersebut di atas.
Luk 15:17-21 - “(17) Lalu ia menyadari
keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah
makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. (18) Aku akan
bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa
terhadap sorga dan terhadap bapa, (19) aku tidak layak lagi disebutkan anak
bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. (20) Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia
masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas
kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
(21) Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan
terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa”.
Kata ‘menyadari’ dalam ay 17 menunjukkan bahwa elemen pikiran tercakup, dan
pemikirannya dalam ay 18-19 jelas menunjukkan bahwa elemen perasaan juga
tercakup. Lalu tindakan dan kata-katanya dalam ay 20-21 menunjukkan
bahwa elemen kehendak juga ada dalam dirinya.
‘To
believe’ =
percaya.
‘To
trust’ =
mempercayakan.
Tidak adanya ‘trust’ sebetulnya
menunjukkan ‘unbelief’ /
‘ketidak-percayaan’.
Illustrasi: Seorang pemain akrobat di atas air terjun
Kita baru bisa
disebut mempunyai iman yang sejati kalau kita bukan sekedar percaya, tetapi
kalau kita mau mempercayakan hidup kita setelah kematian, dan juga segala
dosa-dosa kita, kepada Kristus.
Obyek dari iman
adalah Yesus Kristus sendiri. Jadi, kita harus percaya kepada
Kristus.
1) Percaya tentang Kristus (misalnya: tentang
kelahiranNya, kematianNya, kebangkitanNya dsb). Ini perlu tetapi tidak cukup!
2) Percaya pada ajaran Kristus (misalnya:
tentang mengasihi Allah dan sesama manusia). Ini juga penting tetapi tidak
cukup!
3) Percaya kepada diri Kristus sendiri. Kalau ini ada barulah bisa timbul ‘trust’.
1) Kekristenan
bisa memberikan keyakinan keselamatan.
Semua agama lain, dan juga sekte-sekte /
aliran-aliran sesat dalam kekristenan, yang mengandalkan perbuatan baiknya
untuk selamat, tidak akan bisa mempunyai keyakinan
keselamatan. Mengapa? Karena mereka tidak mungkin bisa
tahu sebanyak apa perbuatan baik mereka, dan juga
sebanyak apa dosa-dosa mereka, dan yang mana yang lebih banyak.
Tetapi kekristenan
hanya mengandalkan iman kepada Yesus Kristus untuk selamat. Kita bisa tahu kalau kita
beriman, dan karena itu kita bisa mempunyai keyakinan keselamatan.
2) Keyakinan
keselamatan harus ada!
Orang yang
betul-betul percaya kepada Kristus harus mempunyai keyakinan keselamatan,
artinya mereka harus yakin masuk surga pada saat mereka mati.
1Yoh 5:13 - “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang
percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa
kamu memiliki hidup yang kekal”.
Kata ‘tahu’ ini menunjukkan suatu keyakinan bahwa ia memiliki hidup kekal.
Ro 8:16 - “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita
adalah anak-anak Allah”.
Calvin: “Paul means, that the
Spirit of God gives us such a testimony, that when he is our guide and teacher,
our spirit is made assured of the adoption of God; for our mind of its own
self, without the preceding testimony of the Spirit, could not convey to us
this assurance” (=
Paulus memaksudkan bahwa Roh Allah memberi kita kesaksian sedemikian rupa,
sehingga pada saat Ia adalah pembimbing dan guru kita, roh kita dibuat yakin
tentang pengadopsian Allah; karena pikiran kita sendiri, tanpa kesaksian lebih
dulu dari Roh, tidak bisa memberikan keyakinan ini kepada kita) - hal 299.
Memang ayat ini,
maupun penafsiran Calvin, tidak berbicara tentang keyakinan keselamatan tetapi
keyakinan tentang keberadaan kita sebagai anak-anak Allah. Tetapi kedua hal itu pasti
berhubungan. Kalau kita yakin bahwa kita adalah anak-anak Allah, maka
kita juga harus yakin bahwa kita akan masuk ke surga
pada saat kita mati.
3) Hanya Calvinisme yang betul-betul memberikan
keyakinan keselamatan.
Arminianisme
sebetulnya tidak memberikan keyakinan keselamatan, karena Arminianisme
mempercayai bahwa keselamatan bisa hilang. Jadi, paling-paling para pengikut Arminianisme bisa yakin bahwa
kalau saat ini mereka mati, mereka akan masuk
surga. Tetapi kalau mereka mati tahun depan, atau 10 tahun lagi, mereka tidak
bisa yakin. Mengapa? Karena mereka
beranggapan bahwa mereka bisa saja murtad, lalu terhilang dan masuk neraka.
Saya tidak bisa mengerti bagaimana orang
Kristen yang mengerti betapa mengerikannya neraka, bisa mempunyai damai, dan
bahkan bisa tidur, dengan kepercayaan seperti ini! Saya tidak
ingin saudara mempunyai kepercayaan seperti ini. Saya
sendiri adalah seorang Calvinist, yang mempercayai bahwa keselamatan tidak bisa
hilang, sehingga saya percaya bahwa kapanpun saya mati, saya pasti masuk
surga.
Dasar Kitab Suci bahwa keselamatan tidak bisa
hilang:
ˇ
Yoh 6:39
- “Dan Inilah kehendak Dia yang telah
mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan
ˇ
Yoh 10:27-30
- “(27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu
dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan
hidup yang kekal kepada mereka
dan mereka pasti tidak akan binasa
sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan
merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu,
lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka
dari tangan Bapa. (30) Aku dan Bapa adalah satu.’”.
ˇ
Yoh 11:25-26
- “(25) Jawab Yesus: ‘Akulah
kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia
akan hidup walaupun ia sudah mati, (26) dan setiap orang yang hidup dan yang
percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan
hal ini?’”.
ˇ
Ro
5:8-10 - “(8) Akan tetapi Allah
menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita,
ketika kita masih berdosa. (9) Lebih-lebih, karena kita sekarang telah
dibenarkan oleh darahNya, kita pasti
akan diselamatkan dari murka Allah. (10) Sebab
jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian
AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya!”.
ˇ
Ro 8:29-30
- “(29) Sebab semua orang yang dipilihNya
dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan
gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak
saudara. (30) Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka itu juga
dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya.
Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya”.
ˇ
Ro 8:38-39
- “(38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut,
maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang
ada sekarang, maupun yang akan datang, (39) atau
kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk
lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita”.
ˇ
1Kor 1:8-9
- “(8) Ia juga akan meneguhkan kamu
sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita
Yesus Kristus. (9) Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan
AnakNya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia”.
ˇ
2Kor 1:21-22
- “(21) Sebab Dia yang telah meneguhkan
kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah
mengurapi, (22) memeteraikan tanda milikNya atas kita dan yang memberikan
Roh Kudus di dalam hati kita sebagai
jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita”.
ˇ
Fil 1:6
- “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya,
yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan
meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus”.
ˇ
1Pet 1:5
- “Yaitu kamu, yang dipelihara dalam
kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang
telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir”.
ˇ
1Pet 5:10
- “Dan Allah, sumber segala kasih karunia,
yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaanNya yang kekal, akan
melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu
menderita seketika lamanya”.
ˇ
Yudas 24
- “Bagi Dia, yang berkuasa menjaga
supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan
penuh kegembiraan di hadapan kemuliaanNya”.
Beberapa serangan terhadap doktrin ini dan
jawabannya:
a) Bagaimana
dengan orang yang ‘murtad’?
Jawab: Orang yang murtad menunjukkan bahwa ia
tidak pernah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus.
Yoh 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya
kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah
muridKu”.
Kalau seseorang murtad, maka jelas bahwa ia tidak tetap dalam firman. Dan kalau ia
tidak tetap dalam firman, menurut kata-kata Yesus di atas ini, ia bukan
benar-benar murid Yesus! Hal yang sama ditegaskan oleh
2 teks di bawah ini.
1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir,
dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan
datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu
ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari
antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita;
sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap
bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata,
bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita”.
2Yoh 9 - “Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus,
tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa
maupun Anak”.
Mat 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul
dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat,
sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan
juga”.
Kata-kata ‘sekiranya
mungkin’ jelas
menunjukkan bahwa itu tidak mungkin! Setan menggunakan banyak hal untuk
menyesatkan manusia, tetapi kalau orang itu adalah orang pilihan, ia tidak mungkin disesatkan!
b) Mat 7:21-23 menunjukkan adanya
orang-orang kristen yang tidak selamat.
Mat 7:21-23 - “(21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan,
Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir
banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan,
bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan
mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat
kejahatan!’”.
Jawab:
¨
Mat 7:21-23
tidak menunjuk kepada orang kristen yang sejati,
tetapi menunjuk kepada orang kristen KTP, yang belum pernah sungguh-sungguh
percaya kepada Kristus. Karena itu, dalam ay 23, Kristus berkata: ‘Aku tidak pernah mengenal kamu’. Seandainya orang itu pernah menjadi orang kristen yang sejati dan lalu murtad, Yesus tidak bisa
mengatakan ‘Aku tidak pernah
mengenal kamu’.
Ia seharusnya mengatakan ‘dulu Aku kenal kamu, tetapi sekarang tidak’!
¨
Disamping
itu kalau saudara melihat seluruh konteks, yaitu Mat 7:15-23, maka saudara
bisa melihat dengan jelas bahwa dalam seluruh konteks ini Yesus membicarakan
nabi-nabi palsu (ay 15), dan karena itu jelas menunjuk pada orang, yang
sekalipun mempunyai jabatan tinggi, tetapi adalah orang kristen KTP.
Mat 7:15-23 - “(15) ‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang
datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka
adalah serigala yang buas. (16)
Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah
orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara
dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah
yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (18)
Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun
pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (19) Dan setiap pohon
yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah kamu akan
mengenal mereka. (21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat
demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi
namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus
terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari
padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.
c) Bagaimana dengan adanya perintah untuk
bertekun sampai mati, seperti dalam Wah 2:10?
Wah 2:10 - “Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan
beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan
beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau
setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”.
Bdk. Mat 24:13 - “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan
selamat”.
Ayat-ayat ini diartikan sebagai berikut oleh
orang-orang Arminian: orang-orang yang setia sampai mati / bertahan sampai pada
kesudahannya akan menerima mahkota / akan selamat.
Jadi, kalau seseorang tidak setia sampai mati / tidak bertahan sampai
kesudahannya, ia tidak akan menerima mahkota / tidak
akan selamat.
Jawab:
Perintah ini diberikan oleh Allah kepada kita,
karena sekalipun Allah berjanji untuk terus ‘memegang’ kita,
sehingga keselamatan kita tidak mungkin hilang, tetapi pada saat yang sama,
Allah menghendaki kita untuk berusaha. Jaminan bahwa keselamatan tidak bisa
hilang, sama sekali tidak boleh dijadikan alasan untuk
hidup seenak kita. Kita harus berusaha untuk memelihara
keselamatan kita seakan-akan keselamatan itu bisa hilang.
Hal yang sama terjadi
pada waktu Allah menjamin untuk mencukupi kebutuhan hidup anak-anakNya
(Mat 6:25-34). Ia tetap mengatakan bahwa kita
harus rajin bekerja seperti semut (Amsal 6:6-11), dan kalau seseorang tidak mau
bekerja, janganlah ia makan (2Tes 3:10). Jadi di satu sisi Allah memberikan
jaminan supaya kita tidak perlu kuatir, tetapi di sisi lain Allah memberikan
kita tanggung jawab!
Dalam urusan keselamatan, terjadi hal yang sama. Di satu sisi Allah memberikan jaminan
bahwa keselamatan tidak bisa hilang. Tetapi di sisi lain Ia memberikan kita tanggung jawab untuk menjaga / memelihara
keselamatan tersebut!
Illustrasi: Bacalah Kis 27:14-44 - “(14)
Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai,
yang disebut angin ‘Timur Laut’. (15) Kapal itu dilandanya dan
tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah
saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing. (16) Kemudian kami
hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu. (17) Dan
setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong
dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar di beting
Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja.
(18) Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada
keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut. (19) Dan pada hari
yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri. (20)
Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak
kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya
putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami. (21) Dan
karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah
mereka dan berkata: ‘Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti,
supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran
dan kerugian ini! (22) Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku
menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun
di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal
ini. (23) Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang
aku sembah sebagai milikNya, berdiri di sisiku, (24) dan ia
berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya
oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di
kapal ini akan selamat karena engkau. (25) Sebab
itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah,
bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang
dinyatakan kepadaku. (26) Namun kita harus
mendamparkan kapal ini di salah satu pulau.’ (27) Malam yang
keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka
telah dekat daratan. (28) Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan
ternyata air di situ dua puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga
lagi dan ternyata
Dalam ay 22-25
(perhatikan bagian yang saya garis-bawahi) terlihat adanya jaminan bahwa mereka
semua pasti selamat.
Tetapi dalam ay 26,31,34a (perhatikan bagian yang
saya cetak miring) Paulus tetap memberikan hal-hal tertentu yang harus mereka
lakukan supaya selamat. Lalu dalam ay 34b (perhatikan bagian yang saya
garis-bawahi) ia lagi-lagi memberikan jaminan bahwa
mereka semua pasti selamat.
Apakah Paulus
mengatakan hal-hal yang saling bertentangan? Tidak! Semua ini menunjukkan bahwa sekalipun
ada jaminan keselamatan dari Allah, tetapi hal ini tidak membuang tanggung
jawab mereka untuk melakukan hal yang terbaik bagi keselamatan mereka.
Memang cerita dalam
Kis 27 ini berurusan dengan keselamatan jasmani. Tetapi dalam urusan keselamatan rohani
berlaku hal yang sama. Allah
menjamin bahwa keselamatan tidak bisa hilang. Tetapi ini tidak membuang
tanggung jawab kita untuk melakukan hal yang terbaik demi keselamatan kita!
Catatan: serangan-serangan dari pihak Arminianisme
yang saya bahas di sini hanyalah serangan-serangan yang paling umum saja. Masih ada serangan-serangan lain yang tidak saya bahas di sini.
Kalau saudara ingin mempelajari tentang hal ini dengan lebih
mendalam / terperinci, bacalah buku saya yang berjudul ‘keselamatan
tidak bisa hilang’.
4) ‘Yakin masuk surga’ bukan
merupakan suatu kesombongan!
Kita harus
membedakan antara ‘kesombongan’ dan ‘keyakinan’. Kalau kita yakin bahwa kekristenan itu yang
paling benar, atau bahwa Kitab Suci kita adalah satu-satunya Kitab Suci yang
benar, atau bahwa kalau mati kita pasti masuk surga, maka itu merupakan suatu
keyakinan, bukan suatu kesombongan.
Disamping itu, kita
yakin masuk surga, bukan karena kita merasa hidup kita baik, tetapi karena kita
yakin bahwa semua dosa kita telah ditebus / dibayar oleh Kristus. Kalau kita yakin masuk
surga berdasarkan kesalehan kita sendiri, maka itu memang merupakan
kesombongan. Tetapi kalau kita yakin masuk surga karena
percaya pada penebusan Kristus, maka itu jelas bukan merupakan kesombongan.
Karena itu, pada saat saudara menyatakan
keyakinan bahwa kalau saudara mati saudara pasti masuk surga, tambahilah
pernyataan itu dengan kata-kata seperti ini: “Tetapi
saya yakin masuk surga bukan karena saya merasa diri saya baik. Saya bukan orang baik. Saya adalah orang yang berdosa,
bahkan sangat berdosa. Tetapi saya tetap yakin bahwa kalau saya mati, saya
pasti masuk surga, karena saya percaya bahwa semua dosa saya sudah dibayar oleh
Kristus, sehingga tidak ada yang harus saya bayar
sendiri”.
-AMIN-