Sola Scriptura Indonesian Fellowship
Terorism, Violence & Father's World
Kebebasan, Agama, Budaya
Gift of Love
Suffering Servant
Misi Allah Bagi Dunia
Yesus satu-satunya Juruselamat Dunia
We are the Salt and Light
Hikmat Tuhan
Visi dan Misi
Hot News
Christmas : Spirit of Incarnation
Terorism, Violence & Father's World
Suffering World
The Uniqueness of Christ in History
Stephen Tong links
Contact Us
Photo Gallery
Kebebasan Sejati

 Terorism, Violence & Father's World

Daniel Santoso

Terorisme sampai sekarang tidak definisi yang jelas tetapi pasti bernuansakan negatif karena semua tindakannya berbau darah manusia yang harus kehilangan nyawanya tanpa mereka mengetahui apa kesalahan mereka. Terorisme dikenal sebagai kekerasan yang terorganisasi. Mereka memakai kekerasan dan ancaman demi kelancaran tujuan mereka sendiri tanpa memikirkan orang lain dan teror yang mereka fokuskankan membuat seluruh dunia diliputi dengan rasa kuatir dan ketakutan yang tidak beralasan dan memperoleh dukungan politik yang lebih luas. Sebenarnya apa motivasi terorisme dewasa ini ? banyak pandangan mengenai hal ini, anti USA karena USA dipandang serakah serta sebagai negara yang hendak mengambil alih kekayaan Timur Tengah. ada juga yang mengatakan karena adanya post apocalytic ( visi masa depan ), ada juga karena perbedaan etnik yang memacu berkembangnya terorisme dewasa ini.

Violence menjadi bahasa teroris untuk menunjukkan apa yang mereka mau. Violence is the language of the last resort. Disini terorisme sudah menunjukkan dirinya tidak memiliki perikemanusian, tidak punya hati dan tidak peka terhadap orang lain sehingga mereka bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.

Taufik Hidayat ( 21 ), seorang atlet bulu tangkis Indonesia saat menerima medali emas Sea Games 2002 di Pusan, Korea, ia berkata " saya tidak habis pikir saat kita berjuang untuk nama baik Indonesia, masih ada yang tega melakukan pembunuhan seperti ini ! Baginya bukan hanya momen bom di Legian, Bali tetapi juga masa lampau dimana Mei 1998 ia berjuang di Piala Thomas saat Jakarta mengalami kerusuhan yang merusak nama baik Indonesia di dunia internasional. Sebagai respon ia sebagai warga negara , ia mempersembahkan medali emas bagi korban bom. Secara pribadi saya bangga dan salut terhadapnya dan saya harap kita harus berupaya membangun kembali keutuhan bangsa ini, jangan sampai kita diombang-ambingkan dengan begitu gampangnya oleh teroris yang berani membacking " agama " di dalamnya sehingga kita sendiri dapat melihat rupanya agama bukan saja spiritualitas yang baik tetapi juga yang buruk. Dosa agama berkedok suci tetapi jahat merupakan suatu dosa terbesar daripada dosa kebudayaan maupun dosa penyembahan berhala karena kemunafikan dan kemurtadan nyata terlihat di dalam dosa tersebut.

Mengapa harus ada konflik antar agama ? Bukankah konflik dapat menimbulkan kemarahan lalu dilanjutkan dengan suatu perang ? Jangan kita menjadikan konflik sebagai pertikaian yang memukul diri kita sendiri tetapi biarlah kita belajar mengasihi orang lain dan menghormati mereka. memang orang kristen sering dipermainkan oleh agama lain mengatakan " bukankah Allahmu Maha Kasih ? kalau begitu mengapa kau harus membalas perlakuan yang jahat yang dilakukan orang lain kepadamu ?". Memang Allah adalah kasih tetapi ingat Allah juga Maha adil. Gereja dapat dibakar tetapi Allah tidak dapat dibakar oleh siapapun karena Allah adalah api yang menghanguskan. Maka jangan bermain-main dengan Allah karena Allah mampu menghentikan perbuatan keji setiap manusia. Mungkin sepertinya Allah menjadi teroris tetapi berbeda , disini Allah benar-benar extreme benci dosa karena Allah itu kudus dan tidak berkompromi dengan dosa. Hendaklah kita bertobat di hadapanNya dan tidak bermain-main dengan Allah. Jangan sampai Tuhan menghajar kita baru kita sadar bahwa Allah adalah Allah yang tidak patut kita permainkan dan Allah membuat kita tidak mampu berdiri tegak menatap kemuliaan dan kekudusanNya.

Kembali melihat tragedi 11 September 2002 di New York, 12 Mei 1998 di Jakarta, 12 Oktober 2002 di Legian Bali ... Begitu banyak korban meninggal dunia dan menderita luka-luka. Bagaimana kita sebagai orang kristen berespon dengan semuanya ini ? apakah kita hanya bisa menjadi penonton saja melihat penderitaan ini ?

Kisah Ayub 2:11-13 merupakan suatu kisah dimana Ayub mengalami penderitaan yang kesannya tidak wajar dan ketiga temannya setia menunggunya dan jika kita melihat ketiga teman Ayub maka kita akan melihat hal luar biasa yang mereka lakukan. Mereka sahabat Ayub dan mereka bisa merasakan apa yang dialami oleh Ayub. mereka membayangkan bagaimana hancurnya Ayub mengalami semuanya ini sehingga mereka ikut mengkoyakkan pakaian mereka. Saat teror bom di Bali terjadi, 184 korban meninggal dunia, apa yang kita lakukan ? apakah kita seantusias kawan Ayub ? merasakan penderitaan mereka ? 3 Sahabat Ayub dapat merasakan apa yang diderita oleh Ayub tetapi tidak hanya merasakan tetapi mereka juga mencoba menganalisa sebenarnya mengapa Ayub, seorang saleh dan taat harus mengalami penderitaan yang tidak wajar seperti ini ? mereka mulai memikirkan semuanya dan mencoba memberikan analisa menurut pemikiran filsafat rasionalitas mereka masing-masing dan akhirnya mereka senada menganggap Ayub mempunya dosa terselubung. Manusia menggunakan philosophy dan pemikiran sendiri menganalisa lebih dalam. Eliphas menganalisa memakai causalitas ( sebab akibat ), kalau Ayub begini pasti karena ada penyebabnya yaitu dosa, padahal jelas dalam Alkitab dikatakan bahwa Ayub orang saleh dan tak bercacat cela. Banyak korban meninggal karena bom dewasa ini dan seringkali kita tidak sense di dalam hal ini, pada saat orang menderita apa yang kita lakukan ? Apakah kita hanya menganggap itu bukan bagian dari kehidupan kita ? bagaimana jika semua tragedi itu menimpa kita ? bukankah itu menjadi bagian dalam kehidupan kita ? mungkin selama ini kita hanya menganalisa tetapi tidak pernah memikirkan sebenarnya bagaimana peranan kita dalam dunai ini !

Walaupun belakangan ini kita terus menerus melihat dan mendengar mengenai Violence tragedy tetapi keindahan alam di sekitar kita masih dapat kita nikmati dan membuat kita, manusia masih dapat bersyukur kepadaNya. Maltie D. Babcock, seorang Presbyterian dikenal sebagai pemimpin pemuka, atlet profesional, setiap ia lari pagi, ia berucap " aku keluar untuk melihat dunia milik Bapaku ". menyatakan kekaguman kepada alam yang indah dalam syair hymne yang indah " This is My Father World ". Hymne tersebut merupakan musik semesta yang ia ciptakan dimana ia menyatakan Allah yang tidak tertandingi dan keyakinan bahwa Kristus bertahta  serta bumi dan sorga akan bersatu.

Kiranya Tuhan memberkati kita dan menyadarkan setiap kita bahwa walaupun penderitaan tidak kunjung padam tetapi biarlah melalui semuanya ini kita sebagai orang kristen dapat melihat bagaimana Allah masih memelihara dunia ini karena " This is My Father's World ".

Sola Scriptura Indonesian Fellowship