Logo_Pasir
Logo_Teks_Pasir

 

Negara Besar Adalah Negara Yang Menghargai Jasa Para Pahlawannya

Menu Utama

Halaman Muka
Asal Kerajaan Pasir
Asal Bangsawan Pasir
Masa Penting Kerajaan
Masa Sultan Ibrahim
Kronologis Perjuangan
Silsilah Raja-Raja Pasir
Silsilah Sultan Ibrahim
Keluarga Sultan Ibrahim
Daftar Nama Raja Pasir
Gelar Bangsawan Pasir
Sejarah Pemerintahan
Album Photo Kerajaan
Mitologi Putri Betung
Buku Tamu
 

Link ke Situs Lain

 
 
 
 
 
 

Kontak Penulis

 

benipro@telkom.net

 

Penulis

      Sekapur Sirih Dari Penulis

Masa Pemerintahan Sultan Ibrahim Chaliludin

Walaupun pihak Belanda telah berhasil membuat pemerintahan, namun belum juga merasa puas dengan sultan yang baru itu dan tetap mempunyai keinginan untuk menjadikan kerajaan Pasir menjadi daerah langsung yang diperintah oleh Belanda. Apa lagi sikap dan cara Sultan yang tidak begitu mudah dipengaruhi dan diperalat Belanda karena Sultan Ibrahim Chaliludin mempunyai pengaruh yang sangat besar dan fanatik pada agama Islam. Maka Belanda dengan mempergunakan akal busuknya mengadu-dombakan kalangan bangsawan Pasir, sehingga timbul seakan-akan hendak terjadi perebutan kekuasaan. Keadaan yang demikian ini dipergunakan Belanda seolah-olah akan mempertunjukan sikap dan budi baiknya untuk mengatasi keadaan, yaitu dengan jalan membujuk Sultan serta Bangsawan-bangsawan lainnya untuk sementara waktu menyerahkan kekuasaannya pada pemerintah Belanda dan untuk sementara waktu itu maka pihak Belanda memberi pengganti kerugian kepada Sultan dan beberapa anak bangsawan lainnya sejumlah f. 375.000,00 (tiga ratus tujuh puluh lima ribu florin, - florin adalah mata uang rupiah Belanda pada saat itu), yang terjadi pada tahun 1906. Dimana kemudian oleh pihak Belanda secara sepihak dikatakan bahwa Kerajaan Pasir telah dibeli oleh Pemerintah Belanda.

 

Masuknya Partai Sarekat Islam di Kalimantan Timur

 

Meskipun setelah kejadian itu, Sultan Ibrahim Chaliludin telah turun dari tahtanya dan tidak memerintah lagi, namun rakyat Pasir masih tetap menganggapnya sebagai raja dan dihormati sebagaimana biasanya. Demikianlah pada tahun 1914 sewaktu Sarekat Islam (S.I.) berdiri di Pasir, maka yang terpilih menjadi Presiden adalah Sultan Ibrahim Chaliludin sendiri. Sedangkan para pengurus lainnya, sejumlah besar terdiri dari bekas pembesar-pembesar kerajaan. Perlu dicatat pula bahwa sejak Sultan Ibrahim Chaliludin tidak memerintah lagi di Pasir, maka sejak saat itu pula Ibu Kota Pemerintahan Pasir berpindah dari Benua ke Tanah Grogot.

 

Masa Perjuangan Sultan Ibrahim Chaliludin

 

Masa perjuangan Sultan Ibrahim Chaliludin dimulai pada permulaan tahun 1915 ketika serombongan patroli Belanda datang ke bagian Pasir Hulu menangkap seekor kerbau-luku kepunyaan rakyat. Kerbau milik rakyat tersebut dipotongnya oleh patroli Belanda dengan tidak memberikan penggantian kerugian pada pemiliknya. Mengenai kejadian tersebut maka oleh pemilik kerbau dilaporkan kepada Sultan Ibrahim Chaliludin.

 

Oleh karena Sultan pada saat itu sudah tidak berkuasa lagi, maka Sultan menyampaikan protes kejadian itu pada pihak Belanda karena Sultan Ibrahim Chaliludin sudah menganggap kejadian ini merupakan suatu tindak perkosaan terhadap rakyat dan bertentangan dengan hukum Islam. Atas kejadian tersebutlah maka Sultan Ibrahim Chaliludin memerintahkan kepada pemilik kerbau itu untuk datang pada Pangeran Singa Maulana di Modang, Pasir Utara, untuk meminta pertolongannya dan mengatur strategi perlawanan terhadap tentara Belanda yang ada di Tanah Grogot.

 

 

Perang Pasir atau Pemberontakan Sarekat Islam (S.I.)

 

Demikianlah maka pada bulan Juli 1915, Pangeran Singa Maulana memulai serangannya terhadap tangsi militer pertahanan Belanda yang ada di Tanah Grogot. Kejadian tersebut membuat korban yang tidak sedikit di pihak Belanda. Sementara itu, Sultan dengan sikap berpura-pura senantiasa selalu memperlihatkan sikap baik terhadap tentara Belanda dan ada kalanya memberi bantuan. Tetapi di lain pihak, sebagai Presiden Sarekat Islam, Sultan Ibrahim Chaliludin menginstruksikan kepada segenap anggota S.I. untuk mengadakan perang jihad terhadap Belanda. Namun akhirnya pihak Belanda mengetahui, bahwa bekas sultan inilah yang sebenarnya mengatur perlawanan dengn kedok “Sarekat Islam”-nya. Secara diam-diam Sultan Ibrahim mengorganisir “perang jihad” terhadap Belanda.

 

Perang Pasir melawan Belanda berjalan selama 1,5 tahun lamanya dan oleh pihak Belanda peperangan tersebut lebih dikenal dengan sebutan “Pemberontakan S.I.” dimana secara langsung dibawah pimpinan Sultan Ibrahim Chaliludin sendiri yang mendapat bantuan dari permaisurinya yang bernama Ratu Waroe (dikenal juga dengan sebutan Dayang Ringgong). Dalam Perang Pasir atau Pemberontakan S.I. itu, tidak sedikit Belanda menderita kerugian karena dalam seminggu kira-kira satu gerobak sepatu Belanda yang diangkut kembali dari pedalaman ke Tanah Grogot. Terlebih lagi pertempuran rakyat Pasir dengan Belanda semakin hebat dikala Pasir mendapat bantuan dari orang-orang Banjar dari Hulu Sungai. Dalam Perang Pasir ini, terkenal beberapa orang pahlawan yang sangat ditakuti oleh pihak Belanda, yaitu selain dari Pangeran Singa Maulana, juga terkenal nama-nama seperti Panglima Sentik, Panglima Sebaya dan lain-lain yang senantiasa tidak merasa takut-takut dan ngeri menyerbu tentara Belanda walaupun hanya dengan mandau terhunus.

 

 
 

Bagi setiap orang yang mengetahui informasi yang berkaitan dengan kisah perjuangan Sultan Ibrahim Chaliludin dapat memberikan informasinya yang akurat pada kami, yaitu :

  1. Pangeran Adjie Benni Syarief Fiermansyah Chaliluddin

  2. Pangeran Adjie Bachtiar Chaliluddin