Sola Scriptura Indonesian Fellowship
Spirit of Incarnation
Kebebasan, Agama, Budaya
Gift of Love
Suffering Servant
Misi Allah Bagi Dunia
Yesus satu-satunya Juruselamat Dunia
We are the Salt and Light
Hikmat Tuhan
Visi dan Misi
Hot News
Christmas : Spirit of Incarnation
Terorism, Violence & Father's World
Suffering World
The Uniqueness of Christ in History
Stephen Tong links
Contact Us
Photo Gallery
Kebebasan Sejati

Merry Christmas 2002
natal_2002_news.jpg
Incarnation of Christ

 

SPIRIT OF INCARNATION

 

Daniel Santoso

 

For God so loved the world that he gave his one and only Son, that whoever believes in him shall not perish but have eternal life.

- John 3:16 - 

Banyak orang memberikan pengakuan bahwa kekristenan memberikan sumbangsih historis bagi dunia ini tetapi tidak meyakini bahwa di dalam kekristenan ada Kebenaran kekal. Geneva, merupakan tempat John Calvin berjuang menegakkan Kebenaran bahwa Yesus satu-satunya jalan, keselamatan dan hidup baik melalui pengembalaan, pengajaran maupun penginjilan tetapi sekarang ini, di Geneva banyak pemuda-pemudi hanya menganggap Yesus adalah tokoh dunia yang mempengaruhi sejarah dunia saja. Mereka tidak menganggap Yesus adalah Allah.  Seandainya Yesus bukan Allah yang pernah hidup sebagai manusia maka kekristenan tidak akan bisa dipertahankan, tetapi bukti keilahian Kristus nyata. Salah satunya bahwa Allah turun ke dalam dunia fana melalui suatu inkarnasi ( Allah menjadi manusia ).

Allah merelakan diriNya hidup di dalam dunia yang fana ini untuk menyatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat dan Ialah Juruselamat dunia yang menyelamatkan dan memberikan pengharapan bagi dunia. Pada saat ia lahir ke dalam dunia, Allah mempercayakan seorang perawan yang bernama Maria, menjadi ibu Yesus dan Yusuf sebagai ayahNya. Maria dan Yusuf dipercayakan oleh Allah menjadi satu keluarga di dalam dunia. Allah yang begitu mulia dan kudus merelakan diriNya turun ke dalam dunia yang fana. Terkadang jika kita membayangkan betapa sulitnya orang yang sudah kaya sekali tiba-tiba ia harus tinggal di gubuk tua yang sudah mau roboh. Mungkin kita dapat membayangkan betapa malangnya orang kaya itu ! Tetapi Yesus adalah Allah dan Ia merelakan diriNya turun ke dalam dunia yang penuh dengan manusia yang berdosa ini.

 

Yesus lahir ke dalam dunia ini, bukan lahir di rumah sakit yang mewah, bukan di hotel bintang lima, bukan di klinik ternama, bukan di kerajaan yang kaya raya tetapi Ia lahir di kandang domba. Sebulan lalu, saya berkhotbah di sebuah gereja di Tangerang, sebelumnya saya pergi ke rumah rekan tidak jauh dari sana. Saat saya memandang sekeliling pekarangan, saya melihat begitu banyak ayam, bebek, angsa bermain-main seakan menyambut kedatangan saya. Tiba-tiba saya melihat kolam lumpur yang bau sekali dan dua ekor babi besar yang ditemani dengan puluhan lalat yang beterbangan girang. Pemandangan yang demikian membuat saya agak mual karena belum pernah saya melihat pemandangan yang demikian di kota besar. Tetapi tiba-tiba saya teringat akan kisah yang pernah diceritakan oleh Pdt Dr. Stephen Tong, pada saat ia melihat sebuah lokasi yang berdekatan dengan kandang babi yang sangat bau sehingga ia menutup mulutnya dengan sapu tangan karena tajamnya bau tak sedap itu. Saat itu tiba-tiba ia disadarkan oleh Roh Kudus bahwa tempat kandang yang bau itu adalah tempat Rajanya lahir. Saat saya melihat kandang babi yang sangat bau itu mulai saya disadarkan oleh Tuhan bahwa itulah tempat Juruselamatku dilahirkan. Disini saya melihat semangat inkarnasi Kristus yang penuh dengan kerendahan hati dimana ia merelakan diri hidup sederhana.  Teologi sukses mengajarkan  bahwa orang yang hidup miskin, sederhana adalah orang yang kurang iman, orang yang kaya adalah orang beriman tetapi jika memang demikian bagaimana dengan kehidupan Yesus ? apakah Ia kurang iman ? Jelas mereka harus belajar dari Yesus akan Kebenaran Iman dan Semangat Inkarnasi Kristus !

 

Di dalam hidupNya, Yesus memang ditinggikan oleh manusia tetapi akhirnya Yesuspun dicaci maki dan diperlakukan tidak adil oleh manusia juga. Ia datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia tetapi manusia malah menghina dan menyiksa Dia. Sebenarnya jika memang Yesus adalah Allah, bukankah Ia mampu melawan manusia ? Iya, Dia mampu melakukan semuanya itu, tetapi bukan untuk itu Ia datang ke dunia ! Ia datang ke dunia untuk merelakan diriNya untuk menyelamatkan dosa manusia melalui darahNya yang tercucur di atas kayu salib. Walaupun Yesus harus menderita demi kita tetapi darahNya memberikan pengharapan kepada kita untuk kembali kepada Jalan yang kekal, Kebenaran yang kekal dan Hidup yang kekal. Itulah semangat Inkarnasi Kristus !

 

Sebagai penutup, ada seorang hamba Tuhan pria yang melayani di China, ia melayani Tuhan dengan giatnya sehingga banyak jemaat menikmati berkat Tuhan melalui pengajaran Alkitab dan hidupnya sebagai anak Tuhan. Suatu hari disaat mereka beribadah di suatu tempat bawah tanah, tiba-tiba tempat itu digerebek oleh tentara komunis lalu hamba Tuhan ini ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Ia diinterogasi agar ia menyangkali Yesus sebagai Tuhannya. Ia tidak mau menyangkal Yesus, ia tidak mau mengkhianati Tuhannya. Akhirnya ia dipenjarakan dan tidak diberi makanan. Kelaparan dan kehausan dialaminya. Jemaatnya berteriak kepada penjaga penjara supaya mereka menjaga hamba Tuhan itu dengan baik-baik tetapi penjaga penjara mengindahkannya. Setelah itu penjaga penjara mulai menganiaya kembali hamba Tuhan ini dengan memaksa hamba Tuhan ini memakan kotorannya sendiri dan meminum air kencingnya sendiri sehingga hamba Tuhan ini menjadi sangat bau sekali. Waktu demi waktu berjalan, tiba saatnya hamba Tuhan ini keluar dari penjara jemaat begitu bahagia melihat hamba Tuhannya masih dapat berjalan walaupun kurus. Akhirnya hamba Tuhan ini berjalan pelan-pelan dan akhirnya ia roboh, jemaat menghampirinya dan menangisi hamba Tuhan ini. Rupanya tulangnya sudah mengalami kerapuhan dan keropos karena tidak pernah menerima vitamin. Dari luar tubuh kelihatan masih kuat tetapi dalamnya penuh dengan racun. Jemaat menangis tersedu-sedu, tiba-tiba hamba Tuhan ini dengan kelemahannya ia mengatakan Mengapa engkau menangisi aku ? tangisi mereka yang belum dengar akan Yesus Kristus ! . Setelah kejadian itu, mereka terbakar oleh api RohNya dan bekerja lebih giat lagi memberitakan Injil kepada orang lain walaupun mereka harus menderita bagiNya. Disini mereka terbakar oleh semangat inkarnasi Kristus yang merelakan diriNya hancur demi kehidupan yang kekal.

Bagaimana dengan kita ? Mungkin kita sudah puluhan tahun menjadi orang Kristen dan kita terlalu bebal untuk berespon kepada Tuhan, kita hanya tahu bahwa Tuhan mengasihi kita tetapi mungkin kita tidak pernah menyelami kasihNya yang begitu dasyhat itu sehingga kita terlepas dari inti inkarnasi Kristus. Pengorbanan Kristus buat kita semua terlalu mahal, sampai matipun kita tidak akan mampu membayarNya. AnugerahNya besar dan mahal. Dietrich Bonhoffer mengatakan bahwa anugerah memang gratis tetapi tidak murah.

Jikalau Tuhan Yesus tidak menjadi manusia, maka Yesus tidak mungkin mati. Saat Yesus mati di atas kayu salib, yang mati bukan sifat IlahiNya tetapi sifat manusiaNya. Saat Yesus bangkit dari kematian, ia harus adalah diri Allah sendiri dan sampai selama-lamanya Ia hidup. Inilah keunikan dari kekristenan, dimana seluruh agama-agama di dunia ini telah ditinggal mati oleh pendiri agama mereka tetapi kekristenan adalah satu-satunya agama dimana Allah adalah Allah yang hidup selama-lamanya dan kubur kosongNya membuktikan bahwa Ia hidup. Keagungan semangat inkarnasi Kristus begitu dasyhat dan menyadarkan kepada kita bahwa kasihNya besar bagi manusia dan di luar Kristus maka tidak ada keselamatan.

Oleh karena itu, Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat ! Lihat Anak Domba Allah yang mengangkat dosa seluruh dunia ! Biarlah kita diingatkan untuk terus berjuang memberitakan Injil dan meneriakkan Salib Kristus, Pengharapan satu-satunya dari umat manusia yang telah meneteskan darah bagi manusia berdosa. Biarlah mereka bertekuk lutut di hadapan Allah, mengaku dosa mereka di hadapan Allah, memohon belas kasihan Tuhan dan berespon memberikan yang Terbaik bagi kemuliaanNya. Soli Deo Gloria !

 

 Artikel ini diambil dari khotbah natal Daniel Santoso di S.I.F

tgl 15 Desember 2002