Cukup
konsisten. Itulah penilaian paling pas melihat perjalanan
cabang karate di tahun 1999. Pencapaian target tujuh emas di
SEAG XX Brunei Darussalam - setengah dari hasil SEAG 1997 di
Jakarta - cukup menandakan cabang bela diri ini berada dalam
jalur pemantapan prestasi yang benar.
Mengapa
? Sebagian besar tim karate SEAG XX bermaterikan para belia
berpotensi. Tim kata putri, contohnya. Meski baru pertama
turun di SEAG; Fitria Mega, Merani Mega, dan Trimurti
Wulandari mampu mendulang emas di kata beregu putri.
Selain
meraih emas SEAG di bulan Juli dan Desember trio berparas
manis itu juga meraih medali di ajang yang lebih tinggi:
perunggu di Ladies Cup, Jepang dan perak di kejuaraan AUKO,
Singapura.
Selain
itu, sektor putra di akhir tahun menunjukkan prestasi
lumayan dengan meraih dua perak di Kejuaraan AUKO. Hasil itu
diperoleh di nomor kumite beregu dan kelas bebas.
Meski
tiga perak di AUKO sangat jauh dibandngkan dua ems di Makao
tahun 19997, ada catatan yang membanggakan bagi tim yang dua
kali sempat ditangani Masao Kagawa, pelatih asal Jepang.
Untuk pertama kali, tim Indonesia mengungguli tim kuat Iran.
Indonesia hanya kalah di final lawan Jepang.
"Kita
tinggal perbaiki fisik agar perjalanan menuju jenjang
terhormat makin lempang," komentar M. Gusti pelatih
karate nasional.