Walaupun pihak Belanda telah berhasil membuat
pemerintahan, namun belum juga merasa puas dengan sultan
yang baru itu dan tetap mempunyai keinginan untuk
menjadikan kerajaan Pasir menjadi daerah langsung yang
diperintah oleh Belanda. Apa lagi sikap dan cara Sultan
yang tidak begitu mudah dipengaruhi dan diperalat
Belanda karena Sultan Ibrahim Chaliludin mempunyai
pengaruh yang sangat besar dan fanatik pada agama Islam.
Maka Belanda dengan mempergunakan akal busuknya
mengadu-dombakan kalangan bangsawan Pasir, sehingga
timbul seakan-akan hendak terjadi perebutan kekuasaan.
Keadaan yang demikian ini dipergunakan Belanda
seolah-olah akan mempertunjukan sikap dan budi baiknya
untuk mengatasi keadaan, yaitu dengan jalan membujuk
Sultan serta Bangsawan-bangsawan lainnya untuk sementara
waktu menyerahkan kekuasaannya pada pemerintah Belanda
dan untuk sementara waktu itu maka pihak Belanda memberi
pengganti kerugian kepada Sultan dan beberapa anak
bangsawan lainnya sejumlah f. 375.000,00 (tiga ratus
tujuh puluh lima ribu florin, - florin adalah mata uang
rupiah Belanda pada saat itu), yang terjadi pada tahun
1906. Dimana kemudian oleh pihak Belanda secara sepihak
dikatakan bahwa Kerajaan Pasir telah dibeli oleh
Pemerintah Belanda.
|
Masuknya Partai
Sarekat Islam di Kalimantan Timur
Meskipun setelah kejadian itu, Sultan Ibrahim Chaliludin
telah turun dari tahtanya dan tidak memerintah lagi,
namun rakyat Pasir masih tetap menganggapnya sebagai
raja dan dihormati sebagaimana biasanya. Demikianlah
pada tahun 1914 sewaktu Sarekat Islam (S.I.) berdiri di
Pasir, maka yang terpilih menjadi Presiden adalah Sultan
Ibrahim Chaliludin sendiri. Sedangkan para pengurus
lainnya, sejumlah besar terdiri dari bekas
pembesar-pembesar kerajaan. Perlu dicatat pula bahwa
sejak Sultan Ibrahim Chaliludin tidak memerintah lagi di
Pasir, maka sejak saat itu pula Ibu Kota Pemerintahan
Pasir berpindah dari Benua ke Tanah Grogot.
Masa Perjuangan
Sultan Ibrahim Chaliludin
Masa
perjuangan Sultan Ibrahim Chaliludin dimulai pada
permulaan tahun 1915 ketika serombongan patroli Belanda
datang ke bagian Pasir Hulu menangkap seekor kerbau-luku
kepunyaan rakyat. Kerbau milik rakyat tersebut
dipotongnya oleh patroli Belanda dengan tidak memberikan
penggantian kerugian pada pemiliknya. Mengenai kejadian
tersebut maka oleh pemilik kerbau dilaporkan kepada
Sultan Ibrahim Chaliludin.
Oleh
karena Sultan pada saat itu sudah tidak berkuasa lagi,
maka Sultan menyampaikan protes kejadian itu pada pihak
Belanda karena Sultan Ibrahim Chaliludin sudah
menganggap kejadian ini merupakan suatu tindak perkosaan
terhadap rakyat dan bertentangan dengan hukum Islam.
Atas kejadian tersebutlah maka Sultan Ibrahim Chaliludin
memerintahkan kepada pemilik kerbau itu untuk datang
pada Pangeran Singa Maulana di Modang, Pasir Utara,
untuk meminta pertolongannya dan mengatur strategi
perlawanan terhadap tentara Belanda yang ada di Tanah
Grogot.
|
|
Perang Pasir atau
Pemberontakan Sarekat Islam (S.I.)
Demikianlah maka pada bulan Juli 1915, Pangeran Singa
Maulana memulai serangannya terhadap tangsi militer
pertahanan Belanda yang ada di Tanah Grogot. Kejadian
tersebut membuat korban yang tidak sedikit di pihak
Belanda. Sementara itu, Sultan dengan sikap berpura-pura
senantiasa selalu memperlihatkan sikap baik terhadap
tentara Belanda dan ada kalanya memberi bantuan. Tetapi
di lain pihak, sebagai Presiden Sarekat Islam, Sultan
Ibrahim Chaliludin menginstruksikan kepada segenap
anggota S.I. untuk mengadakan perang jihad terhadap
Belanda. Namun akhirnya pihak Belanda mengetahui, bahwa
bekas sultan inilah yang sebenarnya mengatur perlawanan
dengn kedok “Sarekat Islam”-nya. Secara diam-diam Sultan
Ibrahim mengorganisir “perang jihad” terhadap Belanda.
Perang
Pasir melawan Belanda berjalan selama 1,5 tahun lamanya
dan oleh pihak Belanda peperangan tersebut lebih dikenal
dengan sebutan “Pemberontakan S.I.” dimana secara
langsung dibawah pimpinan Sultan Ibrahim Chaliludin
sendiri yang mendapat bantuan dari permaisurinya yang
bernama Ratu Waroe (dikenal juga dengan sebutan Dayang
Ringgong). Dalam Perang Pasir atau Pemberontakan S.I.
itu, tidak sedikit Belanda menderita kerugian karena
dalam seminggu kira-kira satu gerobak sepatu Belanda
yang diangkut kembali dari pedalaman ke Tanah Grogot.
Terlebih lagi pertempuran rakyat Pasir dengan Belanda
semakin hebat dikala Pasir mendapat bantuan dari
orang-orang Banjar dari Hulu Sungai. Dalam Perang Pasir
ini, terkenal beberapa orang pahlawan yang sangat
ditakuti oleh pihak Belanda, yaitu selain dari Pangeran
Singa Maulana, juga terkenal nama-nama seperti Panglima
Sentik, Panglima Sebaya dan lain-lain yang senantiasa
tidak merasa takut-takut dan ngeri menyerbu tentara
Belanda walaupun hanya dengan mandau terhunus.
|