|
TAKLID
DALAM IBADAH
Definisi
taklid adalah: Mengikuti pendapat orang lain, baik dalam keyakinan, ucapan
maupun perbuatan tanpa didasarkan pada argumen, baik sangka, dan pengesahan
dalil yang benar.
Taklid
seseorang dalam agama dapat terjadi dalam dua hal berikut:
Taklid dalam urusan akidah: yakni keimanan seserrang kepada Allah dan
rasul-Nya tanpa didasarkan pada dalil akal yang dapat mendukung kebenaran
imannya. Keimanannya hanya didasarkan pada apa yang ditemukan dari orang
lain.
Taklid dalam urusan ibadah: yakni, amal ibadah seseorang yang berpedoman
pada apa yang ditemukan pada orang lain (terutama para ulama) tanpa mengetahui
apa, dari mana dan bagaimana dia memahami makna dan sumber yang aslinya.
Pada
dasarnya kedua macam taklid ini sama-sama merupakan penyakit hati yang
seyogianya dapat di hindari. Namun para ulama salaf membolehkan orang
awam untuk bertaklid sepenuhnya (tanpa harus mengerti) hal ikhwal peribadatannya
kepada Allah SWT. Menurut mereka betapa akan menyulitkan kalau semua orang
disyaratkan memahami (fiqih) persoalan syariah. Adapun terhadap taklid
dalam urusan akidah, para ulama salaf menilainya tidak boleh; bagi mereka
yang taklid dianggap tidak sah imannya. Artinya, sebodoh apapun seseorang,
dia tetap harus berusaha memahami dan mekrifat atas apa yang dia idamkan.
Allah
mengisyaratkan mengenai tidak bolenya seorang mukmin bertaklid dalam akidah:
"Katakanlah olehmu (Muhammad), telitilah apa-apa yang ada di langit…(QS.
Yunus, 101) "Hendaklah manusia mempelajari dari apa dia diciptakan.
(QS. Ath-Thariq,5) "Dan apbila dinasihatkan kepada kepada orang-orang
kafir: "Ikutilah segala apa yang telah Allad turunkan kepada mereka,"
maka mereka menjawab: " Kami hanya mengikuti segala apa yang kami temukan
dari leluhur kami, meskipun orang-orang tua mereka sama sekali tidak mengerti
apaapun (yang di jalaninya) dam mereka tidak mendapat petunjuk." (QS.
Al-Baqarah:170).
Ayat
kesatu dan ke dua mengharuskan setiap mukmin mempelajari buktii-bukti
kekuasaan Allah terhadap makhluk-Nya agar lebih menguatkan tali (akhidah)
imannya kepada Allah. Pada ayat ketiga, Allah mencela sikap taklid sebagai
perbuatan hati yang tidak bertanggung jawab, seperti perbuatan kafir quraisi
mempertahankan akhidah batilnya.
Meskipun
ada pengecualian tentang bolehnya taklid dalam masalah ibadah, secara
umum sifat ini dilarang oleh Allah SWT: "Janganlah kamu mengikuti apa-apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan atasnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.
(QS.Al-Isro':36)
Oleh
karena itu hendaklah umat islam sadar bahwa penyakit ini harus mulai dihindarkan
satu-persatu. Dia merupakan penyebab kebodohan umat, dan salah datu indikator
kemunduran. Ingat, musuh umat ini jauh lebih cemerlang pemikirannya, baik
dalam menata dan menguasai dunia (yang seharusnya menjadi hak orang-orang
saleh) maupun dalam aspek pertahanan (ribat) mereka terhadap kemajuan
dan ketinggian agama mereka. Padahal sejak kelahirannya, Islam mengharuskan
pemeluknya untuk belajar dan belajar. Tujuannya, agar umat Islam dapat
menguasai semua anugrah ilmu dan pengetahuan yang sudah Allah tebar di
balik ayat-ayat-Nya, baik pada ayat qhauliyah (Al-Qur'an) maupun ayat
khauniyah (alam semesta).
Akan
tetapi, titah ini kurang mendapat tanggapan dari umat yang mayoritas ini.
Mereka merasa cukup dengan taklid butanya. Merekapun tetap dalam kebodohannya.
Banyak diantara mereka yang tahu Islam hanya sebatas ajaran shalat, zakat,
shaum, ibadah haji dan aktivitas ritual lainnya. Mereka tidak sadar bahwa
agama ini bahwa agama ini juga memperhatikan masalah sosial, ekonomi,
politik tata negara, administrasi, kriminal, pidana dan perdata, juga
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus mereka perjuangkan dimuka bumi
ini.
Kelompok
umat Islam selama ini, disetiap negara mayoritas Muslim, merupakan kelompok
paling besar (sampai 80 %). Mereka tahu tentang Islam tetapi sangat sderhana
sekali pengetahuannya. Selain kurang memberikan peranannya dalam harokatul
Islam (perjuangan Islam), kelompok ini mudah terpengaruh budayawan non
Islamyang mencoba memasukkan virus-virus kekufuran dalam imannya, segera
mereka ragu dalam memegang keyakinannya sebagai suatu akhidah yang benar
yang harus mereka pertahankan. Di lain pihak, segala aktivitas ibadah
kurang memberikan dampak yang nyata sesuai dengan maksud disyariatkannya
amal tersebut oleh Allah (maqosidut-tasyri').
Adapun
penyebab peyakit taklid antara lain sebagai berikut: Dalam diri si muqallid
( orang yang bertaklid) tidak ada motivasi yang jelas dengan Islam yang
di sandangnya, kecuali kebahagiaan mendapatkan syurga di akhirat. Kondisi
diatas merupakan akibat dari pola dakwah para dai yang sasarannya hanya
sebatas pemberian lebel keislaman seseorang yang telah mengikrarkan dua
kalimah syahadat. Dakwah lebih banyak berkisar pada keabsahan perkawinan
dengan sesama muslim, halalnya sembelihan mereka, kesalahan-kesalahan
dalam menjalankan shalat, diterimanya zakat, diperbolahkannya melakukan
perjalanan ibadah haji. Singkatnya yang diprogramkan para da'I adalah
syahadat syar'an.
Program
dakwah belum sampai pada pembentukan seorang muslim yang bertanggung jawab
pada syahadat yang dia ikrarkan; yakni syahadat yang dapat mendorong pemeluknya
beramal berdasarkan undang-undang Allah dan Rasul-Nya; syahadat yang dapat
menjamin kebahagiaan dunia akhirat (syahadat munjin). Misi orang-orang
non-Islam, teruama yahudi dan nasrani yang selalu berusaha menjauhkan
umat Islam dari ajarannya, sehingga mayoritas umat Islam menjadi awam
dengan ajaran dienul Islam yang sebenarnya.
Obat
yang paling ampuh untuk membebaskan hati dari penyakit taklid ini adalah
dengan meningkatkan kualitas para pendakwah dalam menjelaskan Islam, dengan
program dakwah yang lebih nyata. Selain itu juga meningkatkan kesadaran
kaum awam akan kekurangan mereka dalam mempelajari Islam dan menyakini
apa yang dia imani selama ini.
|
|