Nabi
Nuh merupakan keturunan ke sepuluh dari Nabi
Adam. Beliau diutuskan untuk menyeru manusia
menyembah Allah. Namun kaumnya tidak mahu
menerima seruan beliau. Kaumnya mengejek beliau
dan meminta diturunkan siksaan apabila di Nabi
Nuh memperingati mereka tentang azab yang pedih
dari Allah. Seperti yang diterangkan
dalam surah Hud: 25-48:
Nabi
Nuh berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya
aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi
kamu. Supaya kamu menyembah Allah dan tidak akan
ditimpa azab yang pedih".
Jawab
kaumnya: "Kami melihat kamu hanyalah sebagai
manusia biasa seperti kami, tiada yang mengikuti
kamu kecuali mereka yang hina di antara kami yang
mudah mempercayai kamu, dan kamu tidak memiliki
sesuatu kelebihan pun di antara kami dan kami
yakin kamu hanyalah berdusta".
Kemudian
Nabi Nuh menerangkan: "Hai kaumku! Aku tiada
meminta harta benda dari kamu bagi seruanku.
Upahku hanyalah dari Allah dan aku tidak akan
mengusir orang-orang yang beriman. Mereka akan
menemui Tuhannya dan aku melihat kamu satu kaum
yang tidak mengetahui. Hai kaumku! siapakah yang
akan menolongku (dari azab Allah) jika aku usir
mereka (yang beriman). Aku tidak mempunyai gudang
rezeki atau kekayaan dari Allah, dan tidak
mengetahui tentang ghaib dan tidak pula mengaku
sebagai malaikat".
Kemudian
kaumnya berkata: "Hai Nuh! Sesungguhnya
engkau telah mengajak berdebat dengan kami.
Banyak benar debatanmu. Cubalah engkau datangkan
siksaan yang telah engkau janjikan, jika kau
orang yang benar."
Begitulah
kaumnya menolak seruan Nabi Nuh. Kemudian Allah
memerintahkan Nabi Nuh untuk membina sebuah kapal
mengikut petunjuk dari Tuhan. Sekali lagi kaumnya
mengejek beliau dengan pembinaan kapal tersebut.
"Lihatlah Nabi kita sekarang telah menjadi
tukang kayu dan membina kapal, di manakah kapal
itu hendak dilayarkan?", ejek kaumnya.
Ejekan kaumnya disambut tenang oleh Nabi Nuh.
Berkata Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka
sesungguhnya kami mengejek kamu jua. Kelak kamu
akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang
hina dan ditimpa azab yang kekal".
Setelah
siap kapal dibina, datanglah perintah Allah
memancarkan air dan menyuruh Nabi Nuh memuatkan
kapal dengan binatang (sepasang, jantan dan
betina) dan orang-orang yang beriman. Namun
orang-orang yang beriman hanya sedikit sahaja.
Nabi Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke
dalam kapal ini dengan menyebut nama Allah."
Hujan yang turun lebat berhari-hari menyebabkan
banjir semakin tinggi menenggelamkan kaumnya yang
tidak beriman. Walaupun mereka berupaya pergi ke
tempat yang tinggi (bukit) namun kesemuanya
ditenggelamkan. Ketika itu Nabi Nuh terlihat akan
anaknya yang dibawa gelombang, seraya berkata:
"Hai anakku! naiklah ke atas kapal bersama
kami dan janganlah kamu bersama-sama orang yang
kafir." Jawab anaknya; "Aku akan
mencari perlindungan ke gunung yang dapat
menyelamatkan aku dari banjir ini." Kemudian
tenggelamlah anaknya itu dibawa gelombang.
Kemudain
Allah berfirman: "Hai bumi! telanlah
airmu." dan "Hai langit! (hujan)
berhentilah." Banjir pun surut dan kapal
Nabi Nuh berlabuh di sebuah bukit.
"Binasalah kaum yang zalim".
Terkenangkan
anaknya, Nabi Nuh berdoa: "Ya Tuhanku!
sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan
sesungguhnya janji Engkau itu benar". Allah
berfirman: " Hai Nuh! Sesungguhnya dia
bukanlah keluargamu (tidak seagama denganmu)
kerana ia mengerjakan pekerjaan yang tidak baik,
sebab itu janganlah engkau meminta sesuatu yang
tidak engkau ketahui. Sesungguhnya Aku memberi
pelajaran kepada engkau supaya engkau tidak
termasuk golongan yang tidak mengetahui."
Kemudian Nabi Nuh memohon maaf: "Ya Tuhanku!
Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau sesuatu
yang aku tidak mengetahui. Dan sekiranya engkau
tidak memberi ampun dan rahmat kepadaku, nescaya
aku termasuk golongan yang rugi".
Setelah
banjir surut, Allah memerintahkan orang-orang
yang beriman untuk turun dari kapal dengan
selamat dan penuh kesejahteraan. Allah
mengingatkan akan ada kaum yang akan datang yang
diberi kesenangan dan kemudian ditimpa siksa yang
pedih.
Kisah
Nabi Nuh ini menjadi peringatan kepada ummat
Muhammad.
Itu
adalah diantara berita-berita penting tentang
yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu
(Muhammad), tidak pernah kamu mengetahuinya dan
tidak pula kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah,
sesungguhnya kesudahan yang baik bagi orang-orang
yang bertakwa. (Surah Hud, Ayat 49)
|