KEBEBASAN SEJATI
Dalam beberapa minggu ini, CNN menayangkan
berulang-ulang kali aksi protes kaum muslim di depan kedutaan Denmark di Suriah dan Lebanon, disusul Negara-negara islam baik
di Timur Tengah maupun Asia. Aksi kemarahan kaum muslim diekpresikan dengan pembakaran bendera Denmark dan melakukan pelemparan batu maupun melempar obor sambil berteriak
“ Allahu Akbar – Allah is the greater “. “ Al Jihad ! Sabiluna “. Ribuan massamenyerbu dengan paksa sehingga rakyat Denmark ultra kanan pun sempat merasa jengkel dan mengancam
akan membakar Al Quran di hadapan mereka.
Aksi protes kaum muslim terhadap pemerintahan
Denmark dipicu dari penerbitan Koran Jyllands Posten, dimana 4 bulan lalu, 2 orang kartunis dari Koran tersebut membuat kolom
karikatur Mohamed, dimana 12 gambar Mohamed diekspresikan oleh mereka dengan pesan negatif dan provokatif. Beberapa hari yang
lalu, salah satu rekan saya dari PRII Hongkong sempat mengirimkan 12 gambar karikatur Mohamed dan respon saya adalah apakah
2 kartunis tersebut sengaja membawa pesan negatif tersebut untuk memprovokasi dunia Barat dan dunia islam tuk membentangkan
jurang kebencian yang jauh ? atau mereka cukup “ innocence “ tidak tahu menahu side effect dari kinerja mereka
?
Kemarahan kaum muslim begitu panas
dan liar karena dalam doktrin islam tidak diperbolehkan adanya gambar-gambar mengenai Mohamed karena Muhamedlah yang memberikan
order tersebut maka mereka sensitive di dalam hal ini. Itulah sebabnya film Mohamed versi kartun menampilkan orang-orang berbicara
mengenai Mohamed tanpa menggambarkan Mohamed dalam bentuk kartun. Bagaimana dengan kekristenan ? Saya meyakini bahwa orang
Yahudi dan kristenpun menekankan hal yang sama dalam Hukum Taurat ( Hukum 1 dan 2 ). Kita banyak mengagumi lukisan Yesus Kristus
yang dipernah dihasilkan dari karya pelukis terkenal seperti Rembrand, Da Vinci, Michaelangelo, Dali, etc. Apakah berarti
selama ini kita tidak merasa berdosa terhadap kenikmatan kita terhadap karya manusia mengenai Kristus ? Dalam Teologi Reformed
Injili, manusia dipanggil untuk menyatakan Tuhan di seluruh dunia dan menyatakan Firman Tuhan dalam kebudayaan manusia. Inilah
Gospel mandate dan Culture mandate. Apa yang dilakukan oleh Rembrand, Da Vinci, Michaelangelo dan sebagainya merupakan respon
culture mandate manusia, bukan memperilah allah lain tetapi memberikan gambaran manusia akan keberadaan Allah dalam hidup
manusia. Kita seperti anak sekolah minggu yang perlu melihat gambar tetapi bukan memperilahnya karena gambar itu hanyalah
alat Bantu saja. Kesalahan Katolik adalah mereka membuat patung para santo dan menyembah patung santo maka mereka telah menyalahi
hukum Taurat dan mereka harus bertobat. Tiada ada sepucuk gambarpun mengenai Allah yang mewakili standar asli Allah karena
manusia tidak mampu mengambarkan-Nya. ( Keluaran 33:20 ). Sekali lagi, semuanya hanyalah respon manusia dalam culture mandate.
That’s all !
Beberapa hal yang saya dapat pelajari
dari aksi protes kaum muslim ini :
1.
Tindakan massa muslim terlalu melakukan
apa yang namanya generalisasi karena kesalahan dilakukan secara universal oleh semua rakyat dan pemerintah Denmark tetapi
justru particular , pelakunya hanyalah 2 oknum kartunis yang harus mempertanggungjawabkan hal tersebut. Menurut hemat saya,
amukan massa
kaum muslim
yang liar seperti itu justru bukan membuat pembaca ataupun pemirsa semakin simpatik terhadap mereka tetapi semakin menyayangkan
sikap kekanak-kanakan mereka.
2.
Jika kita melihat dalam sejarah, ada
perbandingan yang kontras sekali antara agama Kristen dengan agama islam. Saat ini karikatur negative kartunis Denmark membuat massamuslim begitu marah kebakaran jenggot, bagaimana orang Kristen pada saat
800 gereja dibakar dan sampai hari tiada seorangpun pelaku dihukum secara institusional ? kenapa orang kristen seakan-akan
kurang jantan seperti kaum muslim, antusiasmenya kurang hot, apakah hati nuraninya udah mati ? Padahal jelas pembakaran 800
gereja dilakukan oleh massayang
berteriak “ Allahu Akbar, Al Jihad “. Semestinya orang Kristen bisa membalas marah terhadap mereka tetapi herannya
kok malah tidak ada ekspresi kemarahan yang meledak secara liar malah Dr. Ruyandi Hutasoit mewakili orang Kristen di Surya
Citra Televisi Liputan 6 mengatakan bahwa kami, orang Kristen telah mengampuni mereka yang telah bersalah kepada kami tetapi
secara hukum keadilan haruslah ditegakkan dalam bumi pertiwi. Rupanya pengertian teologis mempengaruhi ekspresi orang Kristen
mengapa mereka beraksi lebih silent, Pertama, Orang Kristen percaya bahwa seharusnya tak seorangpun manusia heran bila ia
dianiaya oleh dunia berdosa ini karena kecuali Kristus tidak ada seorangpun yang sempurna. Kedua, Seringkali orang Kristen
dianggap pesimis, gojik, terlalu mengasihani diri tetapi itu tidak tepat. Karena Kristus telah memerintahkan orang Kristen
“ Jangan kamu kalah terhadap kejahatan “ berarti Allah menuntut setiap orang Kristen aktif berjuang melawan kejahatan,
maju ke medanperang hingga Iblis dan kejahatan
dikalahkan dengan KEBAIKAN. Jadi ini bukan semangat gojik atau pesimis tetapi optimis dalam KEBAIKAN . Jika kaum muslim mengira
dengan melawan kejahatan dengan kejahatan itu menyelesaikan masalah, maka tindakan tersebut justru menunjukkan betapa dangkalnya
ilmu sehingga mereka begitu kekanak-kanakan. Jika kasus Indramayu, dr. Rebecca, Eti pangestu, Ratna bangun ( guru sekolah
minggu yang menginjili anak2 ) divonis 3 tahun oleh pengadilan Indramayu karena desakan lascar Izzub, MUI dan kaum muslim
Indramayu, mereka anggap diri menang ? mereka justru kalah. Dr. Rebecca, Eti Pangestu, Ratna Bangun hanyalah korban terorisme
jihad tetapi merekalah pemenangnya. Mengapa ? karena mereka mengerti diri mereka adalah lascar yang “ lebih ganas “
daripada mereka yang menuntut “ Gantung Rebecca “ karena mereka telah membalas kejahatan yang mereka terima dengan
kebaikan. Inilah alasan 800 gereja telah dibakar, orang Kristen tidak membalas bakar masjid. Karena orang Kristen dipanggil
untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan dan keadilan. Itulah order dari panglima perang kita, Kristus bagi gereja-gereja-Nya.
Pembalasan bukanlah ditangan kita tetapi pembalasan adalah hak-Ku ( Roma 2:19). Dalam bukunya “ Christ and Your Problem “, Jay Adams memberikan
jawaban yang tepat mengenai why :
l
we have no right to revenge
l
we have no ability to revenge
That’s an order from Christ. Maka saya
mengutip statement dari Cornelius Van Til bahwa “ Tiada banding melebihi kesaksian Kristus bagi Diri-Nya sendiri “.
3.
Di benua Eropa, manusia merasa dirinya ‘ free ‘ di dalam ‘ freedom’. Kebebasan pers tidak diintervensi
oleh pemerintah karena pers dilindungi oleh hukum hak asasi manusia bahwa manusia berhak mengekspresikan dirinya sendiri dengan
sebebas-bebasnya. Pada dasarnya demokrasi itu baik karena manusia diberikan freedom tetapi kenapa masalah karikatur Mohamed
dapat terjadi justru karena para kartunis telah salah menggunakan freedom dalam culture mandate sehingga ‘ freedom ‘
dimengerti menjadi ‘ vulgar ‘ atau ‘ naked ‘. Kita boleh bicara semaunya tanpa aturan maupun moral
yang baik. Kita boleh berekspresi semaunya mau legal maupun illegal, bahkan ‘ freedom ‘ juga diboncengi oleh Iblis.
Mau agama satanis boleh, mau agama bejad, boleh. Apa-apaan ini ? Inilah dilematis ‘ freedom ‘ yang disalahtafsirkan.
Maka jelas sekali, masalahnya adalah : Freedom of speech dan Freedom of religion. Maka tidak heran kebebasan yang ‘
verwoestte – hancur berantakan ‘ ini membuat manusia jatuh ke dalam kemelut dosa yang makin menghancurkan. Jika
demikian, mari kita selesaikan dulu satu pertanyaan ini, What’s Freedom ? Mengapa Freedom bukan buat manusia semakin
baik dan adil tetapi semakin vulgar, naked bahkan liar ! Ini serius ! Berapa banyak orang Kristen saya ajak ke gereja susahnya
minta ampun tetapi kalo ke karaoke ataupun diskotik jojing otomatis langsung berhasil ? Problem dimana ? Freedom yang terkontaminasi
dosa, maka freedom seperti inilah freedom yang telah :
l
menodai hubungan Allah – manusia
l
mendukakan Bapa
l
mengkhianati Darah Kristus
l
membuang muka atas pekerjaan Roh Kudus.
Jika kita menamakan diri ‘ Christian ‘ tetapi mengadopsi
‘ freedom ‘ yang ‘ verwoestte ‘ seperti itu maka kita termasuk orang yang terlalu lancing pakai istilah
“ Christian “ tanpa pemahaman religius dan moral dengan benar. Adakah True Freedom, Kebebasan yang sejati ? Ketika
manusia diciptakan di dalam kondisi berintegritas dalam kalimat Augustine, “ posee non pecare – bisa tidak berdosa
“ lalu manusia jatuh ke dalam dosa sehingga ketaatan kepada Allah hilang ( istilah John Calvin ; rusak total ) dan kebebasan
tidak hilang. Manusia menjadi budak dosa dan diri budak dosa “ non posse non
pecare – tidak bisa tidak berdosa “, hanya Kristus satu-satunya juruselamat yang mampu memulihkan manusia dan
Roh Kudus melahirbarukan dalam kondisi “ posse non pecare – bisa tidak berdosa “. ( Galatia 5:1, II Korintus
3:17 ) maka Kebebasan sejati ada, yaitu kebebasan yang menyenangkan dan memuliakan
Tuhan ( solideo Gloria ), kebebasan tuk menyatakan kasih-Nya, kebebasan tuk menyatakan kebaikan-Nya, kebebasan tuk menyatakan
keadilan-Nya.Inilah kebebasan yang arahnya benar dan maknanya benar, melakukan kehendak Tuhan secara sukarela sebagai ucapan
syukur kita kepada-Nya ( Roma 8:20-21 ). Apakah berarti limited freedom ? Saya kutip gambaran dari Cornelius Platinga bahwa
seekor ikan bebas berenang tetapi hanya di dalam air. Saya harap saudara dapat menangkap hikmat-Nya.
4.
Samuel Hungtinton, penulis buku “ The Clash of Civilizaton – Benturan Peradaban “ pernah menuliskan
bahwa hubungan dunia Barat dan dunia Islam akan menjadi runcing dan jurang pemisah semakin terbentang curam. Apakah ‘
nubuat ‘ Samuel Hungtinton akan menjadi nyata ? Jika benturan peradaban itu terjadi maka semangat “ Barbarian
Invasion “ telah menginjak dunia nyata. Adalah nubuat Hungtinton mungkin terjadi tetapi nubuat yang pasti terjadi bahwa
masa ini adalah masa akhir zaman dimana ada terdengar deru perang, kelaparan, gempa bumi, dan sebagainya. Bagaimana respon
saudara ?Kebebasan
massayang menggulingkan keadilan menjadi
ketidakadilan itu liar. Saat 800 gedung gereja dibakar, dimanakah suara keadilan dari meja pengadilan ? nothing solutions
from justice department ! padahal foto-foto pembakaran gereja dapat menjadi bukti untuk mencari pelaku-pelakunya. Saya pernah
membaca sebuah buku yang memuat foto massasebelum membakar gereja di Situbondo yang berteriak “ Allahu Akbar, Al Jihad “. Foto tersebut memuat sebagian
dari ribuan wajah yang terang-terangan kelihatan jelas seperti lihat KTP tetapi dimanakah keadilan ? Tidak heran, Rev. Dr.
Stephen Tong memukau pendengarnya saat ia berkhotbah dalam Paskah Nasional di Monas “ Pengadilan menjadi tempat paling
tidak adil … Mahasiswa hukum yang tidak takut akan Allah bisa jadi alat setan ! Hakim, jaksa, pengacara harus takut
kepada Allah “. Kebebasan massayang sembarangan bukannya menyatakan
keadilan dan kebaikan dengan benar malah membuat orang-orang benar menjadi korban penderitaan dari kesembarangan kebebasan
mereka. Banyak penderitaan demi penderitaan harus dicicipi oleh orang yang bersandar kepada Tuhan terutama Kristen. Sejak
saya mendengar berita dr. Rebecca, eti pangestu, ratna bangun tanggal 1 september 2005 divonis 3 tahun penjara, saya melihat
respon jumlah 6 truk kaum muslim terutama laskar Izzub, MUI bersukaria sambil meneriakkan “ Allahu Akbar ! God is greater
! Hang Rebecca ! Kapok ! “. ( Ingatan saya dibawa kepada situasi film The Passion of
the Christ “ saat Yesus Kristus diadili , orang bersukaria sambil meneriakkan “ Salibkan Dia “ Bunuh
Dia ! Yesus hanya tenang. )Tetapi mereka tetap tenang menerima keputusan tersebut dan mereka justru menguatkan orang Kristen
lainnya untuk tetap setia melayani Yesus, satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup. Bagaimana respon kita ? masihkah engkau
melakukan rasionalisasi teologis tuk melayani Tuhan ? masih beranikah kita malas melayani Tuhan ? Meski mereka menderita menjadi
korban jihad teroris tapi masih menguatkan pelayan Tuhan yang lain. Saya teringat pesan Wang Ming Dao, pendeta Cina yang dipenjara
di Beijingkepada orang Kristen abad 21 “
Keep walking in the hard road “. ( I Korintus 9:19). Alvin Platinga mengatakan bahwa saat kita mengalami penderitaan, terkadang semuanya dapat mencobai
kita untuk berontak tetapi justru dimensi inner kita tidak mungkin berontak. Pertama-tama saya tidak dapat mengerti, kenapa
dimensi inner tidak mungkin berontak tetapi saya memperoleh jawaban dari khotbah Rev. Dr. Stephen Tong bahwa kita sedang digarap
oleh Tuhan untuk mencapai suatu taraf yang jauh lebih baik daripada sebelumnya karena Tuhan masih mau pakai penderitaan untuk
mendidik kita sampai jadi, maka mereka yang melayani Tuhan adalah mereka yang diberikan hak untuk berjuang dalam medan peperangan
bagi Tuhan karena janji Tuhan “ Aku telah mengalahkan maut “. They did ! Haleluyah ! Puji Tuhan ! Meski 3 tahun
mereka harus dipenjara, dimensi inner mereka terus menyala tuk membangkitkan orang Kristen lainnya tuk berjuang lebih militant
menyatakan kebaikan Bapa di hadapan musuh kita karena kita memiliki kebebasan sejati. Martin Luther dalam bukunya “
Freedom of a Christian “ menuliskan bahwa seorang tuan yang bebas sepenuhnya, tiada menghamba kepada siapapun. Seorang
Kristen adalah seorang pelayan yang taat sepenuhnya, menghamba kepada semua orang
“. Maksud ini diperjelas oleh Anthony Hoekema bahwa kebebasan sejati adalah kebebasan yang unlimited untuk mengasihi
Tuhan dan sesama meski menderita. Kiranya Tuhan memakai kita untuk tiada henti mengasihi musuh, mengalahkan kejahatan dengan
kebaikan dan membawa kedamaian di dunia ini. Jangan lengah saudara seiman dalam Kristus, Tetaplah berdoa bagi hamba-hamba-Nya
yang berjuang di medanperang membawa pedang Kebenaran
yang mengalahkan kejahatan dengan kebaikan dalam kasih-Nya ! God with us ! Haleluyah ! Gloria in excelsis Deo !
Solideo Gloria
Ev. Daniel Santoso